Kamis, 17 Mei 2012

[Freelance] Triangle Love (Part 4)

Title : Triangle Love (Part 4)
Author :
Dini (extra story by JunEonnie)
Main Cast :
Cho Kyuhyun ( SUPER JUNIOR )
Kim JongWoon ( SUPER JUNIOR )
Dini ( Author narsis )
Fani Yunisa [OC]
Support Cast :
All member Super Junior
Rating :
PG
Genre :
Love
Length :
Chapter


Kyuhyun's POV
"Kyu, apa kau sudah tidak suka dengan masakanku lagi sekarang, huh? Ireona, palli kita makan." kata Wookie hyung. Aissh, sejak kapan dia berdiri di ambang pintu kamarku? Suara cemprengnya itu membuyarkan konsentrasiku dan seketika di layar PSP ku terlihat tulisan YOU LOSE!
"YA! Hyung! suara cemprengmu membuyarkan konsentrasiku, aku jadi kalah tauu..!" kataku mengerucutkan bibirku.
"Hahahahaha.. Mukamu lucu sekali Kyu, hahahaha.. Sudahlah, kajja kita makan, yang lain sudah berkumpul." katanya masih terkekeh seraya menghilang dari ambang pintu kamarku. Aku berjalan malas menuju ruang makan.
"Aku pulang...." teriak si Mr. Philtrum aneh itu. Aku menengok ke arahnya, aku sangat terkejut ketika tau dia sedang bersama Dini, yeoja yang membuat jantungku abnormal dan seolah akan melompat keluar dari tempatnya ketika aku melihat senyumannya. OMO! Mereka berpegangan tangan! Apa aku tidak salah lihat? Aku mengucek-ngucek kedua mataku, memastikan bahwa yang kulihat saat ini nyata. Dan ini memang nyata! Sakit, itu yang aku rasakan saat ini, rasanya hatiku bagaikan ditusuk beribu-ribu anak panah, kurasakan pipiku memanas, jantungku memompa darah dengan cepat, emosiku sudah tidak bisa kutahan lagi, ingin rasanya kepalaku meledak melihat mereka. Akhirnya aku memutuskan kembali ke kamar untuk mendinginkan kepalaku. Aku khawatir jika aku terus-terusan disana, aku benar-benar akan menghajar si Mr. Philtrum itu.
Kyuhyun's POV End
Author's POV
Yesung dan Dini masih tertunduk malu, karena tertangkap basah sedang berpegangan tangan.
"YA! YA! Kenapa kalian menatap kami seperti itu" kata Yesung agak sedikit teriak, menyadarkan semua memberdeul.
"Ah aniya. Yesungie, Dini-ah, kemarilah, aku tau kalian juga sudah merasa sangat lapar, ne?" kata sang Leader salah tingkah. Yesung dan Dini menghampiri mereka, dan duduk bersebelahan.
"Kemana si evil magnae itu?" tanya Leeteuk kepada semua member.
"Dia ada di kamar hyung, sedang sibuk dengan istrinya. Sebentar, akan kupanggil dia untuk makan bersama kita." jawab Sungmin.
(Berjalan ke kamar KyuMin, Sesampainya di kamar KyuMin)
Terlihat Kyuhyun sedang berbaring di ranjang sibuk dengan PSP nya.
"Kyu, kajja kita makan. Yang lain sudah berkumpul di ruang makan." teriak Sungmin dari ambang pintu.
"Kalian saja hyung yang makan, aku sedang tidak nafsu makan." jawab Kyuhyun tapi tatapannya tetap fokus pada PSP nya.
"Kau kenapa Kyu? Apa kau sakit?" tanya Sungmin dengan nada khawatir.
Iya hyung aku sakit, SAKIT sekali. Kau tahu? Aku serasa ingin mati melihat mereka berdua seperti itu. Aku ingin membunuh si JongWoon brengsek itu, teriak Kyuhyun dalam hati. "Aniya hyung, aku tidak merasa lapar saja." jawab Kyu asal.
"Hmmm, Arasseo." Sungmin pun meninggalkan Kyu di kamarnya kembali ke meja makan.
Kyu menutup pintu kamarnya, lebih tepatnya membanting, mengacak-ngacak rambutnya frustasi, lalu membanting PSP ke tempat tidurnya.
"Arrrrrrggggggghhh,,, JONGWOON BABO! AKU MEMBENCIMU! Arrrrggggghhh..!" geram Kyu mengacak-ngacak rambutnya.
Author's POV End
JongWoon's POV
Setelah berpamitan pada hyung dan dongsaengku, aku mengantarkan Dini pulang. Sekarang aku sedang dalam perjalanan mengantar gadisku pulang. Mwo? Gadisku? Ah, aku juga tidak tau, aku ingin sekali dia menjadi gadisku.
"Oppa.." panggilnya.
"Hmmm.." jawabku tetap fokus pada jalanan yang ada di hadapanku.
"Gomaweo.. Jeongmal gomaweo." katanya sambil tersenyum ke arahku.
"Cheonman, cheonman, cheonman, cheonman, cheonman, .." jawabku terus menerus tapi dia memotong jawabanku.
"Hahahahaha.. Oppa hentikan! Mulutmu lucu sekali, hahahaha.." tawanya memecah keheningan malam ini, dan juga keheningan di dalam hatiku.*halah oppa lebeh*
"Kau ini sudah berapa kali mengucapkan terima kasih padaku. Bahkan sudah tak terhitung. Jangan mengucapkan terima kasih lagi, aku juga senang hari ini bisa menemanimu, ne?" kataku melirik ke arahnya lalu tersenyum.
"Arasseo oppa. Gomaweo.." katanya menggodaku sambil tersenyum. Aku meliriknya dengan lirikan evil ku. Dia hanya tertawa melihatku. Jika waktu bisa dihentikan, aku ingin sekali waktu berhenti sekarang juga. Aku ingin terus bersamanya, berada di sisinya. Tawanya terhenti, aku tak mendengar lagi suaranya, hanya helaan nafas teraturnya yang aku dengar. Kulirik dia, ternyata dia tertidur. Dia bahkan tetap terlihat lucu dan manis ketika sedang tertidur. Ah, bagaimana bisa? Ingin sekali aku membelai wajahnya, membelai pipinya. Tak terasa, kami sudah sampai di depan rumah Fani. Aku tidak tega untuk membangunkannya, ku tekan intercom dan ternyata Fani yang menjawabnya, aku langsung menyuruhnya untuk membukakan pagar. Tak lama dia datang dan menyuruhku masuk.
"Dini tertidur di mobilku, mungkin dia kelelahan. Aku tidak tega membangunkannya. Kau tolong bawakan boneka Doraemonnya di kursi belakang, dan tunjukkan kamarnya, ne?" jelasku. Fani menatapku bingung, tapi beberapa detik kemudian dia menjawabku "Arr...arra oppa." dia mengambil boneka Doraemon Dini di kursi belakang, sementara aku menggendong Dini dengan hati-hati, aku tidak mau sampai membangunkannya.
"Kajja oppa." ajak Fani. Aku mengekor di belakangnya. Sesampainya di kamar Dini di lantai dua, aku membaringkannya di ranjang dengan hati-hati dan menyelimutinya. Kusibakkan sebagian rambut yang menutupi matanya dengan tanganku, kutatap wajahnya yang saat ini sedang terlelap. Wajahnya sangat lucu, jeongmal aegyo. Dia seperti anak kecil ketika sedang tertidur, tapi sungguh aku sangat menyukainya. Kubelai pipinya lembut, sebelum aku meninggalkannya. "Saranghaeyo, Dini-ah.." aku menghentikan aktifitasku, lalu beranjak dari kamarnya. Setelah aku berpamitan pada keluarga Fani, aku langsung pulang ke dorm, dengan senyum yang masih mengembang di wajahku.
JongWoon's POV End
Author's POV
Sesampainya di dorm, Yesung disambut oleh memberdeul yang sedang berkumpul di ruang tengah. Mereka kembali menatap Yesung, dengan tatapan ingin tahu.
"Kenapa kalian semua menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh denganku?" tanya Yesung lalu duduk diantara memberdeul.
"Ya! Hyung! Kau kan dari dulu memang aneh. Apa kau tidak pernah menyadarinya, huh?" jawab Kyu mengeluarkan evil smirknya.
Aissh, dasar magnae setan tidak sopan! geram Yesung dalam hati.
"Hyung, kenapa tadi kau dan Dini bisa datang bersamaan? Berpegangan tangan pula?" tanya Donghae.
"Kau habis berkencan dengannya ya hyung? Apa saja yang sudah kau lakukan dengannya?" tanya Eunhyuk dengan nada menggoda menunjukkan gummy smilenya.
"Apa kau ada hubungan dengannya hyung?" tanya Wookie.
Yesung hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari dongsaengnya itu.
"Ya! Hyung! Kenapa kau senyum-senyum sendiri seperti itu? Kau memang gila hyung. Kasian sekali Dini bila berpacaran dengan namja aneh dan gila sepertimu!" kata Kyu mengeluarkan evil smirknya, dan beranjak pergi menuju kamarnya. Semua member menatap kepergian Kyuhyun dengan tatapan aneh. Tidak biasanya Kyu bersikap seperti itu kepada Yesung.
"BRAAAAKKK!!" Kyu membanting pintu kamarnya membuat memberdeul semakin bingung atas sikapnya.
"Dasar magnae setan!" umpat Eunhyuk.
Kenapa dia bersikap dingin dan jutek seperti itu kepadaku? Tidak biasanya Kyu bersikap seperti itu kepadaku? Batin Yesung.
"Baiklah, ini sudah malam. Waktunya kalian semua untuk tidur. Terutama kalian yang besok ada jadwal, apa kalian mau mengecewakan elf dengan melihat wajah ngantuk kalian, huh?" kata Leeteuk dan semua member bubar menuju kamar mereka masing-masing. Terkecuali Yesung, dia masih duduk memikirkan perubahan sikap Kyu terhadapnya.
Author's POV End
Kyuhyun's POV
"BRAAAAKKK!" aku membanting pintu kamarku lagi. Sudah bisa kupastikan semua member menatapku dengan tatapan bingung. Aku benar-benar frustasi sekarang.
"Aaaaaaarrrrrgggghhh......" teriakku dalam hati. Aku sudah tidak bisa membendung emosiku lagi. Aku duduk di tepi ranjangku mengusap wajah dengan kedua tanganku, mencoba menenangkan diriku yang saat ini sedang kalut, berantakan, atau apalah itu. Aku benar-benar emosi! Tiba-tiba Sungmin hyung datang, sepertinya Leeteuk hyung sudah menyuruh mereka semua untuk tidur.
"Kyu, kupikir kau sudah tidur." katanya lalu berbaring di atas ranjang, dan menarik selimutnya.
"Aku belum ngantuk hyung. Kau tidur saja duluan. Aku akan mengambil minum dulu ke dapur. Aku haus sekali." jawabku lalu beranjak dari kamarku menuju ke dapur. Aku melihat si JongWoon sedang duduk kepalanya tertunduk, apa yang sedang dia pikirkan? Aku tetap berjalan ke dapur tidak memperdulikannya.
"Kyu.." panggilnya membuat langkahku terhenti, tapi tidak menoleh kepadanya.
"Kyu, apa kau marah padaku?" tanyanya dengan nada memelas.
Huh! Sepertinya kau mulai menyadarinya sekarang JongWoon. Aku memang marah kepadamu, bahkan membencimu! Batinku mengeluarkan evil smirk ku lagi. "Aniya!" jawabku tanpa menoleh kepadanya, melanjutkan langkahku menuju dapur. Tapi langkahku terhenti lagi, ketika dia memanggilku lagi.
"Ya! Kyu! Kau jangan berbohong padaku. Aku tau kau marah padaku, tidak biasanya kau bersikap seperti ini kepadaku. Katakan padaku apa salahku kepadamu? Aku tidak akan marah padamu walaupun kau menjahiliku, tapi ku mohon jangan bersikap dingin seperti itu kepadaku. Kau tahu bagaimana rasanya diacuhkan oleh namdongsaeng kesayanganku? Aku akan melakukan apa pun agar kau tidak bersikap seperti ini lagi kepadaku." jelasnya. Baiklah hyung kesayanganku yang sekarang aku benci, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu! Bersiap-siaplah Kim JongWoon.
Kyuhyun's POV End
Author's POV
Kyu beranjak dari kamarnya menuju ke dapur. Di ruang tengah dia melihat Yesung yang sedang duduk dengan kepala tertunduk, tapi Kyu tidak mengacuhkannya, dia tetap melangkah menuju dapur.
"Kyu.." panggil Yesung membuat langkah Kyu terhenti, tapi Kyu tidak menoleh kepada Yesung.
"Kyu, apa kau marah padaku?" tanya Yesung dengan nada memelas.
Huh! Sepertinya kau mulai menyadarinya sekarang JongWoon. Aku memang marah kepadamu, bahkan membencimu! Batin Kyu mengeluarkan evil smirknya lagi. "Aniya!" jawab Kyu tanpa menoleh kepada Yesung, Kyu melanjutkan langkahnya menuju dapur. Tapi langkahnya terhenti lagi, ketika Yesung memanggilnya lagi.
"Ya! Kyu! Kau jangan berbohong padaku. Aku tau kau marah padaku, tidak biasanya kau bersikap seperti ini kepadaku. Katakan padaku apa salahku kepadamu? Aku tidak akan marah padamu walaupun kau menjahiliku, tapi kumohon jangan bersikap dingin seperti itu kepadaku. Kau tahu bagaimana rasanya di acuhkan oleh namdongsaeng kesayanganku? Aku akan melakukan apa pun agar kau tidak bersikap seperti ini lagi kepadaku." jelas Yesung. Baiklah hyung kesayanganku yang sekarang aku benci, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu! Bersiap-siaplah Kim JongWoon, batin Kyuhyun.
"Benarkah hyung apa yang kau katakan tadi? Kau akan melakukan apapun, asal aku tidak bersikap dingin lagi kepadamu?" tanya Kyu menatap Yesung dingin. Yesung menganggukkan kepalanya.
"Arasseo. Aku ingin kau menjauhi Dini, apa kau sanggup hyung?" kata Kyu dengan nada menantang. Yesung terkejut, ketika Kyu berbicara seperti itu. Dia tidak pernah menduga bahwa ternyata Kyu juga menyukai Dini. Yesung tidak menjawab dia hanya mematung dengan ekspresi tidak percaya.
"Wae? Apa kau kaget hyung? Ne, memang aku menyukai yeoja itu, menyayanginya bahkan. Mungkin kedengarannya aku egois, menyuruhmu menjauhi penggemarmu, tapi aku menyanginya hyung. Dan aku tidak suka dia dekat-dekat dengan namja lain." jelas Kyu. Yesung tidak bisa berkata-kata, dia benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Kyu.
"Kenapa kau diam saja hyung? Bukannya kau bilang tadi kau akan melakukan apapun untukku asal aku tidak bersikap dingin kepadamu? Dan aku ingin kau menjauhi yeoja itu hyung. Kau sanggup atau tidak?" kata Kyu, nada bicaranya agak sedikit di tinggikan. Yesung kembali tertunduk.
"Mianhae Kyu, Jeongmal mianhae. Aku tidak sanggup untuk menjauhinya, aku juga menyayanginya Kyu. Mollayo Kyu, aku juga tidak tahu, yang aku rasakan saat ini adalah aku tidak ingin kehilangan dia. Jadi, mianhae Kyu aku tidak sanggup memenuhi permintaanmu." jawab Yesung masih tertunduk. Kyu menatap Yesung yang masih menundukkan wajahnya, dengan tatapan datar. Dia tidak terkejut dengan jawaban Yesung, karena dia tahu pasti Yesung tidak akan sanggup memenuhi permintaannya untuk menjauhi Dini.
"Kau memang keras kepala hyung! Baiklah kalau begitu, terserah kau saja hyung, yang jelas aku sudah memberimu peringatan untuk menjauhinya! Dan aku tidak akan pernah membiarkan namja manapun untuk mendekatinya, ingat itu hyung!" Kyu beranjak dari tempatnya menuju kamarnya. Begitu juga dengan Yesung, dia sudah sangat lelah, lelah menahan emosi dan sakit yang ia rasakan di hatinya. Dan tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sejak tadi melihat mereka. "Sepertinya akan ada persaingan disini." batin orang itu.
Author's POV End
(Keesokan Harinya)
Fani's POV
Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat dan aku dengar semalam. Aku melihat Yesung oppa menatap wajah Dini dan mengelus pipinya dengan lembut, lalu mengatakan
"Saranghaeyo Dini-ah". Bagaimana bisa? Mereka baru saja bertemu, jumlah pertemuan mereka pun bisa dihitung dengan jari? Apa Yesung oppa jatuh cinta pada pandangan pertama kepada sepupuku? Sebaiknya aku tidak memberi tahu Dini dulu.
Drrrrrrrrrrrttt...Drrrrrrrrrrrrt..
Ponselku bergetar, tertera nama FS oppa di layar ponselku. Ternyata Donghae oppa yang menelponku. Ya, FS oppa itu adalah nama Donghae oppa di kontak ponselku yang artinya Fishy oppa, aku memberi nama itu, karena tidak ingin teman-teman kampusku tau kalau aku dekat dengan semua member SJ. Begitu juga dengan nomor member yang lain, aku memberi nama kontak mereka dengan inisial nama mereka.
"Yeobosseo?" jawabku.
"Yeobosseo Fani-ah. Apa kau ada jadwal kuliah hari ini?" tanyanya.
"Ani oppa. Ada apa?"
"Maaf aku mengganggumu. Maukah kau menemaniku sarapan? Wookie pulang ke rumah orang tuanya karena ada acara keluarga, jadi tidak ada yang memasak. Eotte? Apa kau mau?"
"Ne oppa, aku mau." jawabku.
"Arasseo. Aku akan sampai di rumahmu 1 jam lagi. Gomaweo Fani-ah." katanya lembut.
"Ne, cheoman oppa." jawabku. Bip, dia memutuskan teleponnya. Mimpi apa aku semalam? Walaupun hanya sekedar menemaninya sarapan, tapi aku sangat senang. Baiklah aku akan bersiap-siap sekarang.
Fani's POV End
Dini's POV
Aku menggeliat, ketika melihat cahaya matahari yang masuk ke kamarku melalui jendela. Ah, sudah pagi ternyata. Hei, kenapa aku bisa ada di kamarku? Aku melihat tubuhku dibalik selimut, aku masih memakai baju yang kemarin! Aissh, aku jorok sekali. Bukannya semalam aku sedang di dalam mobil bersama Yesung oppa? Ah, mungkin aku tertidur di mobilnya. Tapi, siapa yang memindahkan aku ke kamar? Apa mungkin Yesung oppa yang menggendongku? Kenapa dia tidak membangunkanku saja? Aku melirik boneka Doraemon yang ada di sampingku lalu tersenyum. Ya, boneka itu pemberian Yesung oppa, aku meraih boneka itu, lalu memeluknya. Dan setelah itu aku beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Lima belas menit kemudian, aku selesai mandi dan segera berganti pakaian, lalu menuju ruang makan untuk sarapan. Kuraih ponselku, ternyata ada email masuk dari appaku, dia bilang hari senin akan ada pertemuan keluarga dan itu sangat penting. Ya, hari senin itu tepatnya 3 hari lagi. Jadi, aku harus pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini, entah besok atau lusa. Aissh, Papa kebiasaan, selalu saja seperti ini, serba mendadak. Baiklah, sepertinya aku harus mencari tiket untuk pulang ke Indonesia dekat-dekat ini. Aha! Aku akan menyuruh Fani saja hehehe.. Setelah membaca email dari appaku, aku langsung turun dari kamarku menuju ruang makan. Sesampainya di ruang makan aku melihat Fani ada disana kebetulan sekali. Hei, dia rapih sekali, sepertinya dia mau pergi.
"Fani, bukannya hari ini kau tidak ada jadwal kuliah? Tapi kenapa kau rapih sekali pagi-pagi begini. Apa kau mau pergi?" tanyaku seraya duduk, lalu memakan roti yang sudah disiapkan Fani untukku.
"Ne. Aku akan pergi keluar sebentar." jawabnya sambil tersenyum.
"Hmmmm.. Fani, tadi appaku mengirimiku email, dia menyuruhku pulang lebih cepat, karena hari senin nanti ada pertemuan keluarga di perusahaan yang menaungi appaku." kataku.
"Mwo? Hari senin itu kan tinggal 3 hari lagi? Kenapa kau cepat sekali pulang, baru juga seminggu kau berlibur disini bersamaku."
"Aku juga sebenarnya tidak ingin pulang secepat itu Fani. Tapi kata appa, ini sangat penting. Tolong carikan aku tiketnya, ne? Untuk besok atau lusa, jebal..." pintaku mengeluarkan puppy eyes ku.
"Hmmmm, arasseo. Aku akan mencarikannya, nanti akan kukabari kau lagi, ne?"
"Ne, gomaweo. Kau baik sekali Fani." kataku sambil tersenyum.
Ting..Tong..Ting..Tong suara bel rumah berbunyi. (anggap itu suara bel ya readers)
"Ah, itu dia sudah datang." gumam Fani. Fani beranjak dari ruang makan lalu menuju ke depan untuk membuka pintu, aku segera meminum susu yang ada di hadapanku, lalu mengikutinya dari belakang. Aku melihat Fani dari kejauhan, ternyata Donghae oppa yang menjemput Fani. Haa? Donghae oppa? Apa aku tidak salah lihat? Jadi, mereka akan pergi bersama. Dasar Fani, bagaimana nasib si evil kyu? Apakah sekarang dia bukan seorang SparkKyu lagi, melainkan seorang Fishy?
"Dini, aku berangkat........" teriaknya lalu menutup pintu dan pergi.
Drrrrrrrrtttt.... Drrrrrrrrttt.. Drrrtt.. Ponselku bergetar, ada panggilan yang masuk. Nomor siapa lagi ini? Ah, kenapa nomorku cepat sekali menyebar?
"Yeobosseo?" jawabku.
"Hi, yeoja ajaib. Bisakah kau ke dorm sekarang dan menemaniku bermain game?" jawab seorang namja, yang ternyata adalah si evil Cho Kyuhyun. Sudah dapat kupastikan dia mendapatkan nomor ponselku dari Fani. Kenapa dia terdengar lembut sekali? Apa dia kesambet? Ah, mana mungkin setan kesambet setan.
"YA! Evil Cho. Shireo! Kau ini seenaknya saja menyuruhku seperti itu. Memangnya aku ini pembantumu huh?" cibirku.
"Tapi nona kau terlambat untuk menolak, sekarang aku sedang di jalan menuju rumah Fani. Dan 15 menit lagi aku akan sampai di rumahmu. Sebaiknya kau bersiap-siap. Arra?" bip. Dia memutuskan teleponnya sebelum aku menjawabnya. Aissh, dasar setan!
Dini's POV End
Kyuhyun's POV
Membosankan! Hari ini aku sedang tidak ada jadwal. Sebenarnya tidak hanya aku, Donghae hyung, Wookie hyung, dan si kepala besar Yesung juga sedang tidak ada jadwal. Tapi mereka semua sedang tidak ada di dorm saat ini. Wookie hyung sedang mengunjungi orang tuanya, katanya ada acara keluarga, Donghae hyung sedang pergi dengan fansku Fani, dasar namja kolektor yeoja! Tidak bisa melihat yeoja bening sedikit dia langsung beraksi. Sedangkan si kepala besar aku tidak tahu dia ada dimana dan aku tidak mau tahu!
Ah, lebih baik aku menjemput yeoja ajaib itu ke rumah Fani lalu mengajaknya bermain game. Entah kenapa, saat tadi si ikan Mokpo bilang dia akan jalan-jalan dengan Fani, aku jadi teringat pada yeoja ajaib itu. Aku langsung meminta alamat rumah Fani dan nomor telepon Dini pada Fani. Ku raih jaket dan kunci mobilku, dan langsung berangkat menuju rumah Fani. Setelah hampir satu setengah jam lebih perjalanan, aku menghubungi Dini.
"Yeobosseo?" jawabnya.
"Hi, yeoja ajaib. Bisakah kau ke dorm sekarang dan menemaniku bermain game?" tanyaku dengan nada agak sedikit lembut.
"YA! Evil Cho. Shireo! Kau ini seenaknya saja menyuruhku seperti itu. Memangnya aku ini pembantumu huh?" cibirnya. Sudah kupastikan saat ini bibirnya mengerucut, dan membuat wajahnya terlihat lucu.
"Tapi nona kau terlambat untuk menolak, sekarang aku sedang di jalan menuju rumah Fani. Dan 15 menit lagi aku akan sampai di rumahmu. Sebaiknya kau bersiap-siap. Arra?" bip. Aku memutuskan telepon sebelum dia sempat menjawabnya. Aku tersenyum sendiri membayangkan wajahnya saat ini.
Kyuhyun's POV End
Fani’s POV
            “Sudah lama kau tidak mengajaku pergi ke luar oppa. Belakangan ini kau benar-benar sibuk...ckck.”
            “Mianhae Fani-ah...jadwalku benar-benar padat belakangan ini. PD-nim drama ‘Porcupine and Miss Panda’ terus memerintahku untuk bekerja sampai malam.” jawab Donghae oppa dengan senyum yang.....ah~aku tidak bisa mendeskripsikannya..... (silakan readers bayangin sendiri gimana Donghae oppa kalo lagi senyum:p#plak)
            “Arra. Kau ini Hallyu star oppa, maklum kalau kau sibuk. Eh...apa kita akan ke Zari Café lagi?” tanyaku penasaran karena Donghae oppa masuk ke wilayah Hongdae.
            “Eo, an johahaeyo?”
            “Ah, ani. Neomu joha.”
            Zari Café, adalah salah satu dari deretan café di wilayah Hongdae yang pernah aku kunjungi sebelumnya bersama Donghae oppa. Hongdae sendiri sudah seperti surganya para remaja di Korea, mungkin karena Hongdae (Hongik Daehagyo) itu adalah kawasan kampus (Hongik University) dan selalu ramai oleh anak muda. Biasanya sampai pukul 3 pagi masih saja ramai. Tapi untung kami pergi agak pagi, jadi disini belum terlalu ramai.
            Menu spesial café ini adalah Horchata yang terbuat dari rice milk. Rasanya? Tentu saja sangat manis. Disini juga tersedia berbagai macam teh dan makanan yang cocok untuk sarapan. Café ini lumayan inspiratif, tidak terlalu besar, dan bersuasana sedikit, err...romantis. WiFi juga menjadi salah satu hal menarik dari tempat ini. Tapi sayang aku tidak bisa menggunakannya sekarang, baterai ponselku hampir habis.
            Aku tidak ikut sarapan karena aku memang sudah sarapan di rumah. Lagipula, niatku memang hanya menemani Donghae oppa makan.
            “Apa ada yang salah dengan wajahku, oppa?” tanyaku karena selama makan, Donghae oppa berkali-kali memperhatikan wajahku. Bukannya sebal, tapi aku malu (Coba kalian bayangkan bagaimana rasanya ditatap berkali-kali oleh seorang Lee Donghae. Jika kalian berada di posisiku, aku ragu kalian masih punya kesadaran.)
            “Hm? Ani.” jawabnya santai.
            “Lalu kenapa kau terus memperhatikan wajahku? Apa aku aneh hari ini?”
            Mendengar pertanyaanku, Donghae oppa tersenyum. “Neoneun neomu yeppeoyo.”
            See? Dengan wajah super tampan dan gombalannya itu dia pantas dipanggil playboy. “Csk, keojitmal.” ucapku meragukan. Tapi keraguanku itu tidak berhasil menghilangkan semburat merah jambu di pipiku.
            “Aish, aku tidak bohong Fani-ah. Nan niga jeil yeppeo. Apa perlu aku menanyakan hal ini pada penjaga kasir itu?” tanya Donghae oppa pelan dengan mata melirik pada penjaga kasir. Sial, hentikan detakan jantungku yang berdetak dua kali lebih cepat ini sekarang!
            “Keumanhae, kubunuh kau kalau melakukan hal itu, oppa!”
            Well, aku ini memang SparkKyu. Tapi entah kenapa belakangan aku lebih memperhatikan si Fishy oppa ini. Dia sangat baik padaku, bahkan sering mengajakku pergi ke luar kalau jadwalnya sedang kosong. Dia imut, sangat imut, terlalu imut, kelebihan imut, dan...pokoknya dari nilai 1-10, ke-imutannya itu bisa dinilai 12!
            Hmm, apa ini berarti...aku mulai mencintainya?
           
Aku teringat Dini saat keluar dari café. Dan aku meminta Donghae oppa untuk mengatarku membeli tiket pesawat. Dia sendiri terkejut mendengar kepulangan Dini yang mendadak ini. Well, aku juga kaget sih. Tapi mau apalagi kan?
            Tiket pesawat untuk lusa sudah habis saat aku datang. Sepertinya aku terlambat. Hmm...tak apalah, toh tiket untuk besok masih ada. Tapi tak apakah kalau besok? Sepertinya terlalu cepat... Bahkan tidak ada waktu untuk berpamitan pada oppadeul besok. Take off-nya saja pukul 11 siang.
            “Kau sudah mendapatkan tiket-nya?” tanya Donghae oppa dengan nada yang mengejutkanku dari belakang. Jika melihat penampilannya saat ini, dia seperti penjahat dengan alat penyamarannya itu.
            “Eo, ini tiket pesawat untuk besok. Tiket untuk lusa sudah habis oppa.” jelasku.
            “Sudahlah, yang penting kau dapat. Oh iya, setelah ini kau ada acara? Aku ingin kau menemaniku ke suatu tempat hari ini.”
            “Ani, I’m free for today oppa. Mau pergi kemana memangnya?” tanyaku sambil memasukan tiket ke dalam tas kecil yang aku bawa.
            “Kau akan tau sendiri. Kajja!” Donghae oppa menarik tanganku ke luar dari tempat pembelian tiket. Deg! Perasaan ini muncul lagi. Kenapa selalu begini kalau aku dekat dengannya? Apa tubuhnya memiliki aliran listrik yang bisa membuat tubuh seseorang tersengat? Kupastikan pipiku merona merah sekarang.
Fani’s POV End

Author's POV
(Sesampainya di dorm)
"Kenapa sepi sekali? Yang lainnya kemana oppa?" tanya Dini bingung melihat tidak ada siapa-siapa di dorm.
"Mereka sedang ada jadwal. Kajja, kita bermain game di kamarku, aku sudah tidak sabar ingin membalas dendam kekalahanku waktu itu." kata Kyu.
"Haa? Kenapa harus di kamar? Shireo! Kita bermain game disini saja." kata Dini, dia agak sedikit ngeri karena di dorm sedang tidak ada siapa-siapa.
"Aissh, sudah jangan banyak bicara, aku tidak akan macam-macam padamu. Kajja!" ajak Kyu menarik tangan Dini menuju kamarnya. Akhirnya mereka bermain game di kamar KyuMin, dengan pintu terbuka. Permainan mereka sangat seru, karena terjadi kejar-kejaran score kemenangan, tapi akhirnya si evil Kyu yang menang dan Dini kalah.
"Yeeeeeeeey....... Aku menang juga akhirnya...." teriak Kyu mengangkat ke dua tangannya ke udara.
"Aissh, itu hanya kebetulan saja. Mood ku sedang tidak baik hari ini, jadi kau menang." kata Dini,
"Ya! Kau ini alibi. Karena kau kalah, dan ini juga sudah jam makan siang jadi kau harus memasakkan aku makanan. Palli, aku lapar."
"Mwo? Shireo! Aku tidak mau!" kata Dini sambil geleng-geleng kepala.
"Baiklah kalau begitu, aku akan...." kata Kyu dengan tatapan menggoda lalu mendekatkan tubuhnya ke tubuh Dini, dan otomatis Dini langsung mundur menghindari Kyu.
"Hentikan! Arasseo, aku akan memasak untukmu evil Cho." kata Dini menghentikan gerak Kyu, menahan tubuh Kyu dengan tangannya.
PLETAAAKK! Kyu menjitak kening Dini, hingga muncul kemerahan di kening Dini.
"Ya! Kau ini tidak sopan sekali, panggil aku oppa, arra?" katanya agak sedikit teriak. Lalu kembali ke tempat duduknya.
"Aauuuuwwwww....." Dini meringis sambil memegang keningnya yang masih merah.
"Neo gwenchana?" tanya Kyu khawatir.
"Appo Kyu!" jawab Dini. Kyu mendekati Dini lalu mengelus-ngelus kening Dini yang tadi dia jitak.
"Apa aku terlalu keras menjitakmu? Mianhae, apa ini terasa sakit sekali?" tanya Kyu lembut. Dini mengangguk,
"Mianhae, aku tidak bermaksud menyakitimu." kata Kyu merasa bersalah. Tiba-tiba.. Chuup~ Kyu mencium kening Dini lalu mengelus kening Dini lagi. Dini terkejut dengan perlakuan Kyu terhadapnya, tapi dia hanya bisa diam tidak memberontak.
"Na...nan gwencana, aku akan memasak untukmu oppa." kata Dini lalu beranjak dari duduknya, tapi Kyu menarik lengan Dini hingga Dini terduduk kembali. Kyu memeluk Dini erat, membenamkan kepalanya di pundak gadis itu. "Saranghaeyo Dini-ah.." kata Kyu lalu melepas pelukannya. Dini terkejut mendengar kata-kata Kyu.
"Sudahlah oppa jangan bercanda, itu tidak lucu. Aku akan ke dapur memasak untukmu, kau tunggu disini, ne?" kata Dini hendak beranjak pergi, tapi dicegah oleh Kyu.
"Aku tidak bercanda, aku serius!" kata Kyu, menelungkupkan kedua tangannya di pipi Dini.
"Aku benar-benar mencintaimu. Kau adalah yeoja yang selama ini membuat jantungku memompa darah lebih cepat saat bertemu denganmu, kau yeoja yang membuat paru-paruku sesak kekurangan oksigen saat aku melihat kau berdekatan dengan namja lain, aku juga tidak tahu sejak kapan rasa ini tumbuh dihatiku? Entah sejak kapan aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, membayangkan senyumanmu? Dan entah sejak kapan aku selalu merindukanmu? Tapi yang jelas, yang aku rasakan saat ini adalah aku tidak ingin kehilanganmu." kata Kyu lalu memeluk Dini erat lagi, seolah dia memang tidak ingin kehilangan gadis itu. "Tapi oppa, aku.., aku akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini, entah besok atau lusa." kata Dini.
"Kau tidak harus menjawabnya sekarang. Beberapa bulan lagi aku bersama Super Junior akan mengadakan World Tour, dan negaramu juga salah satu negara yang akan kami kunjungi. Dan kau bisa menjawabnya nanti saat aku konser disana, aku yakin kau pasti datang, arra?" kata Kyu mempererat pelukannya.
"Ne, oppa." kata Dini hendak melepaskan pelukannya tapi dicegah oleh Kyu. "Biarkan aku memelukmu, sebentar lagi kau akan pergi jauh dariku. Aku akan sangat merindukanmu. Jadi biarkan aku memelukmu sebentar saja." kata Kyu membenamkan kepalanya di pundak Dini, dan memejamkan matanya. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang melihat mereka.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar