-Title :
Eomma
-Author :
Fani Yunisa
-Main Cast :
Lee Chae Rin (2NE1)
-Support Cast :
Lee Min Young (Miss A)
Lee Jihyun (T-Ara)
Kim Junsu (2PM)
-Rating : AG
-Genre : Family
-Length : Oneshot
---
Aku melihat yeoja paruh baya itu di bawah sana. Ia sedang duduk menangisi satu gundukan tanah. Terlihat sekali dari wajahnya bahwa ia sedang meratapi gundukan tanah itu, menyesal dengan apa yang selama tujuh belas tahun terakhir ini ia perbuat. Ia ditemani seorang namja yang dulu aku panggil ‘appa’. Tak ketinggalan di belakang mereka berdiri dua orang yeoja yang masih muda. Dulu mereka aku panggil ‘eonnie’. Mereka kelihatan sedih sekali walaupun tidak menangis seperti yeoja paruh baya itu. Yeoja paruh baya yang dulu aku panggil...‘EOMMA’.
Semasa aku hidup, eomma tak pernah mengeluarkan air matanya seperti itu di depanku, bahkan setetes pun tidak. Aneh rasanya bagiku melihat eomma menangis dari atas sini. Eomma...kenapa penyesalanmu itu baru datang sekarang? Kenapa penyesalan itu tidak datang di saat aku masih hidup? Percuma kau menangisi kepergianku, karena aku tak akan pernah kembali.
Coba aku ingat...apakah ketika aku lahir kau pernah mengurusiku? Bahkan memberiku ASI pun tidak pernah. Kalau tidak ada pembantu setiamu itu, siapa yang akan mengurusiku? Appa memang peduli padaku, tapi kepeduliannya itu hanya bertahan satu tahun karena kau menyuruhnya untuk mengabaikanku. Kau pun menyuruh Min Young eonnie dan Jihyun eonnie untuk menganggapku tidak ada.
Dan aku terkejut ketika tahu bahwa yang memberiku nama ‘Lee Chae Rin’ bukan kau, appa, atau eonnie, melainkan pembantumu! Begitu jijikkah kau memikirkan nama untukku sampai-sampai harus orang lain yang memberikan aku nama?
Kau sayang pada Min Young eonnie dan Jihyun eonnie, tapi kenapa padaku tidak? Kau memasukan mereka ke sekolah elite di Seoul ketika tahun pertama sekolah. Sedangkan aku? Kau tak pernah membiarkanku memperoleh pendidikan layaknya Min Young eonnie dan Jihyun eonnie. Hanya pembantumu lah satu-satunya guruku. Dia yang mengajari aku bagaimana caranya berbicara, berjalan, membaca, makan, dan mandi. Bahkan ketika masih berumur tujuh tahun, aku sudah diajari bagaimana caranya mengurus pekerjaan rumah. Padahal anak-anak seumuranku saat itu sedang masa-masanya bermain dan mengenal dunia.
Kenapa kamar Min Young eonnie dan Jihyun eonnie tidak sama denganku? Kenapa kamar mereka lebih bagus dan lebih luas? Kenapa kau membiarkanku tidur sekamar dengan pembantumu? Bahkan aku harus berbagi tempat tidur dengannya. Semua keperluanku, pembantumu yang membelikannya, walaupun uangnya pemberian dari appa. Aku sempat berpikir, apakah aku ini anak kandungmu? Kalau bukan, kenapa kau membiarkanku tinggal di rumah itu? Aku rasa akan lebih menyenangkan jika tinggal di panti asuhan.
Kau tidak pernah berbicara padaku. Kalaupun ada sesuatu yang menyangkut diriku, kau pasti berbicara dulu pada pembantumu dan menyuruhnya untuk menyampaikannya padaku. Aku juga belum pernah mendengar kau menyebut namaku. Dan aku juga tidak ingat kalau kau pernah menyentuhku. Sebenarnya, kau anggap aku ini apa?
Aku tak mengerti apakah kau membenciku atau tidak. Saat aku tidak sengaja menumpahkan kopi di baju pestamu yang mahal, kau tidak marah. Saat kau kehilangan perhiasan kesayanganmu, kau tidak menuduhku. Juga saat aku tidak sengaja membuat Jihyun eonnie terjatuh dari tangga, kau tidak menyalahkanku. Kalau kau tidak membenciku, lantas apa?
Oh iya, kau tidak pernah mengajakku ke pesta. Padahal beberapa dari undangan pesta itu menyebutkan bahwa mereka mengundang ‘Keluarga Besar Lee’, tapi yang pergi ke pesta hanya kau, appa, dan eonnie. Kau menelantarkanku di rumah dengan pembantumu. Aku jadi ragu apakah teman-temanmu tahu bahwa kau memiliki tiga orang anak?
Eomma, sempat aku berharap bahwa suatu saat nanti kau akan baik padaku, peduli, perhatian, dan sayang padaku. Tapi ternyata harapan yang aku tunggu-tunggu itu tidak kunjung datang sampai tiba saatnya aku pergi meninggalkan dunia ini.
Ya, akhirnya aku pergi meninggalkan dunia ini. Kau tahu apa sebabnya aku meninggal? Aku tertabrak mobil. Kau tahu kenapa aku bisa tertabrak mobil? Karena aku berlari dengan pikiran kosong dan hati yang terluka. Dan kau tahu kenapa pikiran dan hatiku bisa kosong dan terluka? Itu semua karena aku telah mendengar hal terbodoh yang pernah kau lakukan di masa lalu saat kau sedang mengandung aku!
Aku ingat sekali kata perkata yang kau ucapkan pada appa di depan pagar rumah. Memori itu tersimpan baik di otakku.
Ketika itu, aku baru pulang dari pasar. Aku melihatmu dan appa sedang berdiri di depan pagar rumah. Kalian membicarakan sesuatu yang serius tanpa menyadari kehadiranku.
“Kau ingat peramal itu?! Peramal pria yang kita temui di pesta ulang tahun anak direktur perusahaanmu itu, kau ingat??! Dia yang mengatakan pada kita bahwa jika kita melahirkan dan mengurus anak ketiga yang sedang aku kandung, kita akan jatuh miskin dan terlibat banyak hutang. Dan satu minggu setelah aku melahirkan anak ketiga, kita kecurian uang dua puluh juta, apa kau ingat???!!!” eomma berusaha mengecilkan suaranya, tapi tidak bisa. Ia berbicara dengan suara bergetar. “Aku menemuinya di rumah sakit jiwa saat sedang menjenguk Junsu. Dan ketika aku bertanya pada penjaga di sana, ternyata pria itu sudah gila sejak 20 tahun yang lalu dan dia sering menipu orang-orang dengan ramalannya!!” eomma mulai menangis di pelukan appa. “Apa yang telah aku lakukan?? Aku sudah mempercayai ramalan itu selama tujuh belas tahun. Aku sudah menelantarkan anak ketigaku selama tujuh belas tahun, kau tahu itu? KAU TAHU ITU??!!! Aku bodoh, aku bodoh, aku BODOH...!!!!” eomma berteriak kencang dan ia menangis semakin keras.
Tentu saja aku yang mendengar pembicaraanmu dengan appa terkejut bukan main. Kau mempercayai ramalan bodoh seperti itu? Kau mempercayai ramalan yang diucapkan oleh orang gila?! Kau menelantarkanku dan menganggapku tidak ada selama tujuh belas tahun ini karena kau percaya dengan sesuatu yang bodoh seperti itu?! Eomma macam apa kau?!
Saat itu aku tidak tahu harus berkata dan berbuat apa. Aku berlari meninggalkan kau dan appa yang tekejut melihat kedatanganku. Tapi semua sudah terlambat. Sebuah mobil pengangkut barang melintas sangat cepat tepat di depanku. Aku tertabrak dan terlempar sejauh lima meter. Dan setelah itu, aku sudah tidak ingat apa-apa lagi.
Ketika aku terbangun, aku sudah berada di atas sini dan melihatmu menangisi tempat peristirahatan terakhirku. Sungguh ironis. Perlakuanmu padaku selama tujuh belas tahun itu tidak menghasilkan apa-apa. Hanya menghasilkan penyesalan yang mendalam dan tak berguna.
Sudah waktunya aku pergi, aku tidak bisa berlama-lama melihatmu dari atas sini. Sesuatu yang berada di atas sana sudah memanggilku untuk bergabung.
Selamat tinggal eomma. Aku tak akan pernah melupakan semua perlakuanmu padaku selama aku masih hidup. Dan asal kau tahu, hanya satu alasan yang membuatku bertahan untuk tetap tinggal di rumah itu. Meskipun kau menganggapku tidak ada, tapi aku menyayangimu. Aku menyayangimu sebagaimana seorang anak menyayangi eomma-nya. Rasa sayang itulah yang membuatku bertahan untuk tetap tinggal bersamamu, eomma...
-THE END-
PLEASE LEAVE YOUR COMMENT...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar