Title : Triangle Love (Part 4)
Author :
Dini
Main Cast :
Cho Kyuhyun ( SUPER JUNIOR )
Kim JongWoon ( SUPER JUNIOR )
Dini ( Author narsis )
Fani Yunisa [OC]
Support Cast :
All member Super Junior
Rating :
PG
Genre :
Love
Length :
Chapter
---
JongWoon's
POV
Hari ini aku sedang
tidak jadwal, jadi aku memutuskan untuk mengunjungi cafeku Handel & Gretel.
Lalu aku pulang membawa makanan untuk para hyung dan dongsaengku untuk makan
siang, karena aku tau Wookie sedang tidak ada di dorm. Sesampainya di dorm, aku
melihat sepatu seorang yeoja. Siapa yang datang? Pikirku.
"Yeeeeeeeey....... Aku menang
juga akhirnya...." teriak Kyu dari dalam kamarnya, sepertinya dia sedang
bermain game. Setelah aku meletakkan semua makanan yang aku bawa, aku berjalan
menuju kamar Kyu. Aku kaget melihat yeoja yang bersama Kyu, dia adalah Dini.
Apalagi melihat posisi mereka saat ini membuat hatiku sakit. Yang aku lihat
saat ini adalah Kyu sedang mengelus-ngelus kening Dini.
"Mianhae, aku tidak bermaksud
menyakitimu." kata Kyu. OMO! Kyu mencium kening Dini! Dan lalu memeluknya!
Aigoo, ingin sekali rasanya aku menarik Dini menjauh dari Kyu dan menghajar si
evil magnae itu.
"Saranghaeyo Dini-ah.." kata
Kyu lalu melepas pelukannya.
"Sudahlah oppa jangan bercanda,
itu tidak lucu. Aku akan ke dapur memasak untukmu, kau tunggu disini, ne?"
kata Dini hendak beranjak pergi, tapi dicegah oleh Kyu.
"Aku tidak bercanda, Aku
serius!" kata Kyu, menelungkupkan kedua tangannya di pipi Dini. Wajahku
memanas dan tanpa aku sadari aku mengepalkan kedua tanganku.
"Aku benar-benar mencintaimu. Kau
adalah yeoja yang selama ini membuat jantungku memompa darah lebih cepat saat
bertemu dengamu, kau yeoja yang membuat paru-paruku sesak kekurangan oksigen
saat aku melihat kau berdekatan dengan namja lain, aku juga tidak tahu sejak
kapan rasa ini tumbuh dihatiku? Entah sejak kapan aku tidak bisa berhenti
memikirkanmu, membayangkan senyumanmu? Dan entah sejak kapan aku selalu
merindukanmu? Tapi yang jelas, yang aku rasakan saat ini adalah aku tidak ingin
kehilanganmu." kata Kyu lalu memeluk Dini erat lagi. Aku sudah tidak
sanggup lagi mendengarkannya. Sakit, itu yang aku rasakan. Hatiku hancur
berkeping-keping, berantakan! Secepat inikah Kyu mengatakan cintanya kepada
Dini, bahkan mereka tidak pernah terlihat bersama. Apa aku memang harus
mengalah untuknya? Tapi aku tidak mau kehilangan Dini? Akhirnya aku beranjak
menuju dapur, meminum sebotol air mineral yang aku ambil dari kulkas, mencoba
untuk menenangkan diriku.
JongWoon's
POV End
Fani’s
POV
“Lotte
World???” ucapku terbelalak ketika mobil Donghae oppa memasuki wilayah Lotte
World. Dia ingin mengajakku ke tempat ini?
“Ne.
Sepertinya kau sangat terkejut, wae?” tanya Donghae oppa.
“Ani.
Hanya saja, apa tidak apa-apa kita pergi ke tempat ramai seperti ini dengan
penyamaran seperti itu?”
“Aish,
tidak usah mengkhawatirkan masalah itu. Dua kali aku pergi ke tempat ini tidak
ada satupun yang menyadari bahwa aku ini Lee Donghae. So, let’s have fun!”
Aku
tidak yakin dengan ide gilanya ini. Mengajakku ke tempat bermain yang dipenuhi
banyak orang? Bagaimana kalau ada elf yang menyadari identitasnya? Bayangkan
saja kalau sampai ada berita “Lee Donghae
Super Junior berkencan di Lotte World bersama kekasihnya”. Well, kenapa aku
mengatakan ‘berkencan’? Karena kami memang seperti sepasang kekasih sekarang.
Kau pikir untuk apa seorang namja dan yeoja pergi bermain bersama kalau bukan
untuk berkencan? Walaupun pada kenyataannya aku dan Donghae oppa bukanlah sepasang
kekasih*poor*.
Hari
ini sangat menyenangkan. Aku mencoba banyak wahana di tempat ini dengan Donghae
oppa. Dan jantungku tidak pernah berhenti berdetak dua kali lebih cepat. Ini
bukan karena efek dari wahana ekstrim seperti roller coaster atau semacamnya,
melainkan karena Donghae oppa yang terus menggenggam tanganku! Sial, apa dia
ingin membuatku jantungan di usia muda?
Setelah
puas dengan semua wahana yang ada, kami memutuskan untuk beristirahat di kedai es
krim. Baru di tempat itulah Donghae oppa melepaskan genggaman tangannya. Tapi
entah kenapa itu malah membuatku menyesal.
“Setelah
ini bagaimana kalau kita naik bianglala?” tanya Donghae oppa yang masih
bersemangat. Sepertinya dia tidak merasa lelah sedikit pun.
“Apa tidak
sebaiknya kita pulang saja oppa? Kita sudah terlalu lama disini, hari juga
sudah semakin sore.”
“Hanya bianglala
saja, setelah itu kita pulang. Eotte? Jebal...” pinta Donghae oppa dengan puppy
eyes-nya. Keumanhae oppa! Kalau kau menunjukkan puppy eyes-mu itu, aku tidak
bisa berbuat apa-apa!
“Aish...keumanhae!
Geurae, kita naik bianglala setelah ini.” kataku yang dibalas dengan cubitan
kecil di kedua pipiku. Dia tersenyum senang. Sangat senang malah.
Ada apa dengan
namja satu ini? Seharian ini dia ceria sekali. Tingkahnya seperti orang yang
sedang jatuh cinta. Oh, come on Fani...don’t thinking about that. It just will
hurt yourself!
Haaahhh...~sepertinya
aku benar-benar jatuh cinta pada namja di depanku ini.
Karena hari sudah
semakin sore, banyak pengunjung yang memutuskan untuk pulang. Suasana di Lotte
World menjadi lebih sepi dibandingkan tadi siang. Begitu juga di bianglala.
Hanya ada beberapa orang yang mengantri di tempat antrian.
Bianglala ini bisa
dibilang sangat besar. Butuh beberapa menit untuk mencapai satu putaran. Dan wahana
ini termasuk salah satu wahana incaran para pasangan kekasih jika sedang
berkencan disini karena selain pemandangannya yang indah, suasananya pun sangat
romantis. Apalagi sore hari seperti ini, pemandangan matahari tenggelam
terlihat sangat indah.
“Wuahh...mataharinya
terlihat cantik sekali oppa! Aku belum pernah naik bianglala sore hari seperti
ini sebelumnya!” ucapku takjub saat bianglala mencapai puncak untuk yang
pertama kalinya.
JPRET!
Suara apa itu?
Seperti suara kamera? Dan benar saja, ternyata Donghae oppa sedang memotretku
dengan ponselnya.
“Ya! Oppa!
Bilang-bilang kalau mau memotretku!” ucapku dengan wajah cemberut yang
dibuat-buat. Donghae oppa hanya tersenyum melihatnya.
“Kau lebih cantik
jika difoto dengan gaya natural seperti itu. Wajahmu jadi terlihat lebih
bercahaya.” ucapnya. Selalu...selalu seperti itu. Dia selalu mengatakan bahwa
aku lebih cantik jika difoto dengan gaya natural. Apa memang seperti itu? Ah~molla.
Aku sendiri tidak menyadarinya.
“Oppa, sepertinya
kau ceria sekali hari ini, seperti orang yang sedang jatuh cinta...” akhirnya
aku keluarkan juga pemikiran itu. Aku tidak bisa mendiamkannya lebih lama, aku
juga tidak ingin hal ini menjadi pikiran di hari-hari ke depan.
“Kau benar, aku
memang sedang jatuh cinta.”
Deg! Jadi benar?
Dia memang sedang jatuh cinta? Aku berusaha tersenyum mendengar jawabannya.
Meski itu menyakitkan...
“Ah, pantas saja.
Aku bisa menebak siapa yeoja beruntung itu. Apa kau sudah mengatakan perasaanmu
padanya?” tanyaku. Aku tahu yeoja yang dia maksud. Pasti salah satu member
SNSD, Jessica. Gosip tentang kedekatan mereka sudah menyebar di majalah-majalah
beberapa waktu yang lalu. Tapi entah kenapa Donghae oppa mengatakan bahwa gosip
itu tidak benar.
“Hmm...belum. Tapi
aku pasti akan mengatakannya. Tenang saja, aku akan menceritakannya padamu. Kau
kan salah satu dongsaeng terbaikku selain para dongsaeng di Super Junior!”
jelasnya dengan senyum lebar. Entah kenapa senyum itu kini tidak membuatku
meleleh seperti biasanya. Malah senyum itu seperti menusukku. Apalagi mendengar
bahwa dia hanya menganggapku sebagai dongsaengnya.
“Aku senang kalau
kau bahagia oppa.”
“Ne, gomapta.
Sekarang, karena kau dongsaeng terbaikku, aku akan memberitahumu fakta yang
sangat penting tentangku.”
“Apa itu oppa?”
tanyaku. Aku tidak terlalu penasaran dengan ini. Semangatku tiba-tiba menghilang
entah kemana.
Donghae oppa diam
agak lama sambil memperhatikanku. Senyum tak pernah lepas dari mulutnya.
Memangnya apa yang akan dia katakan?
“Fakta bahwa...aku
sangat mencintai dongsaengku sendiri. Fakta bahwa aku sangat mencintainya sejak
dulu. Fakta bahwa dialah yang menjadi semangatku selama ini. Fakta bahwa dialah
satu-satunya alasan kenapa aku tidak mengakui kedekatanku dengan Jessica. Dan
fakta bahwa saat ini, aku sedang menyatakan perasaanku padanya...”
Aku diam. Mataku
sedikit buram karena air mata yang menggenang. Kenapa Donghae oppa mengatakan
hal itu? Ini sudah keterlaluan...
“Jebal,
keumanhae...oppa. Bercandamu sudah terlalu berlebihan.”
“Ani. Aku tidak
bercanda. Aku sangat serius untuk masalah ini. Aku-Sangat-Mencintaimu Fani-ah.
So, would you be my girlfriend?”
Tepat saat dia mengatakan
itu, bianglala berhenti karena waktunya sudah habis. Dan posisi kami saat ini
tepat berada di tempat paling atas.
Air mataku yang
sudah tidak terbendung lagi akhirnya terjatuh juga. Perasaanku bercampur aduk
saat ini, aku sendiri tidak bisa mendeskripsikannya. Seorang Lee Donghae yang
aku cintai ternyata mencintaiku! Coba bayangkan bagaimana perasaanku saat ini!
Memikirkan semua yang ia lakukan hari ini membuatku menangis semakin keras.
Tidak ada jawaban
lain. Dengan suara dan senyum yang bergetar, aku menjawab, “Yes, oppa, I do!”
Langit sore hari yang
indah semakin menambah kesan romantis diantara kami. Perlahan, Donghae oppa
mencium keningku lembut dan mesra. Dengan senyum termanisnya, dia mengatakan,
“Gomapta, aku akan selalu menjaga dan melindungimu.”
Fani’s
POV End
Donghae’s
POV
“Fani-ah,
gwenchana?” tanyaku karena selama perjalanan pulang, dia terlihat melamun
terus. Dan sepertinya memang sedang memikirkan sesuatu sampai panggilanku pun
tidak ia dengar. “Fani-ah?”
“Eh...ne?”
jawabnya yang tersadar dari lamunan.
“Waeyo?
Dari tadi kau melamun terus? Apa ada yang sedang kau pikirkan? Atau jangan-jangan...kau
sebenarnya tidak ingin menjadi yeoja-ku?”
“Ya!
Masukan aku ke rumah sakit jiwa kalau aku sampai menolakmu, oppa. Itu sama saja
aku membunuh diriku sendiri.” jawabnya yang membuatku bernafas lebih lega.
“Makanya
jangan membuatku khawatir. Memangnya apa yang sedang kau pikirkan?” tanyaku
sambil melirik sekilas padanya karena aku sedang fokus menyetir.
“Aku
sedang memikirkan Yesung oppa.” deg! Kenapa disaat seperti ini yang dia
pikirkan adalah Yesung hyung?!!
“Ya
ya ya!!! Belum 24 jam kau menjadi yeojachinguku tapi kau sudah memikirkan namja
lain?!” ucapku terkejut. Tenang Donghae, tenang!!
Mendengar
ucapanku, Fani tersenyum. “Jangan bilang kau cemburu pada hyung-mu sendiri
oppa? Aku hanya memikirkan kata-katanya kemarin saat menggendong Dini yang
tertidur ke kamar. Kau tahu apa yang Yesung oppa katakan?”
Aku
sebenarnya sudah menebak apa yang dikatakan Yesung hyung. Yah, jika melihat
kejadian kemarin di dorm, aku yakin dia mengatakan sesuatu tentang cinta. Tapi
aku tetap penasaran, makanya aku tanya saja, “Memangnya apa?”
“Yesung
oppa mengatakan ‘Saranghaeyo, Dini-ah...’ sambil membelai lembut pipi Dini.
Jujur saja aku kaget mendengarnya. Tapi bukan berarti aku cemburu lho oppa.”
jelasnya.
“Ah,
jinjjayo? Sebenarnya, kemarin malam aku melihat Kyuhyun dan Yesung hyung
bertengkar di dorm. Didengar dari percakapan mereka, sepertinya, yah, mereka
berdua mencintai sepupumu itu. Kyuhyun mengancam Yesung hyung untuk menjauhi
Dini, tapi dia menolaknya. Yesung hyung berkata bahwa dia tidak akan sanggup melakukan
hal itu.”
“Pantas
saja sikap Kyuhyun oppa berubah belakangan ini...Tapi, aku tidak bisa berbuat
apa-apa. Itu urusan pribadi mereka bertiga.” ucap Fani diiringi helaan nafas
yang panjang.
“Ne.
Apa kau tahu siapa yang Dini sukai?”
“Nan
mollayo oppa. Aku hanya tahu dia fans-nya Yesung oppa.”
“Oh...”
Kami
diam selama beberapa saat, terlarut sendiri dalam pikiran masing-masing. Lalu
tiba-tiba, sesuatu muncul di pikiranku. “Fani-ah, namamu jelek sekali.”
Mendengar
ucapanku pun, Fani langsung bereaksi. “Ya! Namaku kan bagus oppa! Bahkan di
kampus, yang bernama Fani cuma aku tahu...!” dia mengembungakn pipinya.
Aigoo...neomu aegyo! Kalau aku sedang tidak menyetir, pasti sudah kucubit
pipinya itu!
“Kubilang
jelek ya jelek. Aku malas memanggil namamu.”
“Cih,
lalu kau ingin memanggilku apa?” tanyanya dengan wajah yang cemberut. Itu
membuat wajahnya tidak lucu, melainkan menjadi sangat lucu!!*bow*
“Bagaimana
kalau aku memanggilmu...‘chagiya’?” tanyaku dengan senyum evil yang berhasil
aku tiru dari si maknae. Terlihat ekspresi wajahnya yang berubah.
“Csk,
sampai mengatakan namaku jelek segala...kau ini pintar mencari alasan oppa.”
jawabnya dengan senyum malu-malu. Ah~senangnya bisa membuat pipi imutnya itu
memerah.
“Jadi,
bagaimana chagi?”
“Aku
akan senang mendengarnya, oppa.” ucapnya malu-malu. Haahhh~hari ini benar-benar
indah!
(Malam harinya dirumah Fani)
Dini's
POV
Arrrrrggggggggghhhh.....
Apa yang harus aku lakukan? Entah kenapa, tadi saat Kyuhyun oppa menyatakan
cintanya kepadaku, aku malah memikirkan Yesung oppa. Kenapa aku seolah
menginginkan Yesung oppa yang menyatakan itu semua kepadaku? Sebenarnya ada apa
denganku? Apa yang harus aku lakukan? Eottokhae? Aku benar-benar pusing! Aku
mengacak rambutku frustasi, lalu menghempaskan tubuhku ke ranjang.
"Tok..Tok..Tok.." suara
pintu kamarku diketuk.
"Masuk..!" teriakku dari
dalam kamar. Kulihat Fani masuk ke dalam kamarku.
"Ya! Kenapa mukamu kusut sekali?
Ini aku sudah mendapatkan tiket untukmu pulang ke Indonesia besok."
katanya lalu memberikan tiket kepadaku dan duduk di tepi ranjang.
"Pesawatmu take off jam 11 siang, sebaiknya kau beres-beres dari
sekarang."
"Ne, gomaweo Fani." jawabku
lesu.
"Kau ini kenapa? Apa kau sedang
ada masalah?" tanya Fani. Aku mulai menceritakan kejadian di dorm tadi,
saat Kyuhyun oppa menyatakan cintanya kepadaku.
"MWO!? Secepat itukah dia
menyatakannya padamu?" kata Fani dengan mata membulat karena terkejut.
"Ne, aku juga bingung Fani. Entah
kenapa saat Kyuhyun oppa menyatakan cintanya, aku malah kepikiran Yesung oppa?
Dan entah kenapa aku malah mengharapkan Yesung oppa lah yang menyatakan itu
semua? Eottokhae? Aku bingung Fani?" kataku tertunduk putus asa.
"Haa? Jinjja? Apa kau juga
menyukai Yesung oppa?" tanya Fani. Apa maksudnya dengan kata JUGA?
"Apa maksudmu? Aku juga menyukai
Yesung oppa? Memangnya Yesung oppa menyukaiku?" tanyaku bingung.
"Eh? Memang tadi aku bilang
begitu?" katanya nampak bingung. "Hmmm... Sepertinya, sudah saatnya
kau mengetahuinya." Fani menceritakan semuanya. Ya, SEMUANYA! Dia bilang
waktu itu aku tertidur dan Yesung oppa menggendongku ke kamar, lalu membelai
wajahku lembut ,dan mengatakan SARANGHAEYO! Ya, SARANGHAEYO! OMO! Apa ini semua
benar?
"Ji..Jinjja? Kau jangan bercanda
Fani.."
"Aku tidak bercanda, dan tadi
Donghae oppa juga bilang, kemarin malam dia melihat Yesung oppa dengan Kyuhyun
oppa bertengkar memperebutkanmu!"
"Aigoo, aku malah tambah bingung
sekarang? Eottohke Fani? Hei, tadi kau bilang Donghae oppa? Kemana saja kau
seharian ini bersamanya, huh! Apa kalian berkencan?" tanyaku menyelidik,
mencoba mengalihkan pembicaraan, aku tidak mau membahas Yesung dan Kyuhyun oppa
lagi. Aku bingung!
"Ah, aniya. Aku hanya menemaninya
sarapan." jawabnya malu-malu.
"Haah? Sarapan katamu? Memangnya
ada orang sarapan sampai seharian, huh?" tanyaku ingin tahu.
"Ok! Aku akui aku memang pergi
dengannya ke Lotte World. Kau tahu? Dia menyatakan cintanya kepadaku di
Bianglala, tepat saat Bianglala itu berhenti di puncaknya, Aah.. aku sampai menangis
mendengarnya. Aku hanya bisa mengatakan ‘Yes oppa, I do!’ dengan perasaan yang,
aaaa.....!! Aku benar-benar tidak bisa menjelaskannya!!" katanya
menggebu-gebu.
"Haaaaah,, Kau sudah jadian
dengannya? Jinjja? Ah, Chukkae Fani-ah.." jeritku lalu memeluknya.
"Chukkae, chukkae, chukkae....." kataku lagi lalu melepas pelukanku.
"Gomaweo.. Lalu bagaimana
denganmu? Kapan kau menyusulku dengan Kyuhyun oppa, eh? Atau Yesung oppa?"
"Mollaseo Fani-ah, sudahlah aku
ngantuk. Jaljayo Fani-ah.." kataku lalu berbaring di ranjangku dan menarik
selimut, Fani pun keluar dari kamarku.
Dini's
POV End
Author's
POV
Sementara itu di
waktu yang sama di dorm SJ. Yesung sedang terpuruk di dalam kamarnya sendiri,
dia duduk di tepi ranjangnya, menatap kosong ke depan.
Apa yang harus aku lakukan? Yeoja itu
benar-benar membuatku gila! Aku benar-benar tidak ingin kehilangan dia! Tapi
dia bersama Kyuhyun sekarang, aku tidak mungkin merampasnya dari dongsaengku
sendiri. Batin Yesung, lalu dia beranjak dari kamarnya, menuju dapur untuk
mengambil air mineral dingin untuk mendinginkan kepalanya. Di ruang tengah dia
melihat Kyu sedang sibuk dengan iPhone nya. "Kyu.." panggil Yesung
lalu duduk berhadapan dengan Kyu, Kyu menatap Yesung dengan tatapan yang
dingin. "Chukkae, kau memang pantas berada di sisinya, dia terlalu muda
untukku. Kumohon jangan sakiti dia, dia gadis yang baik. Aku tidak akan
segan-segan merampasnya darimu jika aku melihat kau membuatnya menangis,
arra?" kata Yesung berdiri lalu menepuk pundak Kyu dan pergi menuju dapur.
Haah? Apa yang dikatakannya barusan?
Oh, sepertinya dia melihat saat aku mencium kening Dini, lalu menyatakan
perasaanku pada Dini, dan dia mengira aku berpacaran dengannya. Hahahaha..
Baguslah, dengan begitu dia akan menjauhi gadisku. Batin Kyu tersenyum evil,
lalu kembali sibuk dengan IPhone nya.
Author's
POV End
(Keesokan Harinya)
Dini's
POV
Aku menggeliat mengerjap-ngerjapkan
mataku mencoba untuk bangun. Masih jam 5 pagi. Aku memang sengaja bangun
pagi-pagi sekali hari ini, aku akan memasak untuk oppadeul. Aku tidak sempat
berpamitan pada mereka, kalian tahu? Incheon-Seoul itu memakan waktu 1 jam
perjalanan, dan jika aku mengunjungi mereka hanya untuk berpamitan, butuh waktu
setidaknya 2 jam perjalanan pulang pergi. Jadi, aku beinisiatif memasak saja
untuk mereka sebagai tanda perpisahan, nanti biar Fani yang mengantarkannya ke
dorm.
Dini's
POV End
Fani's
POV
"Whoooaaaaaammm........"
aku menguap, mengerjap-ngerjapkan mataku, aah, sudah jam 6 pagi ternyata. Aku
segera beranjak dari ranjangku, lalu mandi. Dua puluh menit kemudian aku
selesai mandi, berganti baju, lalu turun menuju dapur. Hmmm,, wanginya enak
sekali, siapa yang memasak sepagi ini? Aku mempercepat langkahku menuju dapur,
dan kulihat Dini sedang menata makanannya ke dalam Tupperware dan memasukkannya
ke dalam kantong plastik besar. Untuk siapa dia memasak sebanyak itu? Aku menghampirinya
yang masih sibuk berkutat dengan makanannya.
"Annyeong Dini-ah.." sapaku.
Dia lalu mengalihkan pandangan dari makanannya ke arahku.
"Ah, annyeong Fani-ah..."
jawabnya sambil tersenyum.
"Cah, sudah selesai.."
gumamnya.
"Kenapa kau memasak banyak
sekali? Siapa yang akan memakannya?" tanyaku bingung.
"Aissh, ini untuk oppadeul.
Sebagai tanda perpisahan, nanti setelah kau mengantarku ke bandara, kau
antarkan ini ke dorm, ne?" tanyanya.
"Ne, arasseo." jawabku lalu
menyantap jangjamyeon yang telah disediakan oleh Dini untukku.
"Gomaweo.. Ya sudah aku ke kamar
dulu membereskan barang-barangku." aku mengangguk mengiyakan, dan Dini pun
pergi ke kamarnya.
Fani's
POV End
Dini's
POV
Setelah selesai
membereskan semua barang-barangku, aku bersiap-siap lalu turun untuk segera
berangkat ke bandara, karena sekarang jam sudah menunjukkan pukul 09.30 pagi.
Ku lihat Fani duduk di ruang tengah, sibuk dengan iPhone nya, tapi sepertinya
dia menyadari kehadiranku.
"Kau sudah siap?" tanyanya.
Aku menganggukkan kepalaku mengiyakan. Sebenarnya terasa sangat berat untukku
meninggalkan semuanya disini. Ya, semuanya. Semua kenangan tentangku bersama
orang-orang yang sangat aku idolakan, terutama kenangan bersama Yesung dan
Kyuhyun oppa. Aissh, kenapa aku jadi teringat kepada mereka berdua lagi.
Mengingat mereka berdua membuat hatiku gelisah, aku jadi semakin merasa berat
untuk meninggalkan Korea. Aku memasukkan koperku dan makanan untuk oppadeul ke
bagasi mobil Fani, lalu aku duduk di kursi depan disamping Fani. Selama
perjalanan, aku hanya diam dan sepertinya Fani mengerti kalau saat ini aku
memang sedang tidak ingin bicara. Ketika aku melewati perpustakaan, aku
teringat saat pertama kali aku bertemu dengan Kyuhyun oppa, dan semuanya
berawal dari sini. Ya, semua kenangan yang sekarang membuatku bingung!
"Sudah sampai. Kajja, nanti kau
terlambat." kata Fani membuyarkan lamunanku.
"Ah, ne." jawabku lalu turun
dan mengambil koperku dari bagasi, lalu berjalan bersama Fani ke bagian
keberangkatan.
"Gomaweo Fani-ah, jeongmal gomaweo..
Mianhae, selama aku disini, aku selalu merepotkanmu." kataku lalu memeluk
Fani. Fani membalas pelukanku.
"Cheoman Dini-ah, aku sama sekali
tidak merasa direpotkan, aku senang kau bisa berlibur disini bersamaku, jadi
kau tidak usah minta maaf, ne?" kata Fani lalu melepaskan pelukannya.
Kurasakan cairan bening dari mataku mengalir dipipi chubbyku. "Ya! Kenapa
kau menangis? Sudahlah, aku tau kau sangat berat meninggalkan mereka, tenang
saja aku akan selalu mengirimu email tentang mereka" kata Fani menghapus
air mataku dengan tangannya.
"Yaksokhaejwo."
"Ne. Aku janji." katanya
mengangguk mantap.
"Gomaweo." kataku, lalu
memeluknya lagi.
"Ya sudah, kau hati-hati ya. Aku
akan ke dorm mengantarkan makanan yang kau buat pada oppadeul. Jaga dirimu,
Bye.." kata Fani lalu pergi meninggalkanku di lobi keberangkatan.
Setelah beberapa lama menunggu, jam akhirnya
menunjukkan hampir pukul 11, aku memutuskan untuk segera boarding, tapi baru
beberapa langkah, aku terhenti mendengar pengumuman pesawatku delay 1 jam entah
karena apa. Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di lobi bandara sambil bermain
PSP menunggu hingga jam 12 siang tiba. Ya, karena pesawatku take off jam 12
siang. Aku mengirim pesan kepada Fani, memberitahunya bahwa pesawatku delay 1
jam.
Dini's
POV End
Fani's
POV
Sesampainya di
dorm, kebetulan sekali oppadeul sedang berkumpul walaupun hanya ada Leeteuk,
Yesung, Shindong, dan Eunhyuk oppa. Sepertinya yang lainnya sedang ada jadwal.
"Annyeong oppadeul.." sapaku
seperti biasa.
"Annyeong.." jawab mereka
kompak. Aku melirik ke arah Yesung oppa, dia tampak berbeda sekali, dia lebih
pendiam dan murung sekarang.
"Kau sendirian kesini? Kemana
sepupumu?" tanya Leeteuk oppa.
"Ah, ne oppa. Dini sudah pulang
ke Indonesia, pesawatnya mungkin baru saja take off. Dan ini, aku membawakan
makanan untuk kalian. Ini Dini yang memasaknya, sebagai tanda perpisahan, dia
minta maaf karena tidak bisa berpamitan secara langsung pada kalian."
jelasku "Aku simpan di ruang makan saja ya?" lalu aku berjalan menuju
dapur, dan membereskan makanan yang aku bawa di meja makan, setelah itu aku
kembali ke ruang tengah.
"Aku pulang..." teriak
seseorang. Suaranya tidak asing lagi di telingaku. Hei, itu kan suara Donghae
oppa. Aku mempercepat langkahku ke ruang tengah untuk bertemu dengannya.
(Sesampainya di ruang tengah)
"Chagi..?" kata Donghae oppa
terkejut melihatku ada di dorm, lalu menggenggam tanganku. "Kenapa kau
tidak menghubungiku dulu kalau kau mau kesini?"
"Haah? CHAGI?" teriak
oppadeul dengan mata membulat.
"Ah, ne. Aku dan Fani memang
sudah berpacaran, mian baru memberi tahu kalian sekarang." kata Donghae
oppa menggaruk tengkuknya salah tingkah. Sedangkan aku hanya bisa menundukkan
wajahku malu.
"Kau sudah tidak mencintaiku lagi
Hae-ya?" kata Eunhyuk oppa.
"Tentu saja aku masih mencintaimu
Hyukkie." kata Donghae oppa, membuat Eunhyuk oppa tersenyum. "Hanya
saja aku lebih mencintai yeoja yang ada disampingku saat ini." kata
Donghae oppa mempererat genggaman tangannya, lalu tersenyum ke arahku. Sudah
bisa kupastikan wajahku merah karna malu. Lalu Donghae oppa menarikku untuk
duduk.
Drrrrrttt....Drrrrrtt...Drrrrtt...
Ponselku bergetar, ada pesan yang
masuk ternyata dari Dini. Dia bilang pesawatnya delay 1 jam entah karena apa.
"Dari siapa chagiya?" tanya
Donghae oppa.
"Dari Dini, dia bilang pesawatnya
delay 1 jam." jawabku. Kulihat ada perubahan pada wajah Yesung oppa.
"Oh, berarti dia baru akan take
off jam 12 siang nanti, ne?" kata Leeteuk oppa. Aku hanya mengangguk
mengiyakan. Kulihat Yesung oppa beranjak dari duduknya, meraih jaket, topi dan
kunci mobilnya, lalu berjalan menuju pintu depan.
"Ya! Yesungie! Kau mau
kemana?" teriak Leeteuk oppa.
"Aku pergi dulu sebentar
hyung!" jawab Yesung oppa menghentikan langkahnya.
"Jangan lama-lama. Ingat, kau ada
jadwal sore ini!" kata Leeteuk oppa tegas. Yesung oppa mengangguk lalu
pergi. Sepertinya aku tahu dia akan pergi kemana. Tanpa sadar aku tersenyum
melihat kepergian Yesung oppa.
Fani's
POV End
JongWoon's
POV
Hatiku semakin
sakit ketika Fani bilang Dini kembali ke Indonesia hari ini. Mungkin aku memang
harus melupakannya, dan membuang semua rasa cintaku kepadanya. Apa aku sanggup?
Ah, mollayo. Kulihat Fani mengambil ponsel dari saku jaketnya.
"Dari siapa chagiya?" tanya
Donghae pada Fani.
"Dari Dini, dia bilang pesawatnya
delay 1 jam." jawab Fani. Mwo? Delay 1 jam? Berarti masih ada kesempatan
untuk menyatakan perasaanku padanya.
"Oh, berarti dia baru akan take
off jam 12 siang nanti, ne?" kata Leeteuk hyung. Fani hanya mengangguk
mengiyakan. Tanpa pikir panjang aku beranjak dari tempat dudukku. Kuraih jaket,
topi dan kunci mobilku, lalu berjalan menuju pintu depan.
"Ya! Yesungie! Kau mau
kemana?" teriak Leeteuk hyung, membuat langkahku terhenti.
"Aku pergi dulu sebentar
hyung!"
"Jangan lama-lama. Ingat, kau ada
jadwal sore ini!" kata Leeteuk hyung. Aku mengangguk lalu pergi. Aku tidak
ingin sampai terlambat. Kulirik jam tanganku, ah, sudah jam 11 lebih 5 menit.
Aku harus cepat! Kulajukan mobilku dengan kecepatan tinggi, tapi tetap
berhati-hati.
Skip...<
Sesampainya di bandara, aku segera
berlari menuju bagian keberangkatan, tentu saja dengan penyamaranku. Kuedarkan
pandanganku ke seluruh penjuru lobi keberangkatan, berharap menemukan Dini.
Kulirik jam tanganku lagi, jam tanganku menunjukkan pukul 12.05. Apa dia sudah
boarding? Ah, sepertinya aku memang sudah terlambat. Aku melangkahkan kakiku
meninggalkan bandara, tapi langkahku terhenti ketika melihat seorang yeoja
memegang PSP yang sedang berjalan untuk boarding. Aku langsung berlari ke
arahnya dan menariknya ke tempat yang agak sepi lalu menariknya ke dalam
pelukanku. Kupeluk tubuhnya erat, membenamkan wajahku di pundaknya. Aku tidak
peduli dia membalasnya atau tidak, yang jelas aku ingin melepas semua rasa yang
sudah berkecamuk di hatiku dengan memeluknya.
"Oppa.." panggilnya. Aku
melepaskan pelukanku, menggenggam kedua tangannya.
"Saranghaeyo Dini-ah, jeongmal saranghaeyo.."
kataku, lalu mempererat genggaman tanganku. Dia menundukkan wajahnya. Kutelungkupkan
kedua tanganku di wajahnya, mengangkat wajahnya sehingga dia menatapku.
"Aku tau, aku terlambat
mengatakan ini semua. Kau sekarang sudah bersama Kyuhyun. Aku tidak bermaksud
membuatmu bingung, aku hanya ingin kau mengetahui perasaanku saja.
Saranghaeyo.." aku memeluknya erat lagi, membenamkan wajahku dipundaknya,
dan tak kusangka dia membalas pelukanku. Aku mempererat pelukanku lagi, tidak
peduli dengan orang-orang yang sekarang memperhatikan kami. Kudengar dia
terisak, apa dia menangis? Kulepaskan pelukanku, dan benar dugaanku, dia
menangis. Kuusap air mata yang mengalir di pipinya.
"Uljima, walaupun kau sudah
bersama Kyuhyun, aku akan tetap menyayangimu. Arra?"
Chuupp~..
Aku mencium keningnya, lalu
menggenggam tangannya lagi.
"Kau harus boarding sekarang.
Jaga dirimu baik-baik, aku akan selalu merindukanmu." dia menganggukkan
kepalannya, aku melepaskan genggaman tanganku, lalu dia berbalik melangkahkan
kakinya dan pergi. Aku hanya bisa menatap kepergiannya dari hadapanku, dan mungkin
dari kehidupanku. Aku berbalik melangkahkan kakiku meninggalkan bandara dengan
rasa sakit, dan kekecewaan dalam hatiku.
TBC...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar