Triangle Love (Part 6)
Author :
Dini
Main Cast :
Cho Kyuhyun ( SUPER JUNIOR )
Kim JongWoon ( SUPER JUNIOR )
Dini ( Author narsis )
Fani Yunisa [OC]
Lee Donghae (SUPER JUNIOR)
Support Cast :
All member Super Junior
Rating :
PG
Genre :
Love
Length :
Chapter
PS:
FF ini murni hasil karya author. Hasil karangan imajinasi ‘tingkat dewa’ author! Jadi FF ini semuannya asli NGARANG! Jadi mian ya kalau banyak yang salah. *bow bareng Yesung oppa* WARNING! TYPO EVERYWHERE! Semua cast yang ada di FF ini milik orang tua masing-masing. Kecuali Yesung oppa, Yesung oppa is mine. Kekekekeke….*dimutilasi Clouds!*
Yesungdahlah kalau begitu teukidot…*eh?
HAPPY READING!
—————————————————————————————————————-
(Beberapa bulan kemudian)
Dini’s POV
“Ok semuanya, time is up. Kita bertemu lagi minggu depan,jangan lupa kumpulkan tugas kalian akhir minggu ini. Selamat siang.” kata Prof. Rian lalu keluar kelas. Aku menjadi orang pertama yang mengikuti Prof. Rian keluar kelas. Ah, hari ini membosankan! Semua teman perempuanku membicarakan Super Junior yang katanya akan tiba di Indonesia sore ini. Memang mereka akan melaksanakan konser mereka di Indonesia selama 3 hari berturut-turut, dan besok adalah hari pertama konser mereka. Dan entah kenapa kenangan itu, kenangan itu muncul kembali. Kenangan yang membuatku bingung dan gelisah, kenangan yang selama ini dengan susah payah ku kubur rapih dalam hatiku, kini muncul kembali hanya karena aku mendengar nama Super Junior! Ah, eottohke? Aku belum siap untuk bertemu dengan mereka. Ani, maksudku Yesung dan Kyuhyun oppa. Apa yang harus aku katakan pada Kyuhyun oppa jika aku bertemu dengannya nanti? Kalian tahu? Hingga saat ini aku masih belum bisa membuat keputusan akan perasaanku sendiri, aku menyayangi mereka berdua, aku benar-benar bingung! Dan parahnya, aku tidak mungkin menolak ajakan Fani untuk menyaksikan konser mereka. Ya, sepupuku Fani akan datang dari Korea besok. Dia akan berlibur dan menyaksikan konser mereka di sini, di Indonesia. Tentu saja dengan menggunakan kartu khusus yang dia dapatkan dari Donghae oppa. Aigoo, eottohke? Ah, aku ingin cepat-cepat pulang untuk menenangkan pikiranku.
Dini’s POV End
(Keesokan Harinya)
Author’s POV
“Ya! Hyung! Konsentrasi!” teriak Eunhyuk pada Yesung yang lagi-lagi melakukan kesalahan. Sambil menunggu si evil maknae, saat ini mereka sedang melakukan gladi resik untuk hari pertama konser mereka. Kyuhyun memang datang belakangan karena masih sibuk dengan musicalnya.
“Konsentrasi hyung! Konsentrasi! Kau ini kenapa? Dari tadi kuperhatikan, kau yang selalu melakukan kesalahan. Kita sudah tidak punya banyak waktu lagi hyung!” kata Eunhyuk sambil mengelap keringatnya menghampiri Yesung yang sedang terduduk sambil menundukkan wajahnya.
“Mianhae Hyukkie-ah, aku juga tidak tahu kenapa aku tidak bisa berkonsentrasi seperti ini,” kata Yesung bangun dari duduknya. “Aku permisi dulu untuk menenangkan diriku sebentar.” sambung Yesung menepuk bahu Eunhyuk lalu beranjak menuju backstage.
“Ada apa dengannya? Dia tidak seperti itu saat di negara lain? Biasanya dia yang paling antusias. Dia banyak berubah sekarang.” kata Leeteuk pada semua member.
“Sepertinya gara-gara Dini.” Gumam Donghae lirih, tapi masih bisa di dengar oleh Ryeowook yang berdiri di sampingnya.
“Apa kau bilang hyung? Gara-gara Dini?” tanya Ryeowook agak sedikit teriak terkejut mendengar gumaman Donghae dan membuat member yang lainnya menoleh ke arah Donghae dengan tatapan penuh tanya.
“Ah ne. Geurae aku akan menceritakan semuanya…” kata Donghae, dan menceritakan semuanya. Dari mulai yang pernah dia lihat dan dia dengar dari Fani.
Author’s POV End
JongWoon POV
Aku berjalan menuju backstage, meneguk sebotol air mineral dingin sekaligus lalu duduk tertunduk di sebuah sofa untuk menenangkan pikiranku. Heeuhhh, aku menghela nafas panjang. Sebenarnya ada apa denganku? Apa aku terlalu takut melihat kebersamaan Dini dan Kyuhyun nantinya? Aigoo, aku tidak boleh seperti ini, aku harus bisa merelakannya!
“Hyung..~” panggil seseorang. Dan otomatis aku langsung menolehkan wajahku ke arah suara yang memanggilku. Dan ternyata Donghae yang memanggilku. Aku memaksakan tersenyum padanya. Dia menghampiriku lalu duduk di sampingku.
“Hyung, aku tahu apa yang sedang kau rasakan saat ini.” katanya sambil menepuk-nepuk bahuku pelan. Aku mengerutkan dahiku tidak mengerti dengan apa yang baru saja di katakannya.
“Aku mengetahui semuanya hyung. Kau menyukai Dini kan? Kau tenang saja hyung, dia pasti datang untukmu dan untuk kita semua. Aku sudah memberikan kartu khusus pada Fani untuk menyaksikan konser kita, bahkan masuk backstage. Jadi kau tidak perlu seperti ini, aku merindukan Yesung hyungku yang dulu. Yang selalu ceria, tidak seperti sekarang.” jelas Donghae menepuk pundakku dan tersenyum tulus.
“Tapi kau salah Hae-ya, dia datang untuk Kyuhyun bukan untukku! Dia sudah bersama Kyuhyun sekarang.” jawabku.
“Neo gwenchana hyung? Sabar hyung, aku yakin semua akan indah pada waktunya.” kata Donghae mencoba menghiburku. Aku tesenyum mendengar perkataannya.
“Gomaweo, Hae-ya..~” ucapku sambil tersenyum. Dia menganggukkan kepalanya dan membalas senyumanku.
“Hyung! Ayo kita lanjutkan latihan! Si evil magnae sudah datang!” teriak Wookie pada kami berdua.
“Kajja!” ajakku pada Donghae, dan kami pun kembali latihan.
JongWoon POV End
(Keesokan Harinya)
Fani’s POV
Aku mematut diriku didepan cermin. Ah, Kyeopta! Aku tidak ingin mengecewakan Donghae oppa, karena telah memilihku sebagai yeojachingunya. Aku ingin membuktikan bahwa aku memang pantas menjadi yeojachingu seorang Lee Donghae. Hari ini aku akan bertemu dengan Donghae oppa di MEIS, di backstage lebih tepatnya. Ya, sekarang aku sudah berada di Indonesia, negeri kelahiranku. Dan kemarin Donghae oppa mengirimi aku email, dia menyuruhku datang ke MEIS siang ini. Aku akan dijemput oleh salah satu official mereka. Sepertinya dia sangat merindukanku hehehe~. Bagaimana tidak? Kami sudah hampir 3 bulan tidak bertemu, karena dia sibuk dengan World Tournya, jadi wajar saja kalau dia sangat merindukanku. Aku melirik jam tanganku, 1 jam lagi orang yang menjemputku akan datang. Aku segera turun menuju dapur merapikan cemilan khas Indonesia yang akan ku bawa untuk oppadeul. Kulihat Dini sedang sibuk dengan PSP nya. Aissh, anak itu! Bukannya sarapan, malah bermain PSP. Sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku.
“Selamat Pagi Dini….” sapaku menggunakan bahasa Indonesia.
Ku lihat dia mempause PSP nya, lalu mengalihkan pandangannya padaku yang duduk bersebrangan dengannya.
“Pagi..” jawabnya, lalu mencomot roti yang ada di hadapannya.
“Kamu jadi ketemu sama Donghae oppa?” tanyanya.
“Jadi dong, aku udah kangen banget sama dia hehehe.. Mau ikut gak?” tanyaku sambil tersenyum, kulihat ada perubahan pada wajahnya, dia terlihat gelisah.
“Maaf ya Fani, aku gak bisa ikut. Aku belum siap ketemu mereka, maksudku Kyuhyun dan Yesung oppa. Salam aja ya buat mereka semua.” kata Dini tersenyum, senyum yang dipaksakan tentunya.
“Tapi, kita jadi nonton kan besok? Kamu ikut kan?” tanyaku lagi. Dia hanya menganggukkan kepalanya.
Ting.. Tong.. Ting.. Tong..
Bel rumah Dini berbunyi. Ah, sepertinya itu orang yang menjemputku untuk bertemu Donghae oppa.
“Kayaknya itu orang yang ngejemput kamu deh Fan.” kata Dini.
“Iya, aku berangkat dulu ya.. Bye..” kataku melambaikan tangan dan pergi.
Fani’s POV End
Dini’s POV
Aku menatap kepergian Fani dengan tatapan kosong. Sungguh, aku ingin sekali ikut dengannya untuk bertemu oppadeul. Tapi aku tidak bisa. Aku masih terlalu takut untuk bertemu dengan Yesung dan Kyuhyun oppa. Aku meraih PSP ku, dan melanjutkan bermain game yang tadi sempat tertunda. YOU LOSE! Entah sudah keberapa kalinya kalimat itu tertera dengan jelas di layar PSP ku. Aaarrrrrrggggghhhh! Kenapa aku jadi tidak fokus seperti ini? Aku mengacak rambutku frustasi. Aku melempar PSP ku ke atas meja makan lalu berkali-kali mengusap wajah dengan kedua tanganku. Dan tanpa ku sadari air mataku jatuh, aku segera mengahapusnya. Tapi air mataku jatuh dan jatuh lagi, bahkan semakin deras akhirnya aku mengalah dan membiarkan air mataku jatuh membanjiri kedua pipiku. Aigoo, apa yang harus aku lakukan? Aku benar-benar bingung! Aku berlari menuju kamarku dan menghempaskan tubuhku di ranjang. Menutup wajahku dengan bantal, aku menangis sejadi-jadinya di balik bantal. Aku benar-benar bingung, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan pada Kyuhyun oppa? Dan aku harus bersikap bagaimana jika aku bertemu dengan Yesung oppa? Ya tuhan, aku benar-benar bingung!
Dini’s POV End
Author’s POV
Sesampainya di MEIS, Fani langsung disambut oleh namjachingunya. Siapa lagi kalau bukan Lee Donghae.
“Chagiya..~” panggil Donghae lalu menghampiri Fani dan memeluk gadis itu.
“Bogoshipeo chagi, jeongmal bogoshipeo..~” kata Donghae mempererat pelukannya. “Ya! Chagi! Apa kau tidak merindukanku? Kenapa kau tidak membalas pelukanku, humm?” tanya Donghae, dan membuat Fani tersadar dari keterkejutannya.
“Ah, ne. Nado bogoshipeo oppa..” kata Fani membalas pelukan namjachingunya. “Mianhae oppa, aku tadi terkejut melihatmu langsung memelukku, jadi aku gugup. Mian oppa..~” jelas Fani lalu melepaskan pelukannya, tapi dicegah oleh Donghae.
“Andwe..!! Jangan lepaskan dulu pelukanmu, aku masih merindukanmu chagiya..” kata Donghae manja lalu mempererat pelukannya, membenamkan wajahnya di pundak Fani.
“Ehm.. Ehm.. Ehm..” terdengar suara deheman(?) seseorang. Sontak Fani dan Donghae melepaskan pelukan mereka, dan menjaga jarak masing-masing sambil menundukkan wajah mereka.
“Eh, ternyata kau Hyung..” kata Donghae setelah melihat orang yang berdehem tadi yang ternyata adalah Leeteuk yang sedang bersama Ryeowook disampingnya.
“A..Annyeong oppa..” sapa Fani kikuk.
“Annyeong Fani-ah… Ya! Hae-ya! jadi ini yang membuatmu selalu merengek pada manajer hyung untuk memajukan jadwal kita berkunjung ke Indonesia, humm?” goda Leeteuk sambil tersenyum menunjukkan lesung pipinya. Donghae hanya bisa menundukkan wajahnya dan mengusap tengkuknya salah tingkah.
“Jangan malu-malu seperti itu Hae, aku bisa memakluminya. Tapi kumohon pada kalian, bermesraanlah pada tempatnya. Disini masih ada anak dibawah umur, yang belum pantas melihat adegan kalian tadi.” kata Leeteuk melirik Ryeowook yang ada disampingnya.
“Ya! Hyung! Aku bukan anak kecil! Enak saja kau berkata seperti itu!” kata Ryeowook tidak terima.
“Leeteuk hyung tidak bilang kau anak kecil Wookie, dia hanya bilang kau anak dibawah umur!” kata Donghae terkekeh, sedangkan Ryeowook hanya bisa cemberut mendengar ejekan dari kedua hyungnya.
“Fani-ya, apa kau datang sendiri? Kau tidak mengajak sepupumu kemari?” tanya Ryeowook.
“Hmmm.. Ne. Aku sendiri kesini.” jawab Fani.
“Ah, sayang sekali. Padahal aku ingin menanyakan beberapa resep masakan Indonesia kepadanya, sebagian dari hyung-hyungku menyukai masakan Indonesia. Apa dia sedang sibuk?” tanya Ryeowook.
“Jinjja? Ah, ani. Dini sedang tidak sibuk, dia hanya….”
“Apa dia juga sedang galau seperti uri Kyuhyunnie dan Yesungie?” tanya Leeteuk memotong ucapan Fani.
“Kau mengetahuinya oppa?”
“Ne, aku tahu semuanya Fani-ya. Aku sudah mendengarnya dari namjachingumu ini.” kata Leeteuk melirik Donghae.
“Ah, ne oppa. Dia sedang bingung sekarang. Dia bilang dia belum siap untuk bertemu kalian, Eh, ani! Maksudku Yesung dan Kyuhyun oppa. Tapi, dia janji akan menonton konser kalian bersamaku besok.” jelas Fani. Leeteuk dan Ryeowook hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Fani.
“Oppa, ini aku membawakan cemilan khas Indonesia untuk kalian, semoga kalian suka.” kata Fani, lalu memberikan plastik berisi makanan pada Leeteuk.
“Ah, gomaweo Fani-ya..” kata Leeteuk. “Kami ke dalam dulu ne? Kalian lanjutkan saja mengobrol.” sambung Leeteuk lalu menarik Ryeowook untuk pergi.
Sepeninggal Leeteuk dan Ryeowook, Donghae menarik Fani untuk duduk di sebuah sofa yang ada disana.
“Chagi, kau akan menonton konserku nanti malam kan?” tanya Donghae, menatap lekat wajah yeoja yang sangat ia rindukan, sambil menggenggam kedua tangan yeoja itu, seolah dia memang benar-benar tidak ingin melepas yeojanya itu walaupun hanya 1 detik.
“Mian oppa, jeongmal mianhae.. Aku tidak bisa menonton konsermu malam ini. Aku tidak tega meninggalkan Dini yang sedang terpuruk sendirian, dan aku juga tidak bisa memaksanya untuk menemaniku. Kau tahu? Hanya mendengar nama Kyuhyun dan Yesung oppa saja dia sudah sangat gelisah, apalagi jika bertemu dengan mereka? Dia masih terlalu bingung dengan perasaannya sendiri. Tapi aku janji akan menonton konsermu besok siang oppa, mianhae oppa?” jelas Fani pada Donghae, menundukkan kepalanya.
“Ne, gwenchana chagi.. Aku mengerti kau sangat menyayangi sepupumu itu. Dia juga sudah seperti yeodongsaeng kami di SJ setelah kau. Leeteuk hyung dan Ryeowook bahkan sangat menyayangi Dini.” jawab Donghae tersenyum lalu mengelus kepala Fani lembut.
“Gomaweo oppa..” kata Fani sambil tersenyum dan menatap kembali namjachingunya.
“Ne, cheonman chagi..” kata Donghae lalu menarik Fani ke dalam pelukannya, memeluknya erat.
“Oppa, jangan seperti ini lagi. Bagaimana jika ada yang melihat kita? Aku malu oppa.” kata Fani hendak melepas pelukan Donghae, tapi lagi-lagi dicegah Donghae.
“Biarkan saja, aku tidak peduli! Chagi, aku masih sangat merindukanmu. Kumohon biarkan aku memelukmu seperti ini 5 menit saja, ne?” pinta Donghae dengan nada memelas.
“Baiklah kalau begitu..” jawab Fani lalu membalas pelukan Donghae.
Author’s POV End
Donghae’s POV
Aku memeluknya erat, membenamkan wajahku di pundaknya. Sungguh aku sangat, sangat, sangat merindukannya. Ya, merindukan yeojaku, siapa lagi kalau bukan Fani. Lama kami terdiam dalam posisi seperti ini, berpelukan. Sibuk melepas rindu masing-masing. Lalu tiba-tiba, sesuatu muncul di pikiranku.
“Chagi, aku tau bagaimana caranya agar aku tidak merindukanmu lagi?!” kataku melepaskan pelukanku. Ku lihat ada perubahan di wajahnya, matanya membulat, sepertinya dia terkejut mendengar ucapanku, hahaha.. Lihat! Wajahnya sangat lucu. Aissh, bagaimana bisa Fani-ya wajahmu selucu itu? Bahkan mengalahkan Mr. King aegyo, Sungmin hyung!
“Memangnya apa oppa?” tanyanya.
“Bagaimana jika kau ikut denganku? Kau sedang libur kan? Lagi pula jadwalku setelah ini pulang ke Korea, lalu ke Tokyo. Jika kau ikut denganku, otomatis aku tidak akan merindukanmu lagi, karna kau akan terus berada disisiku. Eotte, humm?” jelasku padanya, kulihat dia bernafas lega, hahaha.. Chagi~, kenapa kau terlihat khawatir seperti itu? Bunuh aku jika aku sampai menyia-nyiakan yeoja sepertimu!
“Aissh oppa, aku tidak mungkin ikut denganmu. Saat kau pergi ke Tokyo, aku sudah masuk kuliah, lagi pula setelah itu kau akan melanjutkannya dengan SMTOWN WORLD TOUR kan oppa? Jadi, aku tidak bisa ikut denganmu, mian oppa..” katanya mengelus-ngelus pipi kananku dengan ibu jari nya sambil tersenyum. Deg! Ada apa dengan jantungku? Kenapa berdegup tidak beraturan seperti ini ketika Fani menyentuh pipiku? Aissh, Lee Donghae dia itu yeojamu, ingat YEOJAMU! Kenapa kau masih saja gugup, ketika dia menyentuhmu? Ah molla, mungkin karena aku sangat mencintainya. Aku membalas senyuman Fani, lalu menundukkan wajahku. Tiba-tiba salah seorang official menghampiri kami.
“Nona, sepertinya anda harus pulang sekarang. Di luar sudah banyak sekali ELF berkumpul, mungkin akan bertambah banyak. Dan itu akan membuat kami kesulitan membawa anda keluar dari sini, tanpa sepengetahuan para ELF.” jelas orang itu. Aissh, nada bicaranya seperti dia mengusir Fani, apa dia tidak tahu dia sedang berbicara dengan siapa, huh?! Dia itu calon istriku, pabo!
“Ah, ne. Aku akan keluar sebentar lagi..” jawab Fani, orang itu mengangguk dan meninggalkan kami berdua.
“Kau dengarkan oppa, aku harus pulang sekarang. Aku tidak ingin di cerca oleh ELF, terutama ‘Fishy’!” katanya. Aku menariknya lagi ke dalam pelukanku, memeluknya erat. Aigoo..~ aku benar-benar tidak ingin melepasnya.
“Bukannya itu bagus chagi. Jika ELF diluar tambah banyak, kau tidak akan bisa pulang dan akan terus bersamaku disini.” rengekku.
“Aissh oppa, kau ini kenapa jadi manja sekali? Kau tidak boleh seperti ini oppa, kau itu sudah dewasa! Ingat umurmu!” katanya terkekeh. Aku tidak memperdulikan candaannya, aku mempererat pelukanku, membenamkan wajahku di pundaknya.
“Oppa, aku harus pulang sekarang..” katanya memohon sambil mengelus-ngelus punggungku.
“Hmmm…” aku hanya bergumam mendengar ucapannya.
“Oppa..~” panggilnya lagi. Aku melepas pelukanku, lalu mencium keningnya lembut dan lamaaa sekali. Ku letakkan kedua tanganku dipipi imutnya.
“Jaga dirimu baik-baik, aku akan selalu merindukanmu. Saranghaeyo chagi…~” ucapku menatap lekat wajahnya.
“Na do saranghaeyo oppa..~” jawabnya sambil tersenyum. Aku melepaskan tanganku yang ada dipipinya, dia mengambil tasnya. Tiba-tiba.. Chuupp~.. Dia mencium pipi kananku kilat dan pergi dari hadapanku. Aku terkejut dan memegang pipiku yang baru saja dia cium. Aigoo Fani-ya, jika kau terus seperti ini, aku akan semakin berat untuk meninggalkanmu.
Donghae’s POV End
Fani’s POV
Sesampainya di rumah, aku langsung menuju ke kamar Dini untuk menceritakan yang baru saja aku alami hari ini. Ah, hari ini begitu indah! Kulihat pintu kamar Dini sedikit terbuka. Aku pun masuk tanpa permisi. Dan mendapati Dini sedang berdiri di dekat jendela kamarnya, menatap kosong ke luar. Dia tidak menyadari kehadiranku, bahkan saat aku sudah berada di hadapannya! Aku jadi tidak tega untuk bercerita padanya. Aigoo, apa yang dilakukan kedua namja itu, hingga membuat sepupuku yang dulu ceria dan hyperactive menjadi pemurung seperti ini? Aku menyentuh pundaknya, dia menoleh dan tersenyum padaku. Senyum yang sangat dipaksakan. Omo! Lihat, matanya sembab!
“Dini-ya, neo gwenchana?” tanyaku hati-hati.
“Apa aku terlihat sangat menyedihkan, sehingga kau bertanya seperti itu, humm?” dia malah berbalik bertanya kepadaku. Aissh, kau memang terlihat sangat menyedihkan Dini-ah. Lihat saja dirimu, penampilanmu sangat berantakan, mukamu kusut, matamu sembab, apa itu terlihat tidak menyedihkan, huh!? Dia tersenyum lagi ke arahku, senyumannya tidak kalah menyedihkan dari penampilannya, lalu kembali menatap kosong ke luar jendela.
“Apa kau sudah makan?” tanyaku lagi. Aku yakin yang dia lakukan seharian ini hanyalah mengurung diri di kamar dan menangis. Dia menggeleng lemah. Aigoo, kau ini pabo sekali Dini-ya! “Jangan menyiksa dirimu seperti ini, itu tidak akan menyelesaikan masalah!” kataku dengan nada agak tinggi. Jujur, aku sangat mengkhawatirkan keadaannya saat ini. Dia kembali menoleh ke arahku, menundukkan wajahnya, dan tak berapa lama, aku mendengarnya terisak. Ah, apa perkataanku barusan menyinggung perasaannya? Aku memeluknya, mengelus lembut rambutnya, mencoba untuk membuatnya tenang. Dia menangis hebat di pundakku.
“Fani-ya, aku bingung. Apa yang harus aku lakukan? Aku.. Aku tidak mau menimbulkan perpecahan diantara mereka. Tapi, aku tidak bisa membohongi perasaanku, aku juga mencintai salah satu dari mereka. Eottohke Fani-ya?” katanya masih terisak.
Aku melepas pelukanku, menghapus air mata yang mengalir di pipinya.
“Apa kau sudah membuat keputusan?” Dini mengangguk menjawab pertanyaanku. Aku tersenyum melihat jawabannya.
“Apapun keputusanmu, aku yakin mereka pasti akan mengerti. Uljima.. Kau terlihat jelek sekali ketika sedang menangis..” dia tersenyum, dan aku pun membalas senyumannya.
Fani’s POV End
(Keesokan Harinya)
Dini’s POV
Aku melihat bayangan diriku dicermin. Aku memang benar-benar terlihat sangat menyedihkan. Mataku bengkak dihiasi dengan lingkaran hitam, dan mukaku sangat kusut. Aku memang tidak bisa tidur semalaman memikirkan keputusanku yang akan aku katakan pada Kyuhyun oppa hari ini. Semoga yang di katakan Fani kemarin benar. Semoga dia bisa mengerti dengan keputusanku. Aku berusaha tampil senormal mungkin, aku tidak ingin terlihat menyedihkan di mata oppadeul.
“Apa kau sudah siap?” tanya Fani. Aku menganggukkan kepalaku mengiyakan. Fani tersenyum padaku. Saat ini aku sudah berada di dalam mobilku bersama Fani. Tentu saja dia yang menyetir, aku tidak mungkin menyetir dengan keadaan seperti ini. Entahlah aku juga tidak tau, aku siap atau tidak untuk bertemu dengan mereka, maksudku dengan Kyuhyun dan Yesung oppa. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya setelah aku mengatakan keputusanku pada Kyuhyun oppa. Jantungku berdesir saat mobilku memasuki pelataran parkir di MEIS. Ah, ada apa dengan jantungku? Tenang Dini, tenang! Yang harus kau lakukan adalah duduk manis dan menikmati konsernya, hanya itu!
“Sudah sampai. Kajja kita turun.” ajak Fani padaku. Aku pun melepaskan seatbelt ku lalu turun dari mobil dan berjalan mengekor di belakang Fani.
Saat ini aku sudah berada di dalam MEIS dan sedang duduk di bangku penonton bersama Fani. Aku dan Fani duduk di kelas VVIP. Ku lihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 13.55 dan itu berarti 5 menit lagi konser akan segera di mulai. Jantungku lagi-lagi berdesir hebat. Ya tuhan, tenangkanlah diriku..~
Dini’s POV End
Author’s POV
Konser pun dimulai. Kini ke 9 namja tampan itu tengah beraksi di panggung yang megah disoroti banyak lampu berwarna-warni dengan sapphire blue ocean di depannya. Penampilan mereka sangat memukau, membuat para ELF tidak berhenti berteriak histeris meneriakkan nama bias masing-masing. Tidak terkecuali Fani, dia juga ikut terbawa suasana, dia teriak-teriak sambil sesekali menggoyangkan badannya. Tapi Dini yang ada di sampingnya hanya duduk dengan tatapan kosong. Mungkin jika hatinya sekarang tidak sedang kalut dia juga akan sama seperti Fani dan ELF yang lainnya. Dan sekarang tiba giliran sang Leader solo, memainkan saxophone, piano dan menyanyikan lagu She (readers yang nonton SS4 pasti lebih tahu deh gimana yang sebenernya, soalnya author sendiri gak nonton konsernya kekeke…) membagi-bagikan bunga mawar secara acak pada ELF yang berada di kelas festival, lalu menyisakan satu mawar untuk ia berikan secara langsung pada salah satu ELF yang beruntung. Sang leader berjalan diantara para ELF, semua ELF berteriak-teriak histeris saat sang Leader berjalan di depan mereka. Sang leader terus berjalan ke arah ELF yang duduk di kelas VVIP.
“Dini-ya, Leeteuk oppa berjalan ke arah kita..!” kata Fani sedikit teriak tepat di telinga Dini.
“Aissh, tidak usah teriak-teriak seperti itu! Kau ini seperti belum pernah bertemu dengannya saja!” jawab Dini ketus sambil menjauhkan dirinya dari Fani.
“Dia semakin dekat Dini-ya..~!” teriak Fani lagi, kali ini sambil mengguncang-guncangkan tubuh Dini. Dini hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sepupunya itu.
Dan akhirnya Leeteuk berhenti di depan seorang gadis, yang tak lain dan tak bukan adalah Dini. Leeteuk mengakhiri lagunya, lalu memberikan bunga itu pada Dini. Dini yang melihat itu hanya bisa diam karena terkejut, begitupun dengan Fani yang ada di sebelahnya. Dini menerima mawar itu lalu Leeteuk memeluknya. Dini yang masih sibuk dengan keterkejutannya hanya bisa menerima perlakuan Leeteuk padanya. ELF yang lainnya hanya bisa berteriak histeris melihat Leeteuk memeluk Dini.
“Kami semua sangat merindukanmu.” kata Leeteuk masih dalam posisi memeluk Dini.
“Ne oppa. Aku juga sangat merindukan kalian..” jawab Dini.
“Kau merindukan kami semua, atau merindukan uri Yesungie dan Kyuhyunnie?” Tanya Leeteuk dengan nada menggoda. Dini terkejut mendengar ucapan Leeteuk, dia tidak dapat berkata-kata. “Kami tunggu kalian berdua di backstage.” Sambung Leeteuk lagi, lalu melepas pelukannya membungkukkan badannya sambil tersenyum lalu pergi.
“Kau tahu? Kau adalah yeodongsaeng kesayangan Leeteuk oppa.” kata Fani berbisik di telinga Dini. Dini menoleh ke arah Fani dan tersenyum kepada Fani. Konser pun berlanjut, kesembilan namja itu tidak henti-hentinya membuat semua ELF terpesona dan berteriak histeris melihat setiap penampilan mereka.
Akhirnya tiba saatnya Super Junior memberikan kejutan untuk para ELF. Salah satu member akan mengajak ELF yang membuatnya terpesona ke panggung. Dan kali ini giliran si evil magnae yang akan memberikan kejutan untuk para ELF. Semua member sudah berada di panggung dan membalikkan badan mereka ke arah belakang panggung, sedangkan si evil magnae sedang berjalan ke arah penonton untuk mencari satu orang ELF yang membuatnya terpesona. Kyuhyun berjalan ke arah ELF yang ada di kelas festival, semua ELF yang ada di kelas itu berteriak histeris sambil berharap-harap cemas dan ada juga yang berdoa agar di pilih oleh si evil magnae. Tapi ternyata Kyuhyun tidak berhenti disana, dia melanjutkan berjalan ke arah ELF yang berada di kelas VVIP.
“Kyuhyun oppa kesini!” kata Fani dengan mata yang berbinar.
“MWO!?” jawab Dini dengan mata membulat. Dini terkejut mendengar ucapan Fani. Lantas dia memejamkan mata dan berdoa agar Kyuhyun tidak melihatnya dan melewatinya begitu saja. Tapi sayang doanya kali ini tidak terkabul. Kyuhyun ternyata menghampiri Dini lalu mengenggam tangan Dini. ELF lagi-lagi berteriak histeris melihatnya. Dini yang merasakan sentuhan di tangannya lalu membuka matanya dan terkejut melihat Kyuhyun saat ini ada di hadapannya sambil tersenyum manis sekali.*semut juga diabetes ngeliatnya, saking manisnya tuh senyuman si oppa! Readers: apaan sih thor? PLAAKK! Abaikan*
“Kajja, ikut aku!” Kyuhyun mengajak Dini untuk ikut ke panggung bersamanya, Kyuhyun berjalan sambil menggenggam tangan Dini. Dini sangat terkejut melihat perlakuan Kyuhyun terhadapnya, dan hanya bisa menurutinya. Lagi-lagi ELF hanya bisa berteriak histeris. -_-“
Sesampainya di atas panggung, Kyuhyun menggenggam kedua tangan Dini erat dan menatap wajahnya lekat. Membuat ELF berteriak histeris lagi. =.=
“Oppa..~” panggil Dini dengan tatapan meminta penjelasan. Kyuhyun mengangguk sambil tersenyum.
“Ne, aku ingin kau memberikan jawabannya sekarang. Apa perlu aku mengatakannya lagi?” kata Kyuhyun yang tatapannya tidak pernah lepas dari gadis yang ada di hadapannya. ELF yang melihat mereka di panggung sedang mengobrol terlihat bingung. Kecuali Fani, dia tersenyum melihat Dini dan Kyuhyun. ‘Akhirnya masalah ini akan segera berakhir. Dan sepupuku akan kembali seperti dulu.’ Gumam Fani dalam hati.
“Saranghaeyo Dini-ya, jeongmal saranghaeyo..~” kata Kyuhyun lalu menarik Dini ke dalam pelukannya. ELF yang melihat Kyuhyun memeluk Dini lagi-lagi berteriak. Kyuhyun melepas pelukannya, menggenggam erat kedua tangan Dini. “Eotte? Apa kau mau menjadi yeojachingu ku?” tanya Kyuhyun.
“Oppa aku……”
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar