Kamis, 26 April 2012

[Freelance] Triangle Love (Part 2)

Tittle :
Triangle Love (Part 2)
Author :
Dini
Main cast :
Cho Kyuhyun ( SUPER JUNIOR )
Kim JongWoon ( SUPER JUNIOR )
Dini ( Author narsis )
Fani Yunisa [OC]
Support Cast :
All member Super Junior
Rating :
PG
Genre :
Love
Length :
Chapter
 ---

Dini’s POV

“Apa yang kau lakukan ketika aku sedang kuliah?” tanya Fani. Sebaiknya aku tidak menceritakan kejadian tadi, aku tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajahnya, jika aku menceritakan semuannya.

“Aku tadi hanya membaca buku. Wae?”

“Anio, aku hanya heran saja apa kau tidak merasa bosan?”

“Aniya! tempatnya menyenangkan. Dan untungnya aku tidak lupa membawa PSP ku, jadi ketika aku bosan aku tinggal bermain game.”

“Dasar kau ini. Besok aku akan mengajakmu ke dorm suju, aku akan mengenalkanmu pada mereka. Tadi wookie bilang, besok mereka semua sedang tidak ada jadwal, jadi kemungkinan besar mereka semua akan berkumpul di dorm.”

“Ok. Maukah kau mengantarku ke mall. Aku ingin memberi mereka hadiah untuk kenang-kenangan.”

“Tentu saja aku akan mengatarmu, tapi tidak sekarang, karena sudah hampir malam. Aku akan mengantarmu besok, eotte?”

“Ne. Gomaweo.”

“Cheonman.” kata Fani sambil tersenyum.

Dini’s POV End


Kyuhyun’s POV

Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya? Aigoo, senyuman yang mengembang di wajahnya membuat dia terlihat sangat lucu. Jeongmal aegyo. Kenapa aku tadi tidak meminta nomor ponselnya.  Ah, baboya kau Kyu! Aish, apa yang aku pikirkan, jelas-jelas dia itu tidak menyukaiku, dia itu menyukai si Mr. Philtrum itu, siapa lagi kalau bukan Yesung hyung.

“Ya! Kyu! Apa yang sedang kau pikirkan?” kata si monyet yadong kurang ajar ini, mengagetkanku saja. Huh!

“Anio, aku tidak sedang memikirkan apa-apa.” jawabku asal.

“Sepertinya kau sedang jatuh cinta Kyu.” kata si ikan. Apa-apaan mereka berdua mengolok-ngolokku seperti itu, lihat saja nanti akan ku balas kalian. Gumamku dalam hati dan mengeluarkan senyum evilku.

“Benarkah Kyu?” tanya coupleku Sungmin.

“Sepertinya posisimu akan segera tergeser.” kata si Mr. Philtrum aneh ini. Membuat yang lainnya tertawa. Hey, sejak kapan semua member berkumpul dan menertawaiku? Ingin sekali rasanya aku menghajar namja aneh ini.

“Tentu saja tidak, kalian ini ada-ada saja hyung.” jawabku. Kulihat Sungmin hyung kembali tersenyum mendengar jawabanku.

“Memberdeul, besok sahabatku Fani akan memperkenalkan sepupunya dari Indonesia. Yang aku dengar dari Fani sepupunya itu adalah seorang yeoja gamers seperti Kyu, tapi dia pandai memasak seperti aku, dan katanya dia juga sangat menyukai photography seperti Yesung hyung, dan dia juga menyukai Yesung hyung. Aku berharap besok kalian semua dapat berkumpul seperti ini lagi di dorm.”  jelas Wookie hyung.

Kenapa jantungku kembali berdegup tidak beraturan seperti ini, setelah mendengar pengumuman dari Wookie hyung? Sepertinya aku harus memeriksakan keadaan jantungku ke rumah sakit.

“Jinjja? Dia kedengaran seperti satu paket KRY saja. Hahahaha...” kata Leeteuk hyung. Dan lagi-lagi membuat yang lainnya tertawa.

Kyuhyun’s POV End


Author’s POV

Keesokan harinya di dorm super junior.

“Annyeong oppadeul....” sapa Fani pada semua member.

“Annyeong Fani.” jawab mereka kompak.

“Kalian memang sangat kompak.” kata Fani sambil tersenyum.

“Ah, kau ini bisa saja. Kemari dan duduklah.” kata sang Leader.

“Ne. Gomaweo oppa.” Fani pun duduk diantara memberdeul. “Perkenalkan ini sepupuku Dini, dari Indonesia.”

“Annyeong haseyo. Naneun Dini Afiyata imnida. Bangapseumnida,” kata Dini sambil membungkukkan kepalanya sopan.

“Sepertinya ada yang kurang dari kalian? Kemana Kyu oppa?” tanya Fani.

“Dia masih di kamar, sebentar lagi dia kesini.” jawab Leeteuk.

Tak lama Kyu datang, dan betapa terkejutnya dia saat melihat yeoja yang duduk di sebelah Fani.

“Kyu oppa, ini sepupuku dari Indonesia.”

“Dini Afiyata imnida. Annyeong haseyo.” kata Dini membungkukkan kepalanya sopan.

Dia... bukankah dia yeoja yang waktu itu bermain game denganku, bagaimana dia bisa ada disini? Ah, baboya. Tentu saja dia bisa ada di sini, dia adalah sepupunya Fani yang kemarin Wookie hyung ceritakan. Ekspresinya masih sama seperti kemarin, dia terlihat biasa saja. Dia memang yeoja yang aneh sama seperti biasnya. Gumam Kyu dalam hati.

“Annyeong haseyo.” jawab Kyu membungkukkan kepalanya sopan. Dan kemudian ikut duduk diantara memberdeul.

“Dini, kau beda sekali dengan sepupumu. Kau tahu? Saat pertama kali kuajak dia kemari untuk bertemu dengan hyung dan dongsaengku, dia bahkan tidak bisa berbicara, dia hanya diam mematung saat kusuruh untuk memperkenalkan dirinya, sampai-sampai aku yang harus mempekenalkannya pada mereka. Tapi kau malah seperti tanpa ekspresi?” kata Wookie polos. Sedangkan Fani hanya bisa menundukan kepalanya karena malu.

“Geurae? Aish, kau ini memalukan sekali Fani.” kata Dini tidak percaya.

“Aku begitu karena aku normal, tidak seperti kau.” cela Fani kepada sepupunya dan membuat yang lainnya tertawa.

“Aku punya sesuatu untuk kalian semua.” kata Dini dan membuka plastik berukuran besar yang dibawanya, lalu membagikan kado satu persatu kepada memberdeul.

“Kalian boleh membuka kado ini nanti setelah aku dan Fani pulang.”

“Gomaweo...” kata mereka kompak.

“Cheonmaneyo.” jawab Dini sambil tersenyum.

OMO! Lagi-lagi jantungku berdegup tidak beraturan seperti ini saat melihat senyumannya. Tidak! Aku tidak mungkin jatuh cinta padanya. Gumam Kyu dalam hatinya saat melihat Dini tersenyum.

Author’s POV End


JongWoon’s POV

Yeoja Indonesia yang kemarin diceritakan oleh Wookie ada di hadapanku saat ini. Kata Wookie dia adalah penggemarku, tapi dia terlihat biasa saja ketika melihatku. Tapi molla, aku malah menyukainya, Mwo? Apa aku tadi bilang menyukainya? Mungkin aku menyukainnya karena dia tidak seperti penggemarku yang lainnya, yang selalu berlebihan jika bertemu denganku. Senyuman yang baru saja merekah di pipi chubby-nya membuatnya terlihat lucu, neomu aegyo. Dia memang telihat lucu walaupun tidak ada senyuman itu di pipinya. Wajahnya yang polos, ekspresinya, senyumannya, membuatnya terlihat lucu dan manis. Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Sampai saat ini aku masih menatapnya, berharap dia menoleh kepadaku dan memberikan senyuman hangatnya lagi. Aish, JongWoon apa yang kau pikirkan? Aku juga tidak mengerti mengapa wajahku susah dipalingkan untuk tidak menatapnya? Apa aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Ah, mungkin aku hanya terbawa suasana saja.

“Sebentar lagi jam makan siang, aku harus segera menyiapkannya.” kata Wookie lalu beranjak dari duduknya  hendak menuju dapur.

“Wookie oppa, boleh aku membantumu menyiapkan makan siang?” tanya Dini kepada Wookie sambil berdiri dan membuat Wookie menghentikan langkahnya yang akan menuju dapur.

“Ne. Kajja..” jawab Wookie. Dini mengikuti langkah Wookie menuju dapur. Ku mohon jangan pergi dari hadapanku, aku masih ingin melihatmu, senyumanmu ku mohon..!! Aish, kenapa aku merasa kecewa saat dia pergi dari hadapanku? Seolah aku takut akan kehilangan dia. Hei JongWoon, sebenarnya apa yang ada di dalam pikiranmu, kenapa kau terlalu berlebihan?

JongWoon’s POV End


Kyuhyun’s POV

OMO! Lagi-lagi jantungku berdegup tidak beraturan seperti ini saat melihat senyumannya. Tidak! Aku tidak mungkin jatuh cinta padanya. Gumamku saat melihatnya tersenyum. Tapi tidak bisa aku pungkiri senyumannya memang membuatnya terlihat lucu dan manis. Apa aku benar-benar menyukainya? Ah, molla. Aku juga tidak mengerti apa yang aku rasakan saat ini.

Aish, kenapa si JongWoon aneh menatap Dini seperti itu? Ingin sekali aku menghajarnya, melihat dia menatap Dini seperti itu. Apa dia juga mulai menyukai yeoja itu? Tidak!! Dia tidak boleh menyukai yeoja itu. Dia tidak pantas berada di samping Dini. Hei, kenapa aku berpikiran seperti itu?

“Sebentar lagi jam makan siang, aku harus segera menyiapkannya” kata Wookie hyung lalu beranjak dari duduknya  hendak menuju dapur.

“Wookie oppa, boleh aku membantumu menyiapkan makan siang?” tanya Dini kepada Wookie hyung sambil berdiri dan membuat Wookie hyung menghentikan langkahnya yang akan menuju dapur.

“Ne. Kajja..” jawab Wookie hyung. Dini mengikuti langkah Wookie hyung menuju dapur. Aish, Wookie hyung seharusnya kau tidak mengijinkan dia untuk membantumu memasak, agar dia tidak pergi dari hadapanku. Aku takut dia direbut oleh couplemu yang aneh itu. Mollayo, yang sekarang aku rasakan adalah aku benar-benar tidak ingin kehilangan dia. Hei, Kyu apa yang sedang kau pikirkan?

Kyuhyun’s POV End


Author’s POV

Tak lama makan siang pun siap. Dan mereka semua makan siang bersama-sama. Beberapa dari memberdeul memuji masakan Dini karena rasanya yang enak. Kecuali Kyu danYesung, mereka sibuk dengan perasaan mereka masing-masing kepada gadis itu, terlebih Kyu yang merasa kesal karena mempunyai saingan yang tak lain adalah hyungnya sendiri. Dini sempat memotret beberapa  moment kebersamaan mereka. Tentu saja dengan seizin oppadeul.

Setelah makan siang, semuannya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tidak terkecuali dengan Dini, sekarang dia sedang duduk dan sibuk melihat-lihat foto yang tadi sempat dia ambil. Karena terlalu serius melihat-lihat dan mengkoreksi foto-fotonya, dia sampai tidak sadar kalau ternyata Yesung juga sedang ikut memperhatikan foto-foto tersebut dari belakang.

“Ternyata kau memang ahli dalam memotret.” puji Yesung, dan membuat Dini mendongakkan kepalanya, melihat siapa yang sedang memuji foto-fotonya itu. Yesung tersenyum saat wajahnya berhadapan dengan wajah Dini, dan dia langsung duduk di sebelah Dini.

“Ah, jinjja? Gomaweo oppa..” kata Dini sambil tersenyum.

Author’s POV End


JongWoon’s POV

Ah, akhirnya selesai juga. Sekarang rumah ke 3 kura-kura kesayanganku sudah bersih. Saatnya memberi makan untuk mereka bertiga.

“Hyung tahu kalian sudah lapar sekali, makan yang banyak dan tumbuhlah dengan sehat.” kataku tersenyum ke arah mereka. Setelah memberi makan kepada hewan peliharaanku, aku menuju ruang tengah, aku ingin tahu apa yang sedang hyung dan dongsaengku kerjakan sekarang. Tapi ketika aku ke ruang tengah aku tidak melihat satupun hyung dan dongsaengku di sana, aku hanya melihat Dini duduk sendiri sambil memperhatikan kameranya dengan serius. Sepertinya dia sedang melihat hasil jepretannya yang tadi. Aku penasaran ingin meembuktikan apa yang dikatakan oleh Wookie.

Aku pun menghampirinya dan melihat hasil jepretannya dari belakang kursi yang sedang di dudukinya. Dan memang yang dikatakan Wookie benar, dia sangat mengerti photography, terlihat jelas dari hasil jepretannya, anglenya tidak pernah keliru. Sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku.

“Ternyata kau memang ahli dalam memotret.” pujiku, dan membuat Dini mendongakkan kepalanya, melihat ke arahku. Aku langsung tersenyum saat wajahku berhadapan dengan wajah Dini, dan aku langsung duduk di sebelah Dini.

“Ah, jinjja? Gomaweo oppa..” katanya sambil tersenyum. OMO! Dia memberikan senyuman hangatnya kepadaku, hatiku terasa tenang dan damai saat melihat senyumannya. Seolah senyuman itu memberikan isyarat bahwa dia akan tetap disampingku dan hanya akan memberikan senyumannya itu kepadaku. Aissh, JongWoon sepertinya kau memang sudah gila.

“Boleh aku melihat yang lainnya?” tanyaku.

“Ne oppa.” jawabnya dan mengarahkan kameranya ke arahku. Aku pun merapatkan posisi dudukku agar lebih dekat dengannya dan memegang kameranya dengan tangan kiriku sedangkan dia memegang kameranya dengan tangan kanannya sambil mengoperasikan kameranya (memindahkan dari satu foto ke foto selanjutnya). Jarak antara wajahku dengan wajahnya saat ini hanya sekitar 5 cm. Ingin sekali tangan kananku merangkul bahunya lalu aku mencium keningnya dan mengatakan bahwa aku tidak ingin jauh darinya. Aissh, JongWoon sadarlah, apa yang sedang kau pikirkan?

JongWoon’s POV End


 Dini’s POV

Dasar Fani, sebenarnya siapa sih biasnya, sepertinya semua member Super Junior adalah biasnya. Dia bilang dia itu SparkKyu sejati, tetapi sekarang dia malah sedang melihat Donghae, Eunhyuk, dan Shindong oppa mengarang koreografi sambil tebar pesona pada Donghae oppa. Lebih baik aku melihat hasil jepretanku tadi dari pada mendengar ocehannya yang terus-terusan memuji Donghae oppa.

Ah, ternyata tidak terlalu jelek untuk kutunjukan nanti pada teman-temanku di kampus.

“Ternyata kau memang ahli dalam memotret.” puji seseorang kepadaku, suaranya terdengar sangat familiar sekali di telingaku. Aku mendongakkan kepalaku dan melihat siapa yang memujiku. OMO! Ternyata Yesung oppa. Yesung oppa memujiku? Apakah aku sedang bermimpi saat ini, atau ini memang kenyataan? Tapi sepertinya ini memang nyata. Sudah bisa kupastikan wajahku memerah mendengar pujiannya. Aku berharap dia tidak melihat wajahku yang memerah karena pujiannya.

“Ah, jinjja? Gomaweo oppa..” jawabku sambil tersenyum.

“Boleh aku melihat yang lainnya?” tanyanya.

“Ne oppa.” jawabku dan mengarahkan kameraku kepadanya. OMO! Dia merapatkan posisi duduknya denganku. Membuat jantungku berdegup tidak beraturan. Dia memegang kameraku dengan tangan kirinya dan aku memegang kameraku dengan tangan kananku sambil mengoperasikan kameraku. Kalian tahu? Jarak wajahku dengan wajahnya saat ini hanya sekitar 5 cm. Bahkan aku dapat mencium wangi parfumenya yang menyejukan hatiku. Rasanya jantungku mau copot berdekatan dengan biasku seperti ini. Ingin sekali rasanya aku memeluknya. Aku hanya bisa tersenyum dan merasa sangat bahagia bisa sedekat ini dengannya.

Dini’s POV End


Kyuhyun’s POV

Ah, kenapa aku merasa bosan sekali. Padahal aku sedang main game. Sepertinya memang membutuhkan partner untuk memainkan game ini agar lebih seru. Tapi siapa yang bisa menjadi lawan yang seimbang untukku? Tidak mungkin aku mengajak Sungmin hyung untuk memainkan game ini, karena itu sama saja dengan aku bermain game sendirian. Tidak mungkin aku mengajak Yesung hyung untuk bermain game, walaupun mungkin dia bisa menjadi lawanku, melihatnya saja aku sudah ingin menghajarnya habis-habisan. Hei, kenapa aku tidak mengajak Dini saja untuk bermain game denganku? Pasti dia bisa menjadi lawanku yang seimbang. Apa yang sedang dia lakukan sekarang ya? Ah, lebih baik aku keluar dari kamarku ini dan mengajaknya bermain game denganku. Aku pun bangkit keluar kamarku dan berjalan menuju ruang tengah.

Ketika aku membuka pintu kamarku, aku terkejut melihat Yesung hyung dan Dini yang duduk saling berdekatan sambil sesekali tertawa melihat kamera yang sedang mereka pegang. Aissh, apa yang sedang mereka lakukan? Berani-beraninya kau Mr. Philtrum berdekatan seperti itu dengan Dini. Rupanya kau benar-benar ingin aku hajar habis-habisan. Aku sangat muak melihat mereka berdua. Molla, yang kurasakan saat ini adalah kesal dan ingin sekali menghajar si Mr. Philtrum itu hingga babak belur. Sepertinya emosiku sedang memuncak ke ubun-ubun saat ini, tapi aku hanya bisa menatap mereka dengan tatapan yang bisa aku pastikan tatapan dingin dan tidak bersahabat. Aku merasakan sakit di dadaku, seperti ditusuk-ditusuk oleh berjuta-juta paku. Aku tidak tahan lagi menahan emosiku, aku benar-benar muak melihat mereka berdua.

“BRAKK!!!!” aku langsung masuk dan membanting pintu kamarku keras-keras dan sudah bisa kupastikan saat ini Yesung hyung dan Dini sedang menatap ke arah kamarku dengan tatapan bingung.

Kyuhyun’s POV End

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar