Sabtu, 24 Desember 2011

JunEonnie (Prolog)

Title :
JunEonnie
Author :
JunEonnie
Main Cast :
Fani / JunEonnie
Yong Junhyung (B2ST/BEAST)
Support Cast :
Son Joon [OC]
Rating :
AG
Genre :
Love/friendship, life
Length :
Chapter
Ps :
Ini baru prolog, aku gak tau kapan bakal publish part 1-nya. Kalo di Site Stats banyak yang baca, mungkin aku bakal publish part 1-nya ‘agak’ cepet.

FF JunEonnie ini ceritanya tentang dunia hiburan. Sebelumnya aku minta maaf kalo mungkin kegiatan asli dunia hiburan agak beda sama yang aku ceritain. Maklum, aku kan bukan artis,,hehe…

Oh iya, karena ini masih prolog, aku belum munculin si Junhyung. Disini baru perkenalan si tokoh ‘JunEonnie’ aja.

Sebelum baca ni ff, pastiin kondisi fisik sehat ya! Soalnya kalo udah baca ff ini kemungkinan efek sampingnya bakal pusing-pusing, mual, pingin muntah, pingin banting laptop, dll. Dan kemungkinan gak pingin baca ni ff sampe 2 kali.

Happy reading^^


Fani’s POV

“KYAAA…!!”

“JunEonnie..!!”

“Itu mobil JunEonnie..!!”

“We love you JunEonnie!!!”

“Aaa..JunEonnie….!!”

“Bernyanyilah untuk kami!!”

“JUNEONNIEEE..!!”

Itu hanya sebagian kecil dari teriakan fansku yang kudengar dari dalam mobil. Haahhh…mereka mencintai JunEonnie, bukan aku. JunEonnie hanyalah sisi lain dari diriku. Sampai saat ini aku masih yakin tak ada yang mengenal jati diri JunEonnie yang sebenarnya. Hanya aku, PresDir JE Entertainment, dan Son Joon, anak PresDir sekaligus managerku yang tahu. Aku sedikit menyesal dengan keputusanku ini. Aku tidak menyangka menjadi idola akan seberat ini. Apalagi identitasku disembunyikan.

“Oppa, kapan semua ini akan berakhir?” tanyaku untuk yang kesekian kalinya. Aku berharap jawaban kali ini akan berbeda.

“Jawabannya masih tetap sama. Tanyakan hal itu pada appa-ku.” jawabnya.

“Tapi aku tak tahu kapan orang-orang berhenti mengidolakanku lagi, oppa.”

“Pikirkan itu nanti. Kita sudah sampai. Cepat pakai lagi jubah, masker, dan sarung tanganmu!”

Tanpa pikir panjang aku langsung memakai jubah hitam, sarung tangan putih, dan masker putih setengah mukaku. Tiga benda itulah yang menjadi ciri khas JunEonnie.

Masih bingung siapa aku sebenarnya? Baiklah, sebelum melanjutkan cerita, aku akan memperkenalkan diriku dulu.

Namaku Fani Yunisa. Bukan nama orang Korea? Memang. Nama ini pemberian kakek dan nenekku yang memang berdarah asli Indonesia. Entah kenapa appa dan eomma menyetujui nama ini. Padahal orang tuaku dan aku warga asli Korea.

Orang tuaku meninggal saat aku masih duduk di bangku SMA kelas 1. Sejak orang tuaku meninggal, aku tinggal di rumah tetangga sampai kelas 3 SMA dan mendapat pekerjaan sebagai office girl di JE Entertainment. Aku mengontrak sebuah rumah kecil di pinggiran kota. Tak ada pilihan lain, orang tuaku tak punya saudara di Korea. Aku terpaksa hidup sendiri, sampai kesempatan itu datang.

Dulu, aku bukan tipe orang yang suka menyanyi. Mendengarkan musik pun kadang-kadang. Sampai saat aku tinggal dengan tetanggaku, aku mulai menyukai musik. Tetanggaku itu sering sekali memutar lagu-lagu Ballad. Mulai saat itu aku suka menyanyi, tapi hanya saat aku sedang sendiri. Aku malu jika menyanyi di depan orang lain karena suaraku yang jelek. Tapi saking seringnya aku menyanyi, kualitas suaraku semakin membaik. Sampai tiba saatnya Joon oppa mendengarkan suaraku saat menyanyi.

Malam itu aku masih berada di kantor, tepatnya di ruang rekaman. Karena tak ada siapa-siapa dan merasa bosan, aku pun menyanyikan lagu Lee Bo Ram yang menjadi soundtrack drama “Full House”. Sampai aku tidak sadar bahwa seseorang mengawasiku dari luar ruangan.

Ya, orang itu adalah Joon oppa. Dia langsung merekomendasikanku pada PresDir Son keesokan harinya. Sebenarnya aku menolak. Jujur aku tidak terlalu suka dengan sorotan kamera. Tapi Joon oppa dan appa-nya memaksaku. Kebetulan saat itu JE Entertainment sedang dalam krisis karena artis-artinya sudah mulai menghilang dari dunia hiburan.

Melihat keadaan ekonomiku yang rendah, akhirnya aku menyetujui ‘paksaan’ Joon oppa dan appa-nya itu, tapi dengan syarat tentunya.

Tahu apa syaratnya? Tentu saja tiga maskotku ini. Aku meminta agar tak ada satupun orang yang tahu tentang identitasku yang sebenarnya. Dan aku menyarankan pemakaian jubah, sarung tangan, dan masker ini. Juga nama JunEonnie yang aku sesuaikan sendiri dengan nama JE Entertainment.

Awalnya mereka menolak. Tapi dengan berbagai alasan dan keuntungan yang aku berikan, akhirnya mereka menyetujui ideku.

Aku sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi para fans kalau mereka tahu siapa aku sebenarnya. Mengetahui bintang besar seperti JunEonnie yang ternyata hanyalah seorang office girl di managemennya sendiri, tentulah akan memunculkan respon yang sangat banyak.

Kurasa cukup, kembali ke cerita.

“Kita tunggu di ruangan ini.” Joon oppa memasuki salah satu ruangan yang berlabel ‘JunEonnie’s Room’. Ruang ini tak sama dengan ruangan artis lainnya. Disini hanya ada sofa-sofa panjang, beberapa air minum botol dan makanan ringan di atas meja, AC, TV, dan kaca berukuran 2 x 1 meter.

Meja rias? Kamar ganti? Tentu saja tidak ada. Toh aku memang tidak memerlukannya. Aku hanya memakai jubah, sarung tangan, dan masker yang sama di setiap penampilan. Make up? Aku biasa merias wajahku yang tertutup setengah masker ini di mobil atau di rumah. Tentu saja aku tidak akan membiarkan orang lain merias wajahku.

“Oppa, kapan giliranku tampil?” aku melihat layar TV yang sedang menampilkan acara di gedung ini. Suara K.Will membuat bulu kudukku berdiri saking merdunya.

“Mian aku lupa. Tapi yang pasti kau tampil terakhir setelah Super Junior.”

Setelah beberapa lama menunggu, seorang produser masuk ke ruanganku. “JunEonnie, lima menit lagi giliranmu. Cepat bersiap-siap!”

Aku dan Joon oppa langsung bangkit mengikuti si produser. Terdengar beberapa bisikan dan suara kamera ketika aku melewati ruangan artis lain yang tentunya dipenuhi banyak orang. Aku langsung merapatkan jubahku dan memegang maskerku erat. Itu biasa aku lakukan jika aku melewati tempat yang cukup ramai.

“JunEonnie, hwaiting!” teriak seseorang ketika aku melewati ruang tunggu SHINee. Dari suaranya, sepertinya itu Taemin. Yang kudengar, dia adalah fans beratku.

Di penampilanku kali ini, aku menyanyikan salah satu lagu ciptaanku di album ke-3. Walaupun bukan single, tapi lagu ini cukup populer di telinga para remaja. Bahkan tak ada laguku yang tidak populer. Hampir semua laguku pernah menduduki tingkat pertama di berbagai tangga lagu. Beberapa komposer lama memintaku menyanyikan lagu-lagu mereka agar kembali populer, karena terbukti semua lagu-lagu lama yang aku nyanyikan lagi setelah di aransemen menjadi kembali digemari masyarakat.

Hanya sekedar informasi, aku tidak hanya terkenal di Korea. Nama dan lagu-lagu JunEonnie terkenal di seluruh belahan Asia, Eropa, dan juga Australia. Intinya aku sangat terkenal. Aku juga menduduki tingkat pertama “Top Searching” di mesin pencari seperti Google dan Yahoo. Banyak dari mereka mencari data tentang diriku. Tapi ajaibnya, dari sekian milliar website yang ada, tak satupun dari mereka memberikan informasi yang benar tentang identitasku. Tentu saja ini berkat Joon oppa dan appa-nya yang sangat menjaga kerahasiaanku ini.

Banyak diluar sana yang mengaku-ngaku sebagai JunEonnie. Tentu saja kesempatan itu bisa membuat mereka terkenal. Tapi sayang, para fans bisa membedakan mana JunEonnie yang asli dan yang imitasi.

“Tampilah sebaik mungkin! Hwaiting!”

“Ne.” Aku hanya bisa memberikan senyum menjanjikan padanya.



To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar