Title :
Triangle Love (Part 4)
Author :
Dini (extra
story by JunEonnie)
Main Cast
:
Cho
Kyuhyun ( SUPER JUNIOR )
Kim
JongWoon ( SUPER JUNIOR )
Dini (
Author narsis )
Fani
Yunisa [OC]
Support
Cast :
All
member Super Junior
Rating :
PG
Genre :
Love
Length :
Chapter
Kyuhyun's POV
"Kyu, apa kau sudah tidak suka dengan masakanku lagi
sekarang, huh? Ireona, palli kita makan." kata Wookie hyung. Aissh, sejak
kapan dia berdiri di ambang pintu kamarku? Suara cemprengnya itu membuyarkan
konsentrasiku dan seketika di layar PSP ku terlihat tulisan YOU LOSE!
"YA!
Hyung! suara cemprengmu membuyarkan konsentrasiku, aku jadi kalah tauu..!"
kataku mengerucutkan bibirku.
"Hahahahaha..
Mukamu lucu sekali Kyu, hahahaha.. Sudahlah, kajja kita makan, yang lain sudah
berkumpul." katanya masih terkekeh seraya menghilang dari ambang pintu
kamarku. Aku berjalan malas menuju ruang makan.
"Aku
pulang...." teriak si Mr. Philtrum aneh itu. Aku menengok ke arahnya, aku
sangat terkejut ketika tau dia sedang bersama Dini, yeoja yang membuat jantungku
abnormal dan seolah akan melompat keluar dari tempatnya ketika aku melihat
senyumannya. OMO! Mereka berpegangan tangan! Apa aku tidak salah lihat? Aku
mengucek-ngucek kedua mataku, memastikan bahwa yang kulihat saat ini nyata. Dan
ini memang nyata! Sakit, itu yang aku rasakan saat ini, rasanya hatiku bagaikan
ditusuk beribu-ribu anak panah, kurasakan pipiku memanas, jantungku memompa
darah dengan cepat, emosiku sudah tidak bisa kutahan lagi, ingin rasanya
kepalaku meledak melihat mereka. Akhirnya aku memutuskan kembali ke kamar untuk
mendinginkan kepalaku. Aku khawatir jika aku terus-terusan disana, aku
benar-benar akan menghajar si Mr. Philtrum itu.
Kyuhyun's POV End
Author's POV
Yesung dan Dini masih tertunduk malu, karena tertangkap basah
sedang berpegangan tangan.
"YA!
YA! Kenapa kalian menatap kami seperti itu" kata Yesung agak sedikit
teriak, menyadarkan semua memberdeul.
"Ah
aniya. Yesungie, Dini-ah, kemarilah, aku tau kalian juga sudah merasa sangat
lapar, ne?" kata sang Leader salah tingkah. Yesung dan Dini menghampiri
mereka, dan duduk bersebelahan.
"Kemana
si evil magnae itu?" tanya Leeteuk kepada semua member.
"Dia
ada di kamar hyung, sedang sibuk dengan istrinya. Sebentar, akan kupanggil dia
untuk makan bersama kita." jawab Sungmin.
(Berjalan
ke kamar KyuMin, Sesampainya di kamar KyuMin)
Terlihat
Kyuhyun sedang berbaring di ranjang sibuk dengan PSP nya.
"Kyu,
kajja kita makan. Yang lain sudah berkumpul di ruang makan." teriak
Sungmin dari ambang pintu.
"Kalian
saja hyung yang makan, aku sedang tidak nafsu makan." jawab Kyuhyun tapi
tatapannya tetap fokus pada PSP nya.
"Kau
kenapa Kyu? Apa kau sakit?" tanya Sungmin dengan nada khawatir.
Iya hyung
aku sakit, SAKIT sekali. Kau tahu? Aku serasa ingin mati melihat mereka berdua
seperti itu. Aku ingin membunuh si JongWoon brengsek itu, teriak Kyuhyun dalam
hati. "Aniya hyung, aku tidak merasa lapar saja." jawab Kyu asal.
"Hmmm,
Arasseo." Sungmin pun meninggalkan Kyu di kamarnya kembali ke meja makan.
Kyu
menutup pintu kamarnya, lebih tepatnya membanting, mengacak-ngacak rambutnya
frustasi, lalu membanting PSP ke tempat tidurnya.
"Arrrrrrggggggghhh,,,
JONGWOON BABO! AKU MEMBENCIMU! Arrrrggggghhh..!" geram Kyu mengacak-ngacak
rambutnya.
Author's POV End
JongWoon's POV
Setelah berpamitan pada hyung dan dongsaengku, aku
mengantarkan Dini pulang. Sekarang aku sedang dalam perjalanan mengantar
gadisku pulang. Mwo? Gadisku? Ah, aku juga tidak tau, aku ingin sekali dia
menjadi gadisku.
"Oppa.."
panggilnya.
"Hmmm.."
jawabku tetap fokus pada jalanan yang ada di hadapanku.
"Gomaweo..
Jeongmal gomaweo." katanya sambil tersenyum ke arahku.
"Cheonman,
cheonman, cheonman, cheonman, cheonman, .." jawabku terus menerus tapi dia
memotong jawabanku.
"Hahahahaha..
Oppa hentikan! Mulutmu lucu sekali, hahahaha.." tawanya memecah keheningan
malam ini, dan juga keheningan di dalam hatiku.*halah oppa lebeh*
"Kau
ini sudah berapa kali mengucapkan terima kasih padaku. Bahkan sudah tak
terhitung. Jangan mengucapkan terima kasih lagi, aku juga senang hari ini bisa
menemanimu, ne?" kataku melirik ke arahnya lalu tersenyum.
"Arasseo
oppa. Gomaweo.." katanya menggodaku sambil tersenyum. Aku meliriknya
dengan lirikan evil ku. Dia hanya tertawa melihatku. Jika waktu bisa
dihentikan, aku ingin sekali waktu berhenti sekarang juga. Aku ingin terus
bersamanya, berada di sisinya. Tawanya terhenti, aku tak mendengar lagi
suaranya, hanya helaan nafas teraturnya yang aku dengar. Kulirik dia, ternyata
dia tertidur. Dia bahkan tetap terlihat lucu dan manis ketika sedang tertidur.
Ah, bagaimana bisa? Ingin sekali aku membelai wajahnya, membelai pipinya. Tak
terasa, kami sudah sampai di depan rumah Fani. Aku tidak tega untuk
membangunkannya, ku tekan intercom dan ternyata Fani yang menjawabnya, aku
langsung menyuruhnya untuk membukakan pagar. Tak lama dia datang dan menyuruhku
masuk.
"Dini
tertidur di mobilku, mungkin dia kelelahan. Aku tidak tega membangunkannya. Kau
tolong bawakan boneka Doraemonnya di kursi belakang, dan tunjukkan kamarnya,
ne?" jelasku. Fani menatapku bingung, tapi beberapa detik kemudian dia
menjawabku "Arr...arra oppa." dia mengambil boneka Doraemon Dini di
kursi belakang, sementara aku menggendong Dini dengan hati-hati, aku tidak mau
sampai membangunkannya.
"Kajja
oppa." ajak Fani. Aku mengekor di belakangnya. Sesampainya di kamar Dini
di lantai dua, aku membaringkannya di ranjang dengan hati-hati dan
menyelimutinya. Kusibakkan sebagian rambut yang menutupi matanya dengan
tanganku, kutatap wajahnya yang saat ini sedang terlelap. Wajahnya sangat lucu,
jeongmal aegyo. Dia seperti anak kecil ketika sedang tertidur, tapi sungguh aku
sangat menyukainya. Kubelai pipinya lembut, sebelum aku meninggalkannya.
"Saranghaeyo, Dini-ah.." aku menghentikan aktifitasku, lalu beranjak
dari kamarnya. Setelah aku berpamitan pada keluarga Fani, aku langsung pulang
ke dorm, dengan senyum yang masih mengembang di wajahku.
JongWoon's POV End
Author's POV
Sesampainya di dorm, Yesung disambut oleh memberdeul yang
sedang berkumpul di ruang tengah. Mereka kembali menatap Yesung, dengan tatapan
ingin tahu.
"Kenapa
kalian semua menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh denganku?" tanya
Yesung lalu duduk diantara memberdeul.
"Ya!
Hyung! Kau kan dari dulu memang aneh. Apa kau tidak pernah menyadarinya, huh?"
jawab Kyu mengeluarkan evil smirknya.
Aissh,
dasar magnae setan tidak sopan! geram Yesung dalam hati.
"Hyung,
kenapa tadi kau dan Dini bisa datang bersamaan? Berpegangan tangan pula?"
tanya Donghae.
"Kau
habis berkencan dengannya ya hyung? Apa saja yang sudah kau lakukan
dengannya?" tanya Eunhyuk dengan nada menggoda menunjukkan gummy smilenya.
"Apa
kau ada hubungan dengannya hyung?" tanya Wookie.
Yesung
hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari dongsaengnya itu.
"Ya!
Hyung! Kenapa kau senyum-senyum sendiri seperti itu? Kau memang gila hyung.
Kasian sekali Dini bila berpacaran dengan namja aneh dan gila sepertimu!"
kata Kyu mengeluarkan evil smirknya, dan beranjak pergi menuju kamarnya. Semua
member menatap kepergian Kyuhyun dengan tatapan aneh. Tidak biasanya Kyu
bersikap seperti itu kepada Yesung.
"BRAAAAKKK!!"
Kyu membanting pintu kamarnya membuat memberdeul semakin bingung atas sikapnya.
"Dasar
magnae setan!" umpat Eunhyuk.
Kenapa
dia bersikap dingin dan jutek seperti itu kepadaku? Tidak biasanya Kyu bersikap
seperti itu kepadaku? Batin Yesung.
"Baiklah,
ini sudah malam. Waktunya kalian semua untuk tidur. Terutama kalian yang besok
ada jadwal, apa kalian mau mengecewakan elf dengan melihat wajah ngantuk
kalian, huh?" kata Leeteuk dan semua member bubar menuju kamar mereka
masing-masing. Terkecuali Yesung, dia masih duduk memikirkan perubahan sikap
Kyu terhadapnya.
Author's POV End
Kyuhyun's POV
"BRAAAAKKK!" aku membanting pintu kamarku lagi.
Sudah bisa kupastikan semua member menatapku dengan tatapan bingung. Aku
benar-benar frustasi sekarang.
"Aaaaaaarrrrrgggghhh......"
teriakku dalam hati. Aku sudah tidak bisa membendung emosiku lagi. Aku duduk di
tepi ranjangku mengusap wajah dengan kedua tanganku, mencoba menenangkan diriku
yang saat ini sedang kalut, berantakan, atau apalah itu. Aku benar-benar emosi!
Tiba-tiba Sungmin hyung datang, sepertinya Leeteuk hyung sudah menyuruh mereka
semua untuk tidur.
"Kyu,
kupikir kau sudah tidur." katanya lalu berbaring di atas ranjang, dan
menarik selimutnya.
"Aku
belum ngantuk hyung. Kau tidur saja duluan. Aku akan mengambil minum dulu ke
dapur. Aku haus sekali." jawabku lalu beranjak dari kamarku menuju ke
dapur. Aku melihat si JongWoon sedang duduk kepalanya tertunduk, apa yang
sedang dia pikirkan? Aku tetap berjalan ke dapur tidak memperdulikannya.
"Kyu.."
panggilnya membuat langkahku terhenti, tapi tidak menoleh kepadanya.
"Kyu,
apa kau marah padaku?" tanyanya dengan nada memelas.
Huh!
Sepertinya kau mulai menyadarinya sekarang JongWoon. Aku memang marah kepadamu,
bahkan membencimu! Batinku mengeluarkan evil smirk ku lagi. "Aniya!"
jawabku tanpa menoleh kepadanya, melanjutkan langkahku menuju dapur. Tapi
langkahku terhenti lagi, ketika dia memanggilku lagi.
"Ya!
Kyu! Kau jangan berbohong padaku. Aku tau kau marah padaku, tidak biasanya kau
bersikap seperti ini kepadaku. Katakan padaku apa salahku kepadamu? Aku tidak
akan marah padamu walaupun kau menjahiliku, tapi ku mohon jangan bersikap
dingin seperti itu kepadaku. Kau tahu bagaimana rasanya diacuhkan oleh
namdongsaeng kesayanganku? Aku akan melakukan apa pun agar kau tidak bersikap
seperti ini lagi kepadaku." jelasnya. Baiklah hyung kesayanganku yang
sekarang aku benci, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu! Bersiap-siaplah Kim
JongWoon.
Kyuhyun's POV End
Author's POV
Kyu beranjak dari kamarnya menuju ke dapur. Di ruang tengah
dia melihat Yesung yang sedang duduk dengan kepala tertunduk, tapi Kyu tidak
mengacuhkannya, dia tetap melangkah menuju dapur.
"Kyu.."
panggil Yesung membuat langkah Kyu terhenti, tapi Kyu tidak menoleh kepada
Yesung.
"Kyu,
apa kau marah padaku?" tanya Yesung dengan nada memelas.
Huh!
Sepertinya kau mulai menyadarinya sekarang JongWoon. Aku memang marah kepadamu,
bahkan membencimu! Batin Kyu mengeluarkan evil smirknya lagi.
"Aniya!" jawab Kyu tanpa menoleh kepada Yesung, Kyu melanjutkan
langkahnya menuju dapur. Tapi langkahnya terhenti lagi, ketika Yesung
memanggilnya lagi.
"Ya!
Kyu! Kau jangan berbohong padaku. Aku tau kau marah padaku, tidak biasanya kau
bersikap seperti ini kepadaku. Katakan padaku apa salahku kepadamu? Aku tidak
akan marah padamu walaupun kau menjahiliku, tapi kumohon jangan bersikap dingin
seperti itu kepadaku. Kau tahu bagaimana rasanya di acuhkan oleh namdongsaeng
kesayanganku? Aku akan melakukan apa pun agar kau tidak bersikap seperti ini
lagi kepadaku." jelas Yesung. Baiklah hyung kesayanganku yang sekarang aku
benci, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu! Bersiap-siaplah Kim JongWoon,
batin Kyuhyun.
"Benarkah
hyung apa yang kau katakan tadi? Kau akan melakukan apapun, asal aku tidak
bersikap dingin lagi kepadamu?" tanya Kyu menatap Yesung dingin. Yesung
menganggukkan kepalanya.
"Arasseo.
Aku ingin kau menjauhi Dini, apa kau sanggup hyung?" kata Kyu dengan nada
menantang. Yesung terkejut, ketika Kyu berbicara seperti itu. Dia tidak pernah
menduga bahwa ternyata Kyu juga menyukai Dini. Yesung tidak menjawab dia hanya
mematung dengan ekspresi tidak percaya.
"Wae?
Apa kau kaget hyung? Ne, memang aku menyukai yeoja itu, menyayanginya bahkan.
Mungkin kedengarannya aku egois, menyuruhmu menjauhi penggemarmu, tapi aku
menyanginya hyung. Dan aku tidak suka dia dekat-dekat dengan namja lain."
jelas Kyu. Yesung tidak bisa berkata-kata, dia benar-benar terkejut dengan apa
yang baru saja dikatakan oleh Kyu.
"Kenapa
kau diam saja hyung? Bukannya kau bilang tadi kau akan melakukan apapun untukku
asal aku tidak bersikap dingin kepadamu? Dan aku ingin kau menjauhi yeoja itu
hyung. Kau sanggup atau tidak?" kata Kyu, nada bicaranya agak sedikit di
tinggikan. Yesung kembali tertunduk.
"Mianhae
Kyu, Jeongmal mianhae. Aku tidak sanggup untuk menjauhinya, aku juga
menyayanginya Kyu. Mollayo Kyu, aku juga tidak tahu, yang aku rasakan saat ini
adalah aku tidak ingin kehilangan dia. Jadi, mianhae Kyu aku tidak sanggup
memenuhi permintaanmu." jawab Yesung masih tertunduk. Kyu menatap Yesung
yang masih menundukkan wajahnya, dengan tatapan datar. Dia tidak terkejut
dengan jawaban Yesung, karena dia tahu pasti Yesung tidak akan sanggup memenuhi
permintaannya untuk menjauhi Dini.
"Kau
memang keras kepala hyung! Baiklah kalau begitu, terserah kau saja hyung, yang
jelas aku sudah memberimu peringatan untuk menjauhinya! Dan aku tidak akan
pernah membiarkan namja manapun untuk mendekatinya, ingat itu hyung!" Kyu
beranjak dari tempatnya menuju kamarnya. Begitu juga dengan Yesung, dia sudah
sangat lelah, lelah menahan emosi dan sakit yang ia rasakan di hatinya. Dan
tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sejak tadi melihat mereka.
"Sepertinya akan ada persaingan disini." batin orang itu.
Author's POV End
(Keesokan
Harinya)
Fani's POV
Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat dan aku
dengar semalam. Aku melihat Yesung oppa menatap wajah Dini dan mengelus pipinya
dengan lembut, lalu mengatakan
"Saranghaeyo
Dini-ah". Bagaimana bisa? Mereka baru saja bertemu, jumlah pertemuan
mereka pun bisa dihitung dengan jari? Apa Yesung oppa jatuh cinta pada
pandangan pertama kepada sepupuku? Sebaiknya aku tidak memberi tahu Dini dulu.
Drrrrrrrrrrrttt...Drrrrrrrrrrrrt..
Ponselku
bergetar, tertera nama FS oppa di layar ponselku. Ternyata Donghae oppa yang
menelponku. Ya, FS oppa itu adalah nama Donghae oppa di kontak ponselku yang
artinya Fishy oppa, aku memberi nama itu, karena tidak ingin teman-teman
kampusku tau kalau aku dekat dengan semua member SJ. Begitu juga dengan nomor
member yang lain, aku memberi nama kontak mereka dengan inisial nama mereka.
"Yeobosseo?"
jawabku.
"Yeobosseo
Fani-ah. Apa kau ada jadwal kuliah hari ini?" tanyanya.
"Ani
oppa. Ada apa?"
"Maaf
aku mengganggumu. Maukah kau menemaniku sarapan? Wookie pulang ke rumah orang
tuanya karena ada acara keluarga, jadi tidak ada yang memasak. Eotte? Apa kau
mau?"
"Ne
oppa, aku mau." jawabku.
"Arasseo.
Aku akan sampai di rumahmu 1 jam lagi. Gomaweo Fani-ah." katanya lembut.
"Ne,
cheoman oppa." jawabku. Bip, dia memutuskan teleponnya. Mimpi apa aku
semalam? Walaupun hanya sekedar menemaninya sarapan, tapi aku sangat senang.
Baiklah aku akan bersiap-siap sekarang.
Fani's POV End
Dini's POV
Aku menggeliat, ketika melihat cahaya matahari yang masuk ke
kamarku melalui jendela. Ah, sudah pagi ternyata. Hei, kenapa aku bisa ada di
kamarku? Aku melihat tubuhku dibalik selimut, aku masih memakai baju yang
kemarin! Aissh, aku jorok sekali. Bukannya semalam aku sedang di dalam mobil
bersama Yesung oppa? Ah, mungkin aku tertidur di mobilnya. Tapi, siapa yang
memindahkan aku ke kamar? Apa mungkin Yesung oppa yang menggendongku? Kenapa
dia tidak membangunkanku saja? Aku melirik boneka Doraemon yang ada di
sampingku lalu tersenyum. Ya, boneka itu pemberian Yesung oppa, aku meraih
boneka itu, lalu memeluknya. Dan setelah itu aku beranjak ke kamar mandi untuk
membersihkan tubuhku. Lima belas menit kemudian, aku selesai mandi dan segera
berganti pakaian, lalu menuju ruang makan untuk sarapan. Kuraih ponselku,
ternyata ada email masuk dari appaku, dia bilang hari senin akan ada pertemuan
keluarga dan itu sangat penting. Ya, hari senin itu tepatnya 3 hari lagi. Jadi,
aku harus pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini, entah besok atau lusa.
Aissh, Papa kebiasaan, selalu saja seperti ini, serba mendadak. Baiklah,
sepertinya aku harus mencari tiket untuk pulang ke Indonesia dekat-dekat ini.
Aha! Aku akan menyuruh Fani saja hehehe.. Setelah membaca email dari appaku,
aku langsung turun dari kamarku menuju ruang makan. Sesampainya di ruang makan
aku melihat Fani ada disana kebetulan sekali. Hei, dia rapih sekali, sepertinya
dia mau pergi.
"Fani,
bukannya hari ini kau tidak ada jadwal kuliah? Tapi kenapa kau rapih sekali
pagi-pagi begini. Apa kau mau pergi?" tanyaku seraya duduk, lalu memakan
roti yang sudah disiapkan Fani untukku.
"Ne.
Aku akan pergi keluar sebentar." jawabnya sambil tersenyum.
"Hmmmm..
Fani, tadi appaku mengirimiku email, dia menyuruhku pulang lebih cepat, karena
hari senin nanti ada pertemuan keluarga di perusahaan yang menaungi
appaku." kataku.
"Mwo?
Hari senin itu kan tinggal 3 hari lagi? Kenapa kau cepat sekali pulang, baru
juga seminggu kau berlibur disini bersamaku."
"Aku
juga sebenarnya tidak ingin pulang secepat itu Fani. Tapi kata appa, ini sangat
penting. Tolong carikan aku tiketnya, ne? Untuk besok atau lusa, jebal..."
pintaku mengeluarkan puppy eyes ku.
"Hmmmm,
arasseo. Aku akan mencarikannya, nanti akan kukabari kau lagi, ne?"
"Ne,
gomaweo. Kau baik sekali Fani." kataku sambil tersenyum.
Ting..Tong..Ting..Tong
suara bel rumah berbunyi. (anggap itu suara bel ya readers)
"Ah,
itu dia sudah datang." gumam Fani. Fani beranjak dari ruang makan lalu
menuju ke depan untuk membuka pintu, aku segera meminum susu yang ada di
hadapanku, lalu mengikutinya dari belakang. Aku melihat Fani dari kejauhan,
ternyata Donghae oppa yang menjemput Fani. Haa? Donghae oppa? Apa aku tidak
salah lihat? Jadi, mereka akan pergi bersama. Dasar Fani, bagaimana nasib si
evil kyu? Apakah sekarang dia bukan seorang SparkKyu lagi, melainkan seorang
Fishy?
"Dini,
aku berangkat........" teriaknya lalu menutup pintu dan pergi.
Drrrrrrrrtttt....
Drrrrrrrrttt.. Drrrtt.. Ponselku bergetar, ada panggilan yang masuk. Nomor siapa
lagi ini? Ah, kenapa nomorku cepat sekali menyebar?
"Yeobosseo?"
jawabku.
"Hi,
yeoja ajaib. Bisakah kau ke dorm sekarang dan menemaniku bermain game?"
jawab seorang namja, yang ternyata adalah si evil Cho Kyuhyun. Sudah dapat
kupastikan dia mendapatkan nomor ponselku dari Fani. Kenapa dia terdengar
lembut sekali? Apa dia kesambet? Ah, mana mungkin setan kesambet setan.
"YA!
Evil Cho. Shireo! Kau ini seenaknya saja menyuruhku seperti itu. Memangnya aku
ini pembantumu huh?" cibirku.
"Tapi
nona kau terlambat untuk menolak, sekarang aku sedang di jalan menuju rumah
Fani. Dan 15 menit lagi aku akan sampai di rumahmu. Sebaiknya kau bersiap-siap.
Arra?" bip. Dia memutuskan teleponnya sebelum aku menjawabnya. Aissh,
dasar setan!
Dini's POV End
Kyuhyun's POV
Membosankan! Hari ini aku sedang tidak ada jadwal. Sebenarnya
tidak hanya aku, Donghae hyung, Wookie hyung, dan si kepala besar Yesung juga
sedang tidak ada jadwal. Tapi mereka semua sedang tidak ada di dorm saat ini.
Wookie hyung sedang mengunjungi orang tuanya, katanya ada acara keluarga,
Donghae hyung sedang pergi dengan fansku Fani, dasar namja kolektor yeoja!
Tidak bisa melihat yeoja bening sedikit dia langsung beraksi. Sedangkan si
kepala besar aku tidak tahu dia ada dimana dan aku tidak mau tahu!
Ah, lebih
baik aku menjemput yeoja ajaib itu ke rumah Fani lalu mengajaknya bermain game.
Entah kenapa, saat tadi si ikan Mokpo bilang dia akan jalan-jalan dengan Fani,
aku jadi teringat pada yeoja ajaib itu. Aku langsung meminta alamat rumah Fani
dan nomor telepon Dini pada Fani. Ku raih jaket dan kunci mobilku, dan langsung
berangkat menuju rumah Fani. Setelah hampir satu setengah jam lebih perjalanan,
aku menghubungi Dini.
"Yeobosseo?"
jawabnya.
"Hi,
yeoja ajaib. Bisakah kau ke dorm sekarang dan menemaniku bermain game?"
tanyaku dengan nada agak sedikit lembut.
"YA!
Evil Cho. Shireo! Kau ini seenaknya saja menyuruhku seperti itu. Memangnya aku
ini pembantumu huh?" cibirnya. Sudah kupastikan saat ini bibirnya
mengerucut, dan membuat wajahnya terlihat lucu.
"Tapi
nona kau terlambat untuk menolak, sekarang aku sedang di jalan menuju rumah
Fani. Dan 15 menit lagi aku akan sampai di rumahmu. Sebaiknya kau bersiap-siap.
Arra?" bip. Aku memutuskan telepon sebelum dia sempat menjawabnya. Aku
tersenyum sendiri membayangkan wajahnya saat ini.
Kyuhyun's POV End
Fani’s POV
“Sudah lama kau tidak mengajaku
pergi ke luar oppa. Belakangan ini kau benar-benar sibuk...ckck.”
“Mianhae Fani-ah...jadwalku
benar-benar padat belakangan ini. PD-nim drama ‘Porcupine and Miss Panda’ terus
memerintahku untuk bekerja sampai malam.” jawab Donghae oppa dengan senyum
yang.....ah~aku tidak bisa mendeskripsikannya..... (silakan readers bayangin
sendiri gimana Donghae oppa kalo lagi senyum:p#plak)
“Arra. Kau ini Hallyu star oppa,
maklum kalau kau sibuk. Eh...apa kita akan ke Zari Café lagi?” tanyaku
penasaran karena Donghae oppa masuk ke wilayah Hongdae.
“Eo, an johahaeyo?”
“Ah, ani. Neomu joha.”
Zari Café, adalah salah satu dari
deretan café di wilayah Hongdae yang pernah aku kunjungi sebelumnya bersama
Donghae oppa. Hongdae sendiri sudah seperti surganya para remaja di Korea,
mungkin karena Hongdae (Hongik Daehagyo) itu adalah kawasan kampus (Hongik
University) dan selalu ramai oleh anak muda. Biasanya sampai pukul 3 pagi masih
saja ramai. Tapi untung kami pergi agak pagi, jadi disini belum terlalu ramai.
Menu spesial café ini adalah
Horchata yang terbuat dari rice milk. Rasanya? Tentu saja sangat manis. Disini
juga tersedia berbagai macam teh dan makanan yang cocok untuk sarapan. Café ini
lumayan inspiratif, tidak terlalu besar, dan bersuasana sedikit,
err...romantis. WiFi juga menjadi salah satu hal menarik dari tempat ini. Tapi
sayang aku tidak bisa menggunakannya sekarang, baterai ponselku hampir habis.
Aku tidak ikut sarapan karena aku
memang sudah sarapan di rumah. Lagipula, niatku memang hanya menemani Donghae
oppa makan.
“Apa ada yang salah dengan wajahku,
oppa?” tanyaku karena selama makan, Donghae oppa berkali-kali memperhatikan
wajahku. Bukannya sebal, tapi aku malu (Coba kalian bayangkan bagaimana rasanya
ditatap berkali-kali oleh seorang Lee Donghae. Jika kalian berada di posisiku,
aku ragu kalian masih punya kesadaran.)
“Hm? Ani.” jawabnya santai.
“Lalu kenapa kau terus memperhatikan
wajahku? Apa aku aneh hari ini?”
Mendengar pertanyaanku, Donghae oppa
tersenyum. “Neoneun neomu yeppeoyo.”
See? Dengan wajah super tampan dan
gombalannya itu dia pantas dipanggil playboy. “Csk, keojitmal.” ucapku
meragukan. Tapi keraguanku itu tidak berhasil menghilangkan semburat merah
jambu di pipiku.
“Aish, aku tidak bohong Fani-ah. Nan
niga jeil yeppeo. Apa perlu aku menanyakan hal ini pada penjaga kasir itu?”
tanya Donghae oppa pelan dengan mata melirik pada penjaga kasir. Sial, hentikan
detakan jantungku yang berdetak dua kali lebih cepat ini sekarang!
“Keumanhae, kubunuh kau kalau
melakukan hal itu, oppa!”
Well, aku ini memang SparkKyu. Tapi
entah kenapa belakangan aku lebih memperhatikan si Fishy oppa ini. Dia sangat
baik padaku, bahkan sering mengajakku pergi ke luar kalau jadwalnya sedang
kosong. Dia imut, sangat imut, terlalu imut, kelebihan imut, dan...pokoknya
dari nilai 1-10, ke-imutannya itu bisa dinilai 12!
Hmm, apa ini berarti...aku mulai
mencintainya?
Aku teringat Dini saat keluar dari café. Dan aku meminta
Donghae oppa untuk mengatarku membeli tiket pesawat. Dia sendiri terkejut
mendengar kepulangan Dini yang mendadak ini. Well, aku juga kaget sih. Tapi mau
apalagi kan?
Tiket pesawat untuk lusa sudah habis
saat aku datang. Sepertinya aku terlambat. Hmm...tak apalah, toh tiket untuk
besok masih ada. Tapi tak apakah kalau besok? Sepertinya terlalu cepat...
Bahkan tidak ada waktu untuk berpamitan pada oppadeul besok. Take off-nya saja
pukul 11 siang.
“Kau sudah mendapatkan tiket-nya?”
tanya Donghae oppa dengan nada yang mengejutkanku dari belakang. Jika melihat
penampilannya saat ini, dia seperti penjahat dengan alat penyamarannya itu.
“Eo, ini tiket pesawat untuk besok.
Tiket untuk lusa sudah habis oppa.” jelasku.
“Sudahlah, yang penting kau dapat.
Oh iya, setelah ini kau ada acara? Aku ingin kau menemaniku ke suatu tempat
hari ini.”
“Ani, I’m free for today oppa. Mau
pergi kemana memangnya?” tanyaku sambil memasukan tiket ke dalam tas kecil yang
aku bawa.
“Kau akan tau sendiri. Kajja!”
Donghae oppa menarik tanganku ke luar dari tempat pembelian tiket. Deg!
Perasaan ini muncul lagi. Kenapa selalu begini kalau aku dekat dengannya? Apa
tubuhnya memiliki aliran listrik yang bisa membuat tubuh seseorang tersengat?
Kupastikan pipiku merona merah sekarang.
Fani’s POV End
Author's POV
(Sesampainya
di dorm)
"Kenapa sepi sekali? Yang lainnya kemana oppa?"
tanya Dini bingung melihat tidak ada siapa-siapa di dorm.
"Mereka
sedang ada jadwal. Kajja, kita bermain game di kamarku, aku sudah tidak sabar
ingin membalas dendam kekalahanku waktu itu." kata Kyu.
"Haa?
Kenapa harus di kamar? Shireo! Kita bermain game disini saja." kata Dini,
dia agak sedikit ngeri karena di dorm sedang tidak ada siapa-siapa.
"Aissh,
sudah jangan banyak bicara, aku tidak akan macam-macam padamu. Kajja!"
ajak Kyu menarik tangan Dini menuju kamarnya. Akhirnya mereka bermain game di
kamar KyuMin, dengan pintu terbuka. Permainan mereka sangat seru, karena
terjadi kejar-kejaran score kemenangan, tapi akhirnya si evil Kyu yang menang dan
Dini kalah.
"Yeeeeeeeey.......
Aku menang juga akhirnya...." teriak Kyu mengangkat ke dua tangannya ke
udara.
"Aissh,
itu hanya kebetulan saja. Mood ku sedang tidak baik hari ini, jadi kau
menang." kata Dini,
"Ya!
Kau ini alibi. Karena kau kalah, dan ini juga sudah jam makan siang jadi kau
harus memasakkan aku makanan. Palli, aku lapar."
"Mwo?
Shireo! Aku tidak mau!" kata Dini sambil geleng-geleng kepala.
"Baiklah
kalau begitu, aku akan...." kata Kyu dengan tatapan menggoda lalu
mendekatkan tubuhnya ke tubuh Dini, dan otomatis Dini langsung mundur
menghindari Kyu.
"Hentikan!
Arasseo, aku akan memasak untukmu evil Cho." kata Dini menghentikan gerak
Kyu, menahan tubuh Kyu dengan tangannya.
PLETAAAKK!
Kyu menjitak kening Dini, hingga muncul kemerahan di kening Dini.
"Ya!
Kau ini tidak sopan sekali, panggil aku oppa, arra?" katanya agak sedikit
teriak. Lalu kembali ke tempat duduknya.
"Aauuuuwwwww....."
Dini meringis sambil memegang keningnya yang masih merah.
"Neo
gwenchana?" tanya Kyu khawatir.
"Appo
Kyu!" jawab Dini. Kyu mendekati Dini lalu mengelus-ngelus kening Dini yang
tadi dia jitak.
"Apa
aku terlalu keras menjitakmu? Mianhae, apa ini terasa sakit sekali?" tanya
Kyu lembut. Dini mengangguk,
"Mianhae,
aku tidak bermaksud menyakitimu." kata Kyu merasa bersalah. Tiba-tiba..
Chuup~ Kyu mencium kening Dini lalu mengelus kening Dini lagi. Dini terkejut
dengan perlakuan Kyu terhadapnya, tapi dia hanya bisa diam tidak memberontak.
"Na...nan
gwencana, aku akan memasak untukmu oppa." kata Dini lalu beranjak dari
duduknya, tapi Kyu menarik lengan Dini hingga Dini terduduk kembali. Kyu
memeluk Dini erat, membenamkan kepalanya di pundak gadis itu. "Saranghaeyo
Dini-ah.." kata Kyu lalu melepas pelukannya. Dini terkejut mendengar
kata-kata Kyu.
"Sudahlah
oppa jangan bercanda, itu tidak lucu. Aku akan ke dapur memasak untukmu, kau
tunggu disini, ne?" kata Dini hendak beranjak pergi, tapi dicegah oleh
Kyu.
"Aku
tidak bercanda, aku serius!" kata Kyu, menelungkupkan kedua tangannya di
pipi Dini.
"Aku
benar-benar mencintaimu. Kau adalah yeoja yang selama ini membuat jantungku
memompa darah lebih cepat saat bertemu denganmu, kau yeoja yang membuat
paru-paruku sesak kekurangan oksigen saat aku melihat kau berdekatan dengan
namja lain, aku juga tidak tahu sejak kapan rasa ini tumbuh dihatiku? Entah
sejak kapan aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, membayangkan senyumanmu? Dan
entah sejak kapan aku selalu merindukanmu? Tapi yang jelas, yang aku rasakan
saat ini adalah aku tidak ingin kehilanganmu." kata Kyu lalu memeluk Dini
erat lagi, seolah dia memang tidak ingin kehilangan gadis itu. "Tapi oppa,
aku.., aku akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini, entah besok atau
lusa." kata Dini.
"Kau
tidak harus menjawabnya sekarang. Beberapa bulan lagi aku bersama Super Junior
akan mengadakan World Tour, dan negaramu juga salah satu negara yang akan kami
kunjungi. Dan kau bisa menjawabnya nanti saat aku konser disana, aku yakin kau
pasti datang, arra?" kata Kyu mempererat pelukannya.
"Ne,
oppa." kata Dini hendak melepaskan pelukannya tapi dicegah oleh Kyu.
"Biarkan aku memelukmu, sebentar lagi kau akan pergi jauh dariku. Aku akan
sangat merindukanmu. Jadi biarkan aku memelukmu sebentar saja." kata Kyu
membenamkan kepalanya di pundak Dini, dan memejamkan matanya. Tanpa mereka
sadari, ada sepasang mata yang melihat mereka.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar