Triangle Love (Part 1)
Author :
Dini
Main Cast :
Cho Kyuhyun ( SUPER JUNIOR )
Kim JongWoon ( SUPER JUNIOR )
Dini ( Author narsis )
Fani Yunisa [OC]
Support Cast :
All member super junior
Rating :
PG
Genre :
Love
Length :
Chapter
Ps :
Annyeong, Annyeong readers..
Ini adalah FF perdana aku yang dipublish di blog.
Sorry kalau rada-rada gaje, gak nyambung ataupun ngebosenin.
Jangan lupa buat RCL.
Kamsahamnida^^
Happy reading…^^
—Rating :
PG
Genre :
Love
Length :
Chapter
Ps :
Annyeong, Annyeong readers..
Ini adalah FF perdana aku yang dipublish di blog.
Sorry kalau rada-rada gaje, gak nyambung ataupun ngebosenin.
Jangan lupa buat RCL.
Kamsahamnida^^
Happy reading…^^
Dini’s POV
Hari ini adalah hari yang sangat memlelahkan dan sangat menyenangkan. Tentu saja, hari ini adalah hari terakhir aku ujian semester. Aku adalah seorang mahasiswi semester 3 fakultas hukum di salah satu universitas negeri ternama di Jakarta. Besok aku sudah mulai libur dan aku akan langsung pergi ke korea untuk mengunjungi sepupuku Fani. Ya, sepupuku itu memutuskan untuk kuliah di Korea, tepatnya di Inha University, Incheon Korea Selatan. Dia memutuskan untuk ikut dengan orang tuanya yang di pindah tugaskan kesana. Dia pernah tinggal bersamaku saat SMA, saat itu orang tuanya sedang ditugaskan di Bali, tetapi dia lebih memilih tinggal bersamaku di Jakarta. Dia bilang, dia ingin tinggal bersama dengan orang tuanya setelah 3 tahun terpisah, itu jawabannya ketika di tanya oleh eommaku alasan dia pindah. Tentu saja itu bukan alasan, aku yakin dia pindah ke sana karena boyband yang sangat dia gilai itu, apa lagi kalau bukan “SUPER JUNIOR”, terutama biasnya si magnae evil, siapa lagi kalau bukan CHO KYUHYUN.
Aku sangat tertarik untuk mengunjunginya setelah membaca tweetnya kemarin. Dia bilang dia bersahabat dekat dengan Ryeowook Super Junior, bahkan dia bilang, dia sudah sering sekali main ke dorm suju dan bersahabat dengan semua member termasuk biasnya, dia juga bilang dia akan mengajakku ke dorm suju jika aku mau mengisi liburanku disana. Bagaimana aku tidak tertarik ? aku juga menyukai super junior, aku sudah menyukai mereka sejak SMA, tentu saja karena tertular virusnya Fani yang sangat menggilai boyband itu. Ah, aku sudah tidak sabar menunggu besok.
Skip >…
(Keesokan harinya di Bandara Soekarno Hatta)
“Hati-hati ya sayang, segera kabari kalau kau sudah sampai di sana.” kata eommaku.
“Tentu saja, aku pasti akan sangat merindukan kalian.” jawabku lalu memeluk bumonimku bergantian.
“Sampaikan salam kami kepada kedua orang tua Fani.” kata appaku.
“Baik appa. Aku pergi dulu, dadaaaahh….” kataku sambil melambaikan tangan pada mereka dan berjalan menuju pesawat yang akan membawaku ke Korea.
Dini’s POV End
Fani’s POV
Aku tidak sabar menunggu kedatangan sepupuku Dini. Mungkin sebentar lagi dia akan menghubungiku untuk menjemputnya di bandara.
Drrrrrt……drrrrrttt….drrrtttt……
Hey, suara apa itu? Ah, baboya itu kan suara getaran handphoneku, ternyata ada panggilan masuk. Nomornya tidak dikenal.
“Yeobosseo.” jawabku mengangkat telepon.
“Hey.. Fani, kau tidak lupa untuk menjemputku bukan? Aku sudah menunggumu hampir setengah jam, tapi kau belum muncul juga.” jawab seorang yeoja yang tak lain adalah sepupuku. Tapi, tunggu sebentar, sejak kapan dia lancar berbicara dengan bahasa Korea.
“Kau sudah sampai? Mengapa kau tidak langsung menghubungiku? Ngomong-ngomong sejak kapan kau lancar berbicara dengan bahasa Korea?” tanyaku heran dengan menggunakan bahasa indonesia.
“Aish, kau ini. Tentu saja aku tidak langsung menghubungimu, hp-ku kan masih menggunakan nomer Indonesia, aku mencari kartu operator Korea dulu baru bisa menghubungimu. Cepat jemput aku, jangan lupa save ini nomer ku selama aku di Korea, aku sekarang sedang berada di lobi bandara. Dan satu lagi, selama aku di korea kita harus berbicara dengan menggunakan bahasa korea, arra? aku tidak ingin mendengar kau berbicara dengan menggunakan bahasa indonesia lagi, kau terdengar kaku.” cerocosnya.
Bip. Sepupuku langsung memutuskan hubungan telepon denganku sebelum aku sempat menjawabnya. Kuraih jaket dan kunci mobilku, dan segera berangkat menuju bandara untuk menjemput sepupuku.
Fani’s POV End
Author’s POV
Hari ini Fani ada jadwal kuliah, dan kedua orang tuannya sibuk bekerja di kantor, jadi Dini memutuskan untuk pergi ke perpustakaan yang sempat dia lewati saat perjalanan dari bandara menuju rumah Fani. Tentu saja diantar Fani, kalau tidak mungkin dia tidak akan pernah sampai ke perpustakaan itu karena tersesat.
“Kau jangan pergi kemana-mana sebelum aku menjemputmu, aku khawatir kau tersesat.” Pesan Fani, ketika mereka sampai di depan perpustakaan. Dini hanya mengangguk tanda mengerti.
“Jika kau merasa bosan, kau tinggal pergi saja ke cafe yang ada di sebelah perpustakaan , dari lantai atas akan jelas terlihat pemandangan kota yang indah. Kau bisa mengambil memerapa gambar dari sana untuk oleh-oleh.”
“Jinjja?” tanya Dini bersemangat. Dini memang sangat menyukai photography, apalagi jika objeknya pemandangan. Bahkan saat SMA dia pernah mendapatkan juara 2 lomba memotret antar SMA se-Jabodetabek. Dan masuk salah satu universitas jurusan photography tanpa tes. Tapi tidak dia ambil, karena dia pikir itu hanya untuk sekedar hobby saja.
“Ne, sudah cepat keluar, aku tidak ingin terlambat kuliah.”
“Baiklah, kau ini cerewet sekali. Jangan lupa menjemputku.” Dini pun turun dari mobil Fani.
“Baiklah, bye..”
Setelah membalas lambaian tangan Fani, Dini segera masuk ke dalam perpustakaan untuk melihat-lihat koleksi buku-buku yang ada di perpustakaan. Tak lama dia menemukan buku yang menarik perhatiannya yaitu buku resep masakan korea. Memang selain hobby memotret, dia juga sangat hobby memasak. Dini pun segera mencari tempat duduk yang nyaman untuk membaca buku resep itu. Ketika sedang membaca, datang seorang namja duduk di sebelahnya dan bersembunyi di balik badan Dini. Dini hanya bisa menatap heran kelakuan namja yang ada di sampingnya itu.
“Hufftt.. syukurlah mereka sudah pergi.” gumam namja itu.
Author’s POV End
Kyuhyun’s POV
Babo kau Kyu! saking laparnya kau sampai lupa untuk menyamar. Dasar fans tidak tahu diri, mengapa dia berteriak histeris seperti itu saat melihatku, apa aku ini menakutkan? Jika dia tidak berteriak seperti itu, mungkin aku tidak akan dikejar-kejar fans yang lainnya. Dasar yeoja babo! Aku sampai meninggalkan mobilku di parkiran tepat di depan restoran itu. Bagaimana caranya aku mengambil mobilku ke sana ? aku takut ada fansku yang berlebihan seperti tadi. Ah, sudahlah aku tidak peduli, yang penting aku selamat dari kejaran mereka.
Aku sekarang berada di sebuah perpustakaan dan bersembunyi di balik badan seorang yeoja yang sedang membaca buku.
“Hufftt.. syukurlah mereka sudah pergi.” gumamku. Yeoja itu hanya bisa menatapku, tapi tidak ada kesan kaget sedikitpun yang terpancar dari tatapannya. Malah terkesan seperti tanpa ekspresi.
“Apa kau tidak mengenaliku?” tanyaku penasaran setelah melihat ekspresinya.
“Tentu saja aku mengenalmu. Kau kan terkenal di seluruh dunia.” jawabnya masih tanpa ekspresi apa-apa, tapi kali ini dia sudah tidak menatapku lagi melainkan menatap buku yang sedang dia baca.
“Tapi kenapa kau terlihat biasa saja?”
“Memangnya aku harus bagaimana? Apa aku harus berteriak lalu mengejarmu seperti yeoja-yeoja tadi?” jawabnya cuek.
“Kau yeoja yang aneh.”
“Mwo? Aneh ? Biasa saja.” katanya masih dengan ekspresi cuek.
Ah, apa peduliku mungkin dia memang bukan penggemar super junior. Lebih baik aku main game.
Kyuhyun’s POV End
Author’s POV
Lalu Kyu mengeluarkan PSP nya, dan mulai bermain game.
“Kau juga suka memainkan game itu?” tanya dini setelah melihat game yang dimainkan si evil magnae itu ternyata sama dengan game yang sering dia mainkan di PSP kesayangannya.
“Ne.” jawab Kyu singkat dan tetap berkonsentrasi pada PSP nya.
“Katanya kau seorang gamers, tapi kenapa levelmu jauh tertinggal dari levelku?”
“Mwo? Aku tidak percaya.” kata Kyu kaget sambil menolehkan pandangan dari PSP nya.
“Apa kau mau lihat?” kata Dini, lalu mengeluarkan PSP nya.
“Ayo ikut aku.” kata kyu dan tanpa basa-basi langsung menarik lengan gadis itu. Ternyata Kyu mengajak Dini ke sebuah taman dan duduk di sebuah bangku taman.
“Ya! Kau ini tidak sopan, seenaknya saja menarik tangan orang lain.” kata Dini tidak terima.
“Aku ingin lihat kemampuanmu bermain game. Cepat tunjukkan padaku!”
Mereka berdua akhirnya bermain game. Dan ternyata Kyu kalah 3 kali berturut-turut dari Dini. Kyu benar-benar tidak menyangka ada seorang yeoja yang bisa mengalahkannya.
“Yey, aku menang lagi.” kata Dini sambil mengangkat kedua tangannya ke udara. Lalu dia menengok ke arah Kyu yang terlihat lesu karena selalu kalah darinya. “Bagaimana menurutmu?” kata Dini sambil tersenyum. Kyu menengok ke arah Dini untuk menjawab pertannyaan gadis itu, tetapi dia hanya diam terpaku melihat senyuman yang mengembang di wajah gadis itu.
Author’s POV End
Kyuhyun’s POV
“Bagaimana menurutmu?” tannyanya sambil tersenyum ke arahku. OMO! Kenapa jantungku berdegup lebih cepat saat melihat senyumannya? Tapi jika di lihat, ternyata manis juga senyumannya. Aish, apa yang aku pikirkan ?
“Itu hanya kebetulan saja.” jawabku cuek. Dan segera mengalihkan wajahku ke arah PSP ku lagi.
“Mwo? Sudah jelas aku lebih hebat darimu?” jawabnya kecewa dan merubah posisinya melihat ke depan, bukan ke arahku lagi.
“Siapa namamu?”
“Dini Afiyata.”
“Mwo? Apa kau tidak bermarga?” tanyaku bingung sambil melihat ke arahnya.
“Aku orang Indonesia, jadi aku tidak bermarga.” jawabnya sambil melihat ke arahku. Aku langsung membuang muka. Aku tidak sanggup melihat senyumannya lagi.
“Apa kau tidak menyukai Super Junior?” tanyaku padanya teringat ekspresinya tadi saat melihatku.
“Aku sangat menyukai kalian.” jawabnya dengan posisi yang sama yaitu menatap kosong ke depan. Aku sangat kaget mendengar jawabannya, jika dia sangat menyukai super junior, mengapa dia terlihat biasa saja saat bertemu denganku.
“Siapa yang paling kau sukai di Super Junior?” tanyaku penasaran.
“Aku menyukai semua member.” Mwo ? dia menyukai semua member, termasuk aku? Mengapa aku jadi sangat merasa senang seperti ini, seolah aku sangat takut dia tidak menyukaiku atau bahkan antis terhadapku. Aish, apa yang aku pikirkan?
“Apa kau tidak mempunyai bias?” tanyaku lagi. Molla, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa mengeluarkan pertanyaan seperti ini. Dan kenapa aku merasa sangat berharap kalau biasnya adalah aku? Sebenarnya ada apa denganku?
“Apa aku harus memberitahumu?” tanyanya heran.
“Tentu saja.”
“Biasku di super junior adalah Yesung oppa. Aku sangat menyukai suaranya, merdu dan lembut sekali, dia juga sangat lucu.” jawabnya.
Aku bagaikan disambar petir ketika mendengar jawabannya. Biasnya di Super Junior adalah Yesung hyung bukan aku. Apa dia bilang, Yesung hyung lucu? Cih, dia itu aneh bukan lucu. Hey, mengapa aku jadi merasa kesal seperti ini. Apa aku…… ah tidak mungkin.
“OMO! Sudah jam 4 aku harus kembali ke perpustakaan, tapi bagaimana caranya?” gumamnya.
“Ya! Kau harus mengantarkan aku kembali ke ke perpustakaan. Aku tidak tahu jalan pulang.” katanya sambil menarik lenganku. DEG!! Kenapa jantungku berdegup tidak beraturan seperti ini saat lengannya menarik lenganku.
“Aish, apa peduliku.” jawabku lalu menarik lenganku.
“Hey, kau yang menarikku dengan paksa ke sini, sekarang kau harus mengantarkanku kembali ke perpustakaan, sebentar lagi sepupuku akan menjemputku. Kau tahu? Ini pertama kali aku ke Korea, aku tidak tahu jalan pulang.” katanya sedikit teriak sambil berdiri disampingku.
Aku pun berdiri, “Ne, ne. Aku akan mengantarkan kau kembali ke perpustakaan. Kajja!” kataku dan langsung berjalan mendahuluinnya.
Skip >…
“Kamsahamnida, oppa.” katanya tersenyum sambil melihat ke arahku. OMO! Ku mohon hentikan senyumanmu, aku tidak sanggup melihatnya, bisa-bisa jantungku copot karena berdegup 2 kali lebih cepat dari biasannya. Aku hanya bisa mematung melihat kepergiannya dari hadapanku, bahkan sampai dia sudah menghilang dari hadapanku tubuhku masih terasa kaku setelah melihat senyumannya tadi.
Drrrrt….Drrrrttt…..Drrrrrttttt…….
Aku baru tersadar saat handphoneku bergetar, ternyata dari Leeteuk hyung.
“Yeobosseo.” jawabku mengangkat telepon.
“Kyu, kau dimana sekarang? Tadi siang manajer hyung melihat mobilmu di depan sebuah restoran, tapi ketika dia masuk dia tidak melihatmu di dalam.” kata Leeteuk hyung cemas.
“Mianhae hyung. Tadi aku sangat lapar, tetapi di dorm belum ada makananan jadi aku keluar untuk mencari makan dengan penyamaran seadanya. Mianhae hyung, telah membuatmu cemas, jeongmal mianhae.”
“Gwenchana Kyu. Cepat kembali ke dorm, mobilmu sudah dibawa oleh manajer hyung ke dorm.”
“Arraseo hyung. Gomaweo.” Bip. Aku menutup teleponku dan segera kembali ke dorm. Aku memegang dada sebelah kiriku. Ah, jantungku sudah normal lagi. Senyuman itu, aku tidak akan bisa melupakan senyuman itu. Ne, senyuman milik yeoja Indonesia yang telah mengalahkanku bermain game.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar