Sabtu, 05 Mei 2012

[Freelance] Triangle Love (Part 3)

Tittle :
Triangle Love (Part 3)
Author :
Dini
Main cast :
Cho Kyuhyun ( SUPER JUNIOR )
Kim JongWoon ( SUPER JUNIOR )
Dini ( Author narsis )
Fani Yunisa [OC]
Support Cast :
All member Super Junior
Rating :
PG
Genre :
Love
Length :
Chapter


Author’s POV
             
“BRAAKK!!” Kyu membanting pintu kamar dan masuk ke dalam kamarnya. Dini dan Yesung langsung menjaga jarak diri mereka masing-masing. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang melihat mereka bertiga.

“A.. ada apa dengan Kyu?” tanya Yesung tergagap pada Dini sambil memegang leher bagian belakangnya salah tingkah.

“Mollayo oppa. Mungkin dia kalah bermain game.” jawab Dini tertunduk karena merasa malu.

“Ah, kau benar. Dia memang suka marah-marah sendiri jika kalah bermain game. Hmmm... Gomaweo..” kata Yesung pada Dini.

“Cheonmaneyo oppa..” jawab Dini sambil tersenyum.

Tiba-tiba Fani datang menghampiri mereka.

“Ehemm, Ehem,, apa aku mengganggu kalian?” tanya Fani dengan nada menggoda.

Aissh, apa-apaan Fani bertanya seperti itu membuatku malu saja, gumam Dini dalam hati.

“Tentu saja tidak.” jawab Yesung salah tingkah.

Tak lama semua member kembali berkumpul di ruang tengah. Setelah berpamitan pada oppadeul, Dini dan Fani pun pulang. Saat berpamitan memberdeul banyak yang berbasa-basi menyuruh Dini datang lagi ke dorm, tapi hanya Kyuhyun yang kelihatan tidak bersemangat, dia malah sibuk dengan PSP kesayangannya.

Author’s POV End

Fani’s POV
            
Aku masih penasaran dengan kejadian tadi saat Kyu oppa membanting pintu kamarnya setelah melihat Dini dan Yesung oppa berdekatan dan hampir berpelukan. Apa yang sebenarnya mereka lakukan? Tidak mungkin mereka hanya mengobrol dengan jarak yang berdekatan seperti itu. Dan, kenapa Kyu oppa membanting pintu kamarnya? Jangan-jangan...... Ah, tidak mungkin. Mereka baru saja bertemu tadi. Sebaiknya aku tanyakan langsung pada Dini.

(Fani berjalan ke kamar Dini. Sesampainya di kamar Dini.)

“Tok,,Tok,,Tok,,” aku mengetuk pintu kamar Dini.

“Masuk..” jawab Dini dari dalam, dan aku pun masuk. Kulihat dia sedang serius dengan PSP kesayangannya sambil berbaring di atas ranjang.

“Apa aku menggagumu?” tanyaku menghampirinya dan duduk di tepi ranjang di dekat kakinya.

“Tidak.” jawabnya tapi dia tidak mengalihkan pandangan dari PSP nya sedikitpun. Aku hanya menghela nafas panjang melihatnya.

“Ada yang ingin kutanyakan padamu.”

“Bicaralah, kau ini aneh sekali.” katanya masih dengan posisi yang sama. Aigoo, dia ini menyebalkan sekali jika sedang bermain game.

“Aku serius Dini.” kataku dengan sedikit penekanan.

“Arasseo.” jawabnya mematikan PSP nya dan duduk menghadapku. “Apa yang ingin kau bicarakan?”

“Sebenarnya apa yang kau lakukan dengan Yesung oppa? Tidak mungkin kau hanya mengobrol dengannya dengan posisi sedekat itu.” tanyaku to the point.

“Jadi kau melihatku?” aku hanya mengangguk mengiyakan. “Oh, tadi aku sedang melihat-lihat hasil jepretanku dengan Yesung oppa. Jadi kami duduk sangat berdekatan.”

“Lalu, kenapa Kyu oppa membanting pintu kamarnya ketika melihat kalian? Apa jangan-jangan dia cemburu melihatmu dengan Yesung oppa?” kataku menebak-nebak.

“Memangnya dia membanting pintu kamarnya ketika melihatku dengan Yesung oppa? Tidak mungkin dia cemburu melihatku dengan Yesung oppa, jika aku berdekatan dengan Sungmin oppa dia pasti akan cemburu. Kau ini bagaimana sih? Kau kan SPARKKYU sejati, tapi couple si evil saja kau tidak tahu.” jawabnya.

“Aissh kau ini, bukan itu maksudku. Maksudnya, Kyu oppa itu cemburu pada Yesung oppa karena berdekatan denganmu.” jelasku sedikit kesal. Ku lihat ada perubahan pada wajahnya, dia terlihat kaget dengan ucapanku. “Apa kau pernah bertemu dengan Kyu oppa sebelumnya?” tanyaku.

Dia menundukkan kepalannya.”Hmmmm....Sebenarnya, sebenarnya...” jawabnya ragu-ragu.

“Sebenarnya apa?” tanyaku tidak sabar.”Bicaralah yang jelas.”

“Ah, arasseo. Aku akan menceritakan semuanya padamu.”

Dini menceritakan semuanya kepadaku. Jadi, ternyata saat di perpustakaan dia bertemu dengan Kyu oppa yang sedang dikejar-kejar fansnya, dan mereka juga bermain game bersama di taman.

“Apa mungkin dia jatuh cinta pada pandangan pertama kepadamu?” tanyaku.

“Aissh, kau ini. Dia tidak mungkin jatuh cinta padaku. Dia itu seorang bintang, sedangkan aku, aku hanya wanita biasa. Bahkan dia bisa mendapatkan 1000 wanita yang jauh lebih baik dariku. Dan apa kau tidak akan memusuhiku jika si evil itu jatuh cinta padaku?” katanya terkekeh.

“Tentu saja tidak. Aku akan merasa senang sekali jika kau berpacaran dengannya. Ah, aku tidak bisa membayangkan jika sepupu iparku adalah seorang bintang yang sangat diidolakan di seluruh dunia.” jawabku berapi-api.

“Kau ini terlalu berlebihan.” jawabnya lalu merebahkan kembali tubuhnya di ranjang dan memainkan PSP nya lagi. Dia ini menyebalkan sekali. Aku pun keluar dari kamarnya sambil senyum-senyum sendiri membayangkan Kyu oppa menjadi sepupu iparku.

Fani’s POV End

Dini’s POV

(Keesokan Harinya)

Ah menyebalkan sekali, hari ini aku terpaksa diam di rumah sendiri. Aku bangun siang, Fani sudah berangkat kuliah dan kedua orang tuanya sudah berangkat bekerja. Ingin sekali rasanya berjalan-jalan keluar, tapi aku tidak tahu jalan, aku takut tersesat. Tidak lucu kan kalau besok pagi berita kehilanganku akan menjadi headline di sebuah surat kabar?

Drrrrttt.....Drrrtttt......Drrrrtttt.......

Terdengar suara getaran handphone-ku, ternyata ada panggilan masuk. Nomernya tidak dikenal.

“Yeobosseo?” jawabku mengangkat telepon.

“Yeobosseo. Dini-ah, apa ini benar nomer ponselmu?” jawab seorang namja diseberang telepon.

“Ne. Nuguseo?” tanyaku.

“Ini aku Kim JongWoon. Apa kau ada acara hari ini?” tanyanya. Ternyata Yesung oppa yang menelponku. Hah? Yesung oppa, Yesung oppa menelponku, mimpi apa aku semalam? Tapi tunggu sebentar, dari mana dia tahu nomor ponselku?

“Eh, ternyata kau oppa. Aku tidak ada acara hari ini, memangnya kenapa?” jawabku masih tidak percaya bahwa biasku menelponku.

“Aniya, aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan, eotte? Apa kau mau?”

Dia mengajakku jalan-jalan? Apa aku tidak salah dengar?

“Ne oppa, aku mau.” jawabku. Kudengar helaan nafasnya, dia terdengar lega sekali mendengar jawabanku tadi. Ah, mungkin hanya perasaanku saja.

“Arasseo. Aku akan menjemputmu.”

“Oppa, memangnya kau tahu alamat rumahnya Fani? Dan, dari mana kau tahu nomor ponselku?”

“Tentu saja, aku mendapatkan alamat rumah Fani dan nomor ponselmu dari Fani. Sebaiknya kau siap-siap sekarang karena aku akan sampai di rumah Fani 1 jam lagi.” jawabnya.

“Ne oppa.” jawabku lalu menutup teleponku dan segera bersiap-siap.

Dini’s POV End

Author’s POV
             
Hari ini Yesung memutuskan untuk mengajak Dini jalan-jalan. Entah mengapa baru beberapa jam saja tidak bertemu dengan gadis itu Yesung sudah sangat merindukannya. Ne, merindukan senyuman hangat yang dimiliki gadis itu, senyuman yang dapat menenangkan hatinya. Sekarang mereka berdua sudah berada di dalam mobil Yesung yang sedang berjalan di atas aspal yang mulus(?). Suasana di mobil hingga saat ini masih hening. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Hmmm.. oppa, sebenarnya kita akan pergi kemana?” tanya Dini memulai pembicaraan, tidak tahan dengan situasi yang membuatnya semakin canggung.

“Nanti kau juga akan tahu. Aku yakin kau tidak akan kecewa, dari sana kau dapat mengambil beberapa gambar untuk oleh-oleh ke Indonesia, tempatnya sangat indah.” jelas Yesung, tapi dia tetap fokus ke jalanan hanya sesekali menengok ke arah Dini sambil tersenyum.

“Jinjja? Ah, aku jadi penasaran.” jawab Dini menggebu-gebu. Yesung menoleh sebentar ke arah Dini lalu tersenyum kepadanya lalu fokus kembali pada jalanan yang ada di depannya.

Akhirnya mereka sampai di tempat yang dituju yaitu N Seoul Tower.

“Kajja, kita ke atas. Dari sana akan terlihat pemandangan kota yang sangat mengagumkan.” ajak Yesung.

“Ne. Tunggu sebentar oppa.” Dini mengeluarkan kamera dari tasnya lalu memfoto N Seoul Tower. Untuk kenang-kenangan pikirnya. “Kajja oppa.” ajak Dini pada Yesung sambil tersenyum.  Dia tersenyum lagi kepadaku? Dan aku hanya bisa mematung melihat senyumannya. Lagi-lagi aku terpesona melihat senyumannya. Apa aku memang menyukainya pada pandangan pertama? Ah mollayo, aku juga tidak mengerti. Gumam Yesung dalam hati.

Dini berjalan mendahului Yesung, tapi baru beberapa langkah dia berjalan dia terhenti karena saat menoleh ke belakang ternyata Yesung tidak mengikutinya. Yesung masih berdiri mematung di tempat saat Dini mengambil gambar N Seoul Tower. Dini berbalik arah berjalan ke arah Yesung.

“Oppa, apa kau baik-baik saja?” kata Dini sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Yesung. Yesung pun tersadar dari lamunannya.

“Ah, Ne. Aku baik-baik saja. Kajja,” ajak Yesung lalu menggandeng tangan Dini. Betapa terkejutnya gadis itu ketika Yesung menggenggam tangannya.

Author’s POV End

Dini’s POV
             
Rasanya seperti mimpi bisa berjalan-jalan dengan seseorang yang sangat aku idolakan, siapa lagi kalo bukan Yesung oppa. Sekarang aku sedang berada di N Seoul Tower bersamanya, tentu saja Yesung oppa dengan penyamaran lengkapnya, katanya dari atas tower itu akan terlihat pemandangan kota yang indah. Ah, aku jadi sangat penasaran.

“Kajja, kita ke atas. Dari sana akan terlihat pemandangan kota yang sangat mengagumkan.” ajak Yesung oppa.

Oh, jadi ini yang namanya N Seoul Tower yang penuh dengan gembok cinta di sekeliling pagarnya. Ternyata memang indah sekali.“Ne. Tunggu sebentar oppa.” Aku mengeluarkan kamera dari tasku lalu memfoto N Seoul Tower. Untuk kenang-kenangan fikirku. “Kajja oppa.” ajakku pada Yesung oppa sambil tersenyum. Aku berjalan mendahuluinya, aku sudah tidak sabar ingin melihat gembok-gembok itu dan tentu saja ingin melihat pemandangan kota dari atas sana. Ketika aku menoleh ke belakang bermaksud akan mengajak Yesung oppa mengobrol, aku kaget karena aku mendapatinya sedang berdiri mematung di tempat aku memotret N Seoul Tower tadi. Aku berbalik arah berjalan menghampirinya.

“Oppa, apa kau baik-baik saja?” kataku melambai-lambaikan tangan di depan wajahnya. Yesung oppa tersadar dari lamunannya.

“Ah, Ne. Aku baik-baik saja. Kajja,” ajak Yesung oppa lalu menggandeng tanganku. Mwo? Dia menggenggam tanganku? OMO! Mimpi apa aku semalam. DEG! Ada apa dengan jantungku? Kenapa jantungku berdegup tidak beraturan seperti ini? Oppa ku mohon lepaskan tanganku, aku bisa pingsan jika kau terus-terusan seperti ini. Kenapa dia malah mempererat genggaman tangannya? OMO, oppa jika kau terus seperti ini bisa-bisa jantungku copot dari tempatnya karena bekerja lebih cepat dari biasanya.

Akhirnya aku dan Yesung oppa sampai di atas N Seoul Tower. Ah, ternyata yang di katakan Yesung oppa memang benar, dari sini pemandangannya terlihat sangat indah sekali. Aku tidak ingin melewatkan sedikitpun moment indah ini, aku langsung memotret pemandangan yang sekarang terlihat jelas di hadapanku. Begitu juga dengan Yesung oppa, dia juga terlihat sibuk dengan kameranya. Cukup lama aku berada di N Seoul Tower, aku tidak hanya memotret pemandangan saja, tapi aku juga berfoto bersama dengan Yesung oppa, bercanda dan tertawa bersama. Dia sering sekali berpose yang membuatku tertawa melihatnya, tapi dia tetap kelihatan lucu walaupun berpose agak aneh. Mungkin orang yang saat ini sedang melihatku bersama Yesung oppa akan mengira bahwa kami adalah sepasang kekasih yang sedang melepas rindu. Ah, andai saja itu semua kenyataan. Hei,, apa yang sedang kau fikirkan Dini, jangan-jangan kau mulai menyukainya lebih dari seorang fans. Ah, mollayo.

Setelah puas dengan keindahan pemandangan N Seoul Tower, Yesung oppa mengajakku ke sebuah pasar modern yaitu Namdaemun Market. Dan hingga saat ini Yesung oppa masih mengenggam tanganku, dia melepaskan genggamannya saat dia sedang menyetir dan ketika aku akan memotret saja, sebenarnya ada apa dengannya? Apa dia juga mulai menyukaiku? Aissh, kau ini PD sekali, tidak mungkin dia menyukaimu. Di sini aku bisa memotret keadaan kota. Ini adalah hal yang paling aku sukai. Aku berkeliling Namdaemun Market sambil memotret hiruk pikuk disana. Saat aku mengarahkan kameraku ke beberapa toko yang berjajar disana, tatapanku terhenti saat melihat Hoodie yag dikenakan manekin salah satu toko yang akan aku potret tadi. Modelnya sangat lucu, Hoodie itu berwarna merah, tapi sepertinya itu lebih pantas jika di pakai oleh seorang namja.

Ah, aku akan membeli Hoodie itu untuk Yesung oppa sebagai tanda terima kasihku padanya karena dia telah mengajakku jalan-jalan hari ini.

Dini’s POV End

JongWoon’s POV
             
Aku senang sekali hari ini bisa mengajaknya jalan-jalan bersamaku. Harus aku akui, sepertinya aku memang mulai menyukainya. Selama di N Seoul Tower aku menggenggam tangannya, dan dia tidak menolak. Entah kenapa aku merasa tidak ingin jauh darinya. Sekarang aku sedang berada di Namdaemun Market bersamanya. Aku sengaja mengajaknya ke sini, karena menurutku ini tempat yang bagus untuk memotret keadaan kota. Dan sepertinya dia juga sangat menyukainya, karena kulihat dari tadi dia hanya sibuk memotret dan belum membeli satu barang pun dari sini.

“Oppa..” panggil seseorang yang aku yakini dia adalah Dini sambil menyentuh pundakku, yang membuatku langsung menoleh ke arahnya.

“Ne, sepertinya kau sudah membeli sesuatu?” tanyaku saat aku melihat dia menjinjing satu tas belanjaan.

“Ne oppa, ini untukmu.” Dia memberikan tas belanjaannya itu padaku. “Sebagai tanda ucapan terimakasihku, karena kau sudah mau mengajakku jalan-jalan.” katanya dan dihiasi senyuman khas di wajahnya. Ya, senyuman yang selalu aku rindukan.

“Ah, seharusnya kau tidak perlu seperti ini. Aku senang bisa jalan-jalan denganmu.” jawabku membalas senyumannya. Aku membuka tas belanjaannya dan mengambil isinya. Ternyata isinya sebuah Hoodie berwarna merah, warna favoriteku. “Gomaweo Dini-ah.” ucapku sambil tersenyum.

“Cheonmaneyo oppa.” jawabnya.

“Aku juga ingin membelikanmu sesuatu, apa yang paling kau sukai?” dia tidak menjawabku. Tapi tatapannya menuju...... ah, sepertinya dia menginginkan boneka Doraemon berukuran jumbo itu. 

“Kajja!” aku menarik lengannya menuju ke toko tersebut.

JongWoon’s POV End

Author’s POV
            
Matahari di gantikan oleh sang bulan bersama bintang-bintang yang berkerlap-kerlip menghiasi langit. Cuaca malam ini sangat indah walaupun angin malam membuat tubuh sedikit menggigil. Yesung dan Dini sedang duduk di sebuah bangku di tepi sungai. Mereka saat ini sedang berada di Sungai Han, menikmati keindahan sungai ini di malam hari yang tampak menawan dihiasi banyak lampu. Ah, sangat menyejukkan hati.

“Oppa sekali lagi terima kasih untuk hari ini. Jeongmal gomaweo oppa.” kata dini tersenyum tapi tatapannya tidak terlepas dari pemandangan Sungai Han.

“Apa kau senang?” tanya Yesung menoleh ke arah Dini.

“Ne oppa. Aku sangat senang hari ini.” jawab Dini sambil tersenyum ke arah Yesung. Yesung membalas senyuman gadis itu.

“Apa kau kedinginan? Sepertinya tubuhmu menggigil.” tanya Yesung dengan wajah memancarkan kekhawatiran.

“Sedikit oppa.” jawab Dini dengan bibir bergetar karena kedinginan. Melihat Dini kedinginan Yesung menggenggam kedua tangan Dini lalu mengusap-ngusap dengan kedua tangannya.

“Begini lebih baik.” kata Yesung tersenyum. Dini membalas senyuman Yesung tanpa menjawab perkataan lelaki itu. Sepertinya dia terlalu kaget dengan apa yang Yesung lakukan padanya hingga dia tidak dapat berkata apa-apa lagi.

Drrrrrrrrtttttt...... Drrrrrrrrtttttt...... Drrrrrrrrtttttt......

Ponsel Yesung bergetar tanda ada panggilan masuk, ternyata dari couplenya, Wookie.

“Yeobosseo.” jawab Yesung mengangkat telepon.

“....”

“Baiklah Wookie-ah, aku akan segera pulang.” Yesung menutup teleponnya dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya.

“Dini-ah, kita harus pulang sekarang. Wookie menyuruhku untuk segera pulang dan makan malam. Dan kau harus ikut ke dorm untuk makan malam bersama kami, dan setelah itu aku akan mengantarkanmu pulang. Eotte?”

“Ne oppa.” jawab Dini. Lalu yesung menggandeng Dini untuk pulang bersamanya ke dorm.

(Sesampainya di dorm)

“Aku pulang.....” teriak Yesung. Hei,, dia kedengaran seperti Nobita saja ketika baru pulang sekolah. Gumam Dini dalam hati dia terkekeh pelan mendengarnya.

Semua member menatap Dini dan Yesung yang sedang bergandengan tangan di hadapan mereka dengan tatapan aneh. Yesung dan Dini yang sadar bahwa memberdeul menatap tangan mereka berdua, langsung melepaskan genggaman tangan mereka. Dini dan Yesung hanya bisa tertunduk karena malu. Dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang menatap mereka dengan penuh kebencian. Yang tak lain adalah Kyuhyun.


TBC

Akhirnya author bisa juga nyelesaiin Part yang ke tiga ini dengan susah payah karena sempet mentok.(readers: gak ada yang nanya thor, author: *nangis di pelukan yeppa*PLAAKK!). Gimana nih FF nya makin gajekah? Atau ngebosenin? Atau makin seru? Kira-kira apa ya, yang bakal di lakuin Kyuppa sekarang? Apa dia bakalan ngebanting pintu kamar lagi? Atau ngebanting PSP? Atau bikin trio Ddangkoma jadi sup? Tunggu aja di part selanjutnya ya.....

Jangan lupa RCL!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar